Jakarta, Insertlive –
Mahkamah Agung Venezuela menjatuhkan denda senilai US$10 juta atau sekitar Rp162 miliar kepada TikTok usai sebuah tantangan viral di media sosial tersebut mengakibatkan kematian pada tiga orang anak.
Media sosial asal China itu dituduh telah gagal mengendalikan penyebaran tantangan viral yang diduga menjadi penyebab kematian tiga orang anak di Venezuela. Keputusan ini dikeluarkan Mahkamah Agung Venezuela pada Senin, 30 Desember 2024 lalu.
Melansir dari CNN Indonesia, Kamis (2/1) Hakim Tania D’Amelio menyebut TikTok memiliki waktu delapan hari untuk dapat membayar denda tersebut kepada Komisi Komunikasi Nasional Venezuela, atau disebut Conatel.
Pengadilan Venezuela menjelaskan bahwa denda yang dibayar akan digunakan negara untuk memberikan kompensasi bagi tiga anak yang tewas akibat tantangan viral yang ramai dibagikan di TikTok.
Tak hanya itu, Hakim Tania D’Amelio juga menuntut TikTok untuk membuka kantor di Venezuela sebagai perwakilan mereka. Meski demikian, pihak pengadilan Venezuela tidak menyebutkan secara spesifik soal konsekuensi yang harus dihadapi TikTok jika tidak memenuhi putusan tersebut.
Menuntut pertanggungjawaban TikTok atas kematian tiga remaja, D’Amelio tidak memberikan rincian atau merujuk pada kasus tertentu. Ia hanya mengatakan bahwa sudah ada tiga anak remaja yang meninggal akibat tantangan viral, serta banyak orang yang terkena dampak tantangan ini.
“TikTok belum menerapkan langkah-langkah yang diperlukan dan memadai untuk mencegah penyebaran publikasi, yang isinya menyinggung apa yang disebut sebagai tantangan viral, yang melanggar sistem hukum di Venezuela,” bunyi isi putusan yang dibacakan oleh Hakim Tania D’Amelio, dikutip Kamis (2/1).
Sebelumnya, Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengatakan bahwa setidaknya ada dua anak yang tewas akibat mengikuti tantangan yang melibatkan menghirup zat beracun atau meminum obat untuk penderita depresi tanpa tertidur.
Keputusan menjatuhkan denda pada TikTok merupakan buntut dari permohonan yang diajukan oleh organisasi pendidikan Gerakan Bolivarian, di mana keluarga Aristóbulo Istúriz mengajukan perlindungan.
Tantangan viral itu kemudian disebut D’Amelio dapat mempengaruhi anak di bawah umur secara psikologis, sedangkan permohonan perlindungan tersebut diterima Pengadilan Venezuela setelah Maduro menuntut TikTok untuk menghapus konten soal tantangan viral yang berbahaya.
Sementara Pemerintah Venezuela diketahui telah mengeluarkan pembatasan terhadap platform media sosial. Maduro bahkan mengumumkan pada Agustus 2024 bahwa Conatel telah menangguhkan akses ke media sosial X selama 10 hari setelah pemiliknya, Elon Musk mempertanyakan hasil pemilihan presiden pada 28 Juli 2024.
Walaupun dibatasi, banyak warga Venezuela yang masih tetap mengakses X dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk menyembunyikan alamat IP mereka. Soal denda yang dijatuhkan untuk TikTok, perusahaan itu masih bungkam hingga kini.
(Arundati Swastika/KHS)