Pendaki Brasil Jatuh di Gunung Rinjani Disebut Tak Dapat Bantuan, Ini Kata Kemenhut



Jakarta, Insertlive

Seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins dikabarkan jatuh ke dalam jurang sedalam 200 meter di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu (21/6).

Proses penyelamatan terhadap pendaki asal Brasil itu masih dilakukan oleh tim SAR, tapi terkendala oleh cuaca dan medan yang ekstrem. Selama 30 jam sejak proses penyelamatan dilakukan, pendaki itu disebut tak mendapatkan pertolongan yang semestinya.

Banyak warganet Brasil yang kemudian meninggalkan komentar di akun Instagram Presiden RI Prabowo Subianto, menuntut penyelamatan yang layak terhadap Juliana Marins.


Lewat rilis resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan keterangan soal proses penyelamatan pendaki asal Brasil itu.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menyebut pihaknya telah menangani proses penyelamatan Irma dengan serius.

Ia juga menegaskan bahwa Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni telah berkomunikasi secara langsung dengan Basarnas, Kapolda, hingga Gubernur NTB untuk proses penyelamatan Juliana Marins.

“Pak Menteri sendiri langsung berkoordinasi dengan Kepala Basarnas, Kapolda, dan Gubernur NTB untuk memastikan keselamatan proses rescue,” kata Satyawan dalam rilis itu, Selasa (24/6).

Proses evakuasi pendaki asal Brasil itu pun melibatkan banyak pihak, mulai dari Basarnas hingga relawan dari daerah setempat. Namun, penyelamatan terkendala cuaca dan medan yang ekstrem.

Juliana Marins sendiri diketahui berangkat mendaki Gunung Rinjani melalui pintu Sembalun pada Jumat (20/6) bersama dengan 12 orang lainnya. Ia diperkirakan jatuh sejauh 200 meter ke arah Danau Segara Anak keesokan harinya.

Pendaki asal Brasil itu diduga mengalami kelelahan sebelum terpisah dari rombongan pendaki dan terjatuh. Pantauan drone tim SAR menunjukkan pendaki itu berada dalam posisi tersangkut di tebing batu dalam kondisi tidak bergerak.

Penyelamatan terhadap Juliana Marins hingga kini masih dalam proses lantaran terkendala cuaca yang berubah-ubah serta medan yang sulit dilalui.

(asw/and)




Tonton juga video berikut:






Artikel aslinya

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *