Jakarta, Insertlive –
Para pria di Korea sedang ramai menyerukan gerakan sikap antifeminis. Gerakan ini menjadi sorotan karena dinilai sangat berbeda dari yang ditampilkan dalam berbagai cuplikan film romantis maupun dalam drama Korea.
Dilihat dari unggahan di berbagai media sosial, para pria Korea dengan santai mengunggah potret dirinya yang bangga menduduki kursi khusus ibu hamil di transportasi umum. Hal itu disebutkan mereka menjadi bentuk seruan mereka sebagai antifeminis.
Selain itu, beredar pula foto seorang pria yang santai membiarkan seorang ibu hamil yang berdiri karena kursi prioritas sudah penuh. Dirunut dari sejarahnya yang dikutip melalui berbagai sumber, seruan antifeminis itu muncul pada tahun 2019 dengan sebutan ‘4B’ yang muncul pertama kali di laman Twitter (kini X).
Gerakan 4B ini merujuk pada Bihon (tidak menikah), Bichulsan (tidak melahirkan), Biyonae (tidak memiliki hubungan percintaan), hingga Bisekseu (tidak berhubungan badan).
Kemunculan gerakan itu untuk menentang sistem patriarki yang kental di Korea Selaran dengan menjadikan perempuan pada posisi yang nomor dua atau inferior. Gerakan ini muncul karena terinspirasi dari novel ‘Kim Ji Young: Born 1982’ yang dirilis tahun 2016. Novel yang dijadikan film pada tahun 2019 itu membuat banyak perempuan merasa tersentuh.
[Gambas:Twitter]
Namun, sikap berbeda justru ditunjukkan para pria Korea yang menentang soal kisah di novel tersebut. Mirisnya, para pria ini sampai menghujat seorang idol wanita saat ia membagikan momen dirinya membaca novel tersebut. Di sisi lain, Korea juga memiliki sejumlah ketimpangan gender yang membuat banyak wanita di Korea enggan menikah dan memiliki anak karena sistem sosial patriarki.
Di Korea sendiri, perempuan kesulitan mendapat promosi pekerjaan setelah mengambil cuti hamil hingga soal upah yang sedikit ketimbang para pria. Perempuan di Korea diminta untuk memilih antara karier atau anak juga keluarga. Kata lainnya, perempuan di Korea diminta untuk menjadi ibu rumah tangga yang tak perlu bekerja dan tahu bagaimana kondisi di luar rumah.
Selain itu, tingginya biaya hidup termasuk pendidikan di Korea menjadi faktor lain. Mirisnya lagi, kebijakan antifeminis itu didukung oleh Presiden Korea, Yoon Suk Yeol. Ia sempat viral karena kontroversinya menyuarakan kebijakan dan retorika antifeminis dalam kampanye. Hal itu membuat Yoon sempat dituding memanipulasi pembagian gender demi mendapat dukungan dari pemilih kaki-laki.
Dikutip dari situs Wikipedia, antifeminis merupakan suatu istilah yang ditujukan pada penentangan terhadap beberapa atau seluruh bentuk feminisme. Penentangan ini merujuk pada bentuk dari berbagai masa serta budaya. Antifeminis ini didasari dari kepercayaan bahwa teori patriarki feminis serta ketidakmajuan wanita dalam masyarakat yang sekalu dilebihkan hingga tertindasnya kaum pria.
(dis/dis)