Magaluf –
Magaluf sebuah wilayah yang terletak di Mallorca, Spanyol begitu terkenal di kalangan para pecandu pesta. Turis-turis yang berisik membuat warga lokal terusik.
Magaluf dijuluki sebagai kawasan yang tak pernah tertidur. Itu disebabkan karena pesta yang tak usai-usai di sini, dari pagi hingga ketemu pagi lagi.
Magaluf jadi salah satu destinasi yang paling berisik dan ramai di Eropa ketika musim panas tiba. Di setiap tahunnya, ribuan wisatawan dan utamanya kaum muda berbondong-bondong datang ke wilayah itu.
Namun sayangnya keseruan itu tak dirasakan oleh warga setempat. Banyaknya wisatawan yang datang, serta pesta yang digelar non stop sampai pagi, membuat wisatawan mabuk-mabukan tak karuan hingga meresahkan warga setempat.
Inilah yang membuat warga lokal geram dengan tabiat wisatawan yang datang. Mengutip dari Express, Sabtu (5/10/2024) seorang warga yang tinggal di Avinguda de l’Olivera, Ultima Hora, mengatakan wisatawan-wisatawan yang berisik di jalanan itu mabuk dan sangat meresahkan.
“Mereka berjalan di jalan secara berkelompok. Itu mengerikan dan kami harus menghadapinya setiap hari, kebisingan ini bisa berlangsung hingga pagi,” dia mengeluhkan.
Bukan hanya bar-bar dan resor-resor di wilayah pemukiman dan pinggiran pantai, di Magaluf juga terdapat pesta-pesta yang digelar di atas kapal. Sehingga cap pulau pesta itu melekat pada wilayah Magaluf.
Pariwisata Jadi Sumber Ekonomi, tapi Meresahkan Warga
Ketergantungan Magaluf pada pariwisata dan pesta malam membuatnya rentan terhadap berbagai tantangan. Sementara pendapatan dari wisatawan sangat penting bagi ekonomi lokal, dampak sosial dan lingkungan dari kerumunan besar tidak dapat diabaikan.
Beberapa penduduk menginginkan kebijakan yang lebih baik untuk mengatur kegiatan malam agar dapat menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal.
Sebelumnya warga di sana sempat melakukan serangkaian unjuk rasa untuk menindaklanjuti situasi meresahkan di tempat mereka, terutama memboikot wisatawan asal Inggris.
Dalam laporan Express di awal Juni, resor-resor di wilayah itu begitu sepi karena sedikit pengunjung yang datang.
Kemudian, surat kabar lokal menginformasikan bila kekhawatiran terjadi di kalangan pemilik bisnis terkait kurangnya wisatawan yang berkunjung. Walaupun sebagian bar masih terdapat pengunjung tetapi tak seperti biasanya.
Seorang pemilik bisnis di sana, Javier Barbero, mengatakan jika warga memprotes terkait kepadatan wisatawan dan kebisingan yang terjadi, kemudian hal itu berhasil.
Maka bisnis merekalah yang akan mengalami kerugian karena kurangnya pengunjung. Oleh karena itu, ia berharap ada jalan tengah yang baik.
“Kita harus memikirkan ulang model pariwisata di sini,” kata Javier.
Kebijakan yang Kurang Tegas dan Tak Menyelesaikan Masalah
Kini telah ada aturan yang diberlakukan untuk wisatawan yang berpesta di kawasan Palma, Llucmajor, dan Magaluf, juga San Antonio di Ibiza. Jika kedapatan berpesta akan dikenakan denda sebesar 500 Euro hingga 1.500 Euro.
Dengan catatan, kegiatan tersebut mengganggu kenyamanan warga setempat, serta melibatkan kerumunan, atau merusak lingkungan. Dari kebijakan tersebut, warga setempat masih merasa itu kurang tegas.
(wsw/wsw)