Kategori: Travel

  • Aksi Mendebarkan Jet Siluman F35 Australia Memecah Langit Bali

    Aksi Mendebarkan Jet Siluman F35 Australia Memecah Langit Bali




    Denpasar

    Salah satu aksi yang ditunggu-tunggu di Bali International Show adalah flying display dari pesawat jet tempur milik Angkatan Udara Australia, F35. Aksi aerobatik F35 dimulai persis pukul 09.30 WITA, Jumat (20/9/2024).

    Mata pengunjung Bali International Airshow langsung tertuju pada pesawat jet yang disebut sebagai yang tercanggih. Untuk posisi terbaik, kami diarahkan menuju area tempat pesawat Airbus A400m milik militer Jerman parkir.

    Aksi Akrobatik F35  di Langit BaliAksi Akrobatik F35 di Langit Bali (Dadan Kuswaraharja/detikcom)

    Sebelum mengudara, pilot menyalakan terlebih dulu mesin pesawat. Deru suara jet pun langsung terdengar memekakkan telinga. Hembusan panas udara jetnya terasa sampai ke tribun pengunjung yang berada lebih dari 100 meter jaraknya dari pesawat. Karena suara yang kencang, pengunjung pun berebutan mendapatkan ear plug yang dibagi-dibagi personil militer Australia.


    Aksi Akrobatik F35  di Langit BaliAksi Akrobatik F35 di Langit Bali. Jangan lupa pakai earplug (Dadan Kuswaraharja/detikcom)

    Pesawat pun kemudian melaju pelan dan akhirnya terbang. Tidak seperti pesawat komersial biasa, begitu naik, jet ini langsung terbang secara vertikal beberapa ribu kaki. Gelegar suara pun terdengar di langit Bali, apalagi setelah pilot memacu jet tempurnya. Suaranya masih terdengar tapi pesawatnya sudah menghilang ke angkasa.

    Aksi Akrobatik F35  di Langit BaliAksi Akrobatik F35 di Langit Bali (Dadan Kuswaraharja/detikcom)

    Beberapa saat kemudian, pesawat kembali lagi terlihat di langit Bandara I Gusti Ngurah Rai sambil melakukan berbagai manuver berbahaya yang bikin decak kagum, seperti terbang dalam posisi terbalik, terbang vertikal dan kemudian turun secara drastis. Sekitar pukul 10.00 WITA, pilot F35 menyudahi atraksinya dan mendaratkan pesawat. Begitu si pilot keluar, pengunjung Bali International Airshow bertepuk tangan.

    “Keren ya, kapan Indonesia punya pesawat seperti ini ya,” celoteh seorang pengunjung.

    Jet tempur siluman F-35A ini merupakan penerus pesawat jet seperti F-16 Falcon, F/A-18 Hornet. Dengan teknologi terbaru dan kemampuan siluman, jet tempur ini merupakan pesawat tempur multi-peran paling canggih di dunia.

    Pesawat ini memiliki panjang 15,7 m, tinggi 4,4 m, dan rentang sayap 10,7 m. Pesawat ini memiliki bobot kosong 13.290 kg dan bobot maksimal 29.900 kg.

    Jet tempur F35 ditenagai mesin Pratt & Whitney F135-PW-100 dengan 40.000 lb Maximum power (with afterburner) dan 25.000 lb Military Power (without afterburner). Pesawat ini mampu melaju dengan kecepatan hingga 1.960 km/jam (Mach 1.6).

    Pesawat ini bisa mengangkut bahan bakar seberat 8.278 kg. Bahan bakar itu bisa membawa pesawat tempur ini bepergian dengan jarak maksimal 2.200 km atau 1.093 km ketika dalam mode kombatan alias perang. Pesawat ini mampu terbang dengan ketinggian mencapai 15.240 m.

    Soal kemampuan, pesawat ini memiliki fitur siluman atau bisa menghilang dari radar pesawat musuh (Low Observation Stealth). Pesawat ini juga memiliki Advanced sensors, Networking and Data Fusion Capabilities, dan Helmet Mounted Sight.

    Aksi Jet Tempur F35 ini masih bisa dinikmati sore nanti dan besok, Sabtu 21 September 2024. Buat yang mau melihat aneka pesawat di sini, jangan lupa bisa mengunjunginya besok Sabtu, tiketnya tidak semahal pameran dirgantara lainnya di negara lain kok.

    Para penggemar penerbangan dan masyarakat umum dapat membeli tiket dan tiket shuttle bus melalui Loket.com yang tersedia hingga 21 September 2024. Tiket Public Day dijual dengan harga Rp 165.000, sementara tiket shuttle bus pulang-pergi dijual dengan harga Rp 111.000.

    Tersedia penawaran “Beli 5 Gratis 1” selama periode penjualan reguler. Semua harga sudah termasuk pajak, dan anak-anak di bawah usia enam tahun serta manula berusia di atas 65 tahun dapat hadir secara gratis.

    (ddn/fem)



    Artikel aslinya

  • Migrasi Besar-besaran ‘Gajah’ India Sampai di New York, Soroti Isu Lingkungan

    Migrasi Besar-besaran ‘Gajah’ India Sampai di New York, Soroti Isu Lingkungan


    Foto Travel

    REUTERS/Adam Gray – detikTravel

    Jumat, 20 Sep 2024 11:05 WIB

    New York – Pameran gajah mempromosikan ‘hidup lebih baik dengan segala bentuk alam’ telah sampai di New York, AS. Pameran menampilkan seratusan patung gajah buatan tangan.



    Artikel aslinya

  • Pilot Kita Tak Kalah Handal dengan Pilot Asing

    Pilot Kita Tak Kalah Handal dengan Pilot Asing




    Denpasar

    Aksi Tim Aerobatik Jupiter/Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI AU sukses memukau pengunjung Bali International Airshow. Ini membuktikan pilot-pilot Indonesia juga handal, tak kalah dengan pilot negara lain.

    “Jupiter ini merupakan member-member dari instruktur penerbang di TNI AU. Manuver-manuver ini kita ajarkan ke siswa sekolah penerbang. Hanya saja yang membedakan untuk JAT ini menerbangkan secara bersamaan. Sehingga JAT sebagai duta bangsa di udara, selain memberikan kesan buat dunia luar kalau Indonesia punya memiliki pilot-pilot handal yang bisa disejajarkan dengan pilot di luar negeri,” ujar Leader Jupiter Aerobatic Letkol PNB Ferdian Habibi kepada detikcom.

    Di pameran Bali International Airshow, JAT menampilkan sekitar 14 manuver yang membuat pengunjung deg-degan.


    “14 manuver yang kita latihkan yang pertama Jupiter Roll, kemudian clover leaf, eagle to arrow head loop, kemudian kita melaksanakan leader benefit, dan roll back, loop dan break off, synchro melaksanakan wheel, 4 pesawat melakukan tango to diamond loop, heart yang tanda hati itu, snake loop, solo spin oleh (pesawat) nomor 6, kesepuluh roll, five card loop, clover leaf and cascade,” dia menjelaskan.

    Leader Jupiter Aerobatic Letkol PNB Ferdian Habibi (Tim detikcom)

    Ini merupakan kali kedua Jupiter tampil di airshow internasional, setelah sebelumnya di Singapore Airshow awal tahun ini. Jupiter juga sering tampil di MotoGP dan Superbike Mandalika.

    “Setiap pelaksanaan airshow Jupiter melakukan persiapan cukup lama, sekitar 1 bulan sebelum pelaksanaan Bali Airshow ini kita pelatihan intensi di Lanud Adisutjipto Yogyakarta, yaitu home base Jupiter, bisa 2-3 kali seminggu untuk latihan,” ujarnya.

    Tantangan di setiap airshow pasti ada. Khusus di Bali, Jupiter sempat terhalang oleh kondisi cuaca yang kurang baik di awal minggu. “Di awal latihan cuaca kurang mendukung untuk ketinggian awan cukup rendah, sehingga ketika melaksanakan gladi tidak bisa full manuver seperti hari ini, alhamdulillah lancar, cuaca juga cukup baik, manuver dan tandangan lain cenderung tidak ada karena kita punya beberapa alternatif,” ujarnya.

    Mengenai airshow di Indonesia, Habibi berharap event ini bisa dilaksanakan secara reguler. “Harapannya karena di ASEAN hanya ada dua yakni di Singapura dan Langkawi, kita bisa membuat event yang sama lebih besar karena Bali adalah punya daya tarik yang luar biasa. Kami sempat ngobrol dengan tim aerobatik negara lain di Singapura, mereka juga selain ingin memeriahkan airshow, mereka juga wisata, ke depan lanjut, baik sekali setahun atau1 kali dalam 2 tahun,” dia berharap.

    Dalam waktu dekat, Jupiter akan kembali beraksi di langit Monas pada 5 Oktober di peringatan HUT TNI.

    (ddn/fem)



    Artikel aslinya

  • Gratis, Taman Pejatian di Jaksel Jadi Tempat Santai hingga Ruang Serbaguna

    Gratis, Taman Pejatian di Jaksel Jadi Tempat Santai hingga Ruang Serbaguna




    Jakarta

    Buat yang senang berburu taman di area Jakarta bisa coba datang ke taman yang berada di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Taman Pejatian memiliki beragam fasilitas yang bisa digunakan.

    Taman yang berada di pinggir Jalan Pasar Minggu itu selain bisa dinikmati oleh anak-anak karena terdapat wahana bermain, bisa juga bisa dinikmati muda-mudi untuk sejenak menikmati hari.

    Saat detikTravel berkunjung ke Taman Pejatian, Rabu (18/9/2024) taman tersebut memiliki dua bagian. Satu sisi terdapat area bermain anak dan fasilitas kebugaran, untuk sisi lainnya terdapat lapangan juga area bersantai.


    Taman Pejatian menjadi spot favorit warga sekitar untuk mengajak anak-anak mereka bermain, tentunya akses yang mudah dan tanpa dipungut biaya apapun. Tersedia wahana permainan anak seperti perosotan hingga wall climbing mini.

    Taman Pejatian, Pasar Minggu, JakselTaman Pejatian, Pasar Minggu, Jaksel (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

    Di taman ini juga terdapat ruang serba guna yang dapat digunakan oleh masyarakat. Jika ingin menggunakan ruangan itu masyarakat tinggal bersurat kepada petugas di sana.

    “Itu aula, biasanya ibu-ibu sekitar sini nih mau ada arisan datanglah ke sini minta izin,” ujar petugas keamanan, Medi kepada detikTravel.

    Penggunaan bangunan tersebut cukup bersurat dari RT dan RW setempat jika ingin menggunakan area tersebut. Dengan catatan kurang dari 30 orang, jika penggunaan lebih dari itu Medi mengatakan untuk bersurat terlebih dahulu ke Dinas Pertamanan DKI Jakarta.

    “Kalau masih di bawah 30 (orang) izin aja ke kita (petugas), tapi dengan catatan bawa surat dari RT-RW (misalnya daerah) sini. Tapi kalau di atas 30 bisa berizin dulu ke kantor,” kata dia.

    Tak ada batasan jam jika ingin menggunakan area tersebut asalkan tak ada yang akan menggunakannya lagi. Kemudian, spot lain yang bisa muda-mudi nikmati di sini adalah area rumput hijau dengan deretan bangku-bangku yang cocok buat bersantai.

    Taman Pejatian, Pasar Minggu, JakselTaman Pejatian, Pasar Minggu, Jaksel (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

    Shalfa dan beberapa temannya menjadikan taman ini untuk bersantai selepas pulang sekolah. Ia dan teman-temannya itu menghabiskan waktu di sini untuk sejenak beristirahat.

    “Ini baru pulang sekolah, (ke sini) karena tempatnya adem luas juga terus enak buat nyantai anginnya juga banyak,” ujarnya yang tengah duduk.

    Pagi dan sore hari adalah waktu yang cocok untuk berada di Taman Pejatian, karena matahari yang tidak terlalu terik. Untuk masyarakat yang ingin berolahraga pun Taman Pejatian juga punya fasilitasnya, terdapat jogging track yang bisa dijajal dan juga beberapa alat kebugaran lainnya.

    Terdapat juga lapangan multifungsi, bagi masyarakat yang berkunjung bisa mencoba semua fasilitas tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Taman Pejatian buka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Bocah 12 Tahun Tembak Beruang Karena Menerkam Ayahnya

    Bocah 12 Tahun Tembak Beruang Karena Menerkam Ayahnya




    Jakarta

    Bocah 12 tahun ini gagah berani menembak seekor beruang. Alasannya adalah ia ingin menyelamatkan si ayah.

    Mengutip BBC, Jumat (20/9/2024), ia adalah seorang anak laki-laki. Para petugas margasatwa mengatakan bahwa tembakannya pada seekor beruang hitam itu berdampak fatal.

    Kejadian beruang menyerang si ayah berlangsung di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat. Owen Beierman (12) membidik beruang tersebut ketika menerkam ayahnya saat mereka sedang berburu secara legal.


    “Owen adalah seorang pahlawan. Dia menembak beruang itu dan membunuhnya di atas tubuh saya,” ujar Ryan Beierman, 43 tahun.

    Menurut Departemen Sumber Daya Alam Wisconsin, serangan beruang itu terjadi di Siren, Burnett County, pada tanggal 6 September. Pasangan ini sedang berburu beruang hitam di dekat kabin keluarga mereka saat melihat beruang berbobot 91 kg tersebut.

    Owen menembak dan melukai hewan tersebut, yang kemudian kabur ke dalam hutan lebat. Mereka mengejar, dan ketika mereka memasuki sebuah rawa, hewan itu menerjang Beierman dari jarak sekitar 1,8 m.

    Dia mengatakan melepaskan delapan tembakan ke arah beruang hitam itu dengan pistolnya, tetapi tidak mengenai sasaran. Beruang itu menggigitnya di bagian perut, lengan, dan kakinya.

    “Saya mulai menodongkan pistol ke arahnya dan rasanya seperti menghantam tembok batu bata,” katanya kepada surat kabar itu.

    Dia menggambarkan melihat kilatan cahaya dari moncong senapan anak laki-laki itu.

    “Saya telentang dan dapat merasakan peluru menembus beruang itu,” kata Beierman.

    Dia membutuhkan jahitan untuk menempelkan kembali kulit yang robek di pipinya, serta mengalami luka tusuk di lengan dan kakinya.

    Para pejabat mengatakan, serangan beruang sangat jarang terjadi. Menurut Departemen Sumber Daya Alam Wisconsin, sembilan kejadian seperti itu dilaporkan terjadi di negara bagian tersebut antara tahun 2013 dan 2014.

    (msl/fem)



    Artikel aslinya

  • Pameran Seni Rupa Gratis, Bisa Menyaksikan Sambil Nyeruput Kopi

    Pameran Seni Rupa Gratis, Bisa Menyaksikan Sambil Nyeruput Kopi




    Jakarta

    Pameran bertajuk ‘Resonansi’ digelar di Amuya Gallery, Kemayoran, Jakarta Pusat hingga akhir September. Traveler yang berkunjung dapat menyaksikan berbagai lukisan sambil menikmati kopi.

    Pameran seni rupa tersebut diselenggarakan oleh art dealer Gaung Seni dengan menggandeng Amuya Gallery sebagai home base berdirinya pameran.

    Tajuk ‘Resonansi’ dibawakan Gaung Seni dengan menampilkan beragam karya seni rupa lintas generasi. Ada seni rupa kontemporer yang memadukan warna cerah dari pelukis milenial, ada juga karya klasik dari para old master seperti misalnya beberapa lukisan Arie Smit.


    Pameran seni rupa bertajuk 'Resonansi' oleh Gaung Seni dan Amuya Art Gallery digelar hingga 30 September 2024.Pameran seni rupa bertajuk ‘Resonansi’ oleh Gaung Seni dan Amuya Art Gallery digelar hingga 30 September 2024. (Weka Kanaka/detikcom)

    Dipadukannya lukisan lintas generasi tersebut bertujuan agar para pengunjung dapat mengetahui dan menikmati karya seni dari berbagai perspektif zaman dan tokoh.

    “Kita ingin mengenalkan ke khalayak ramai, khalayak seni rupa, bahwasanya proses perjalanan seni rupa kita (Indonesia) itu panjang banget. Nggak cuman yang ada saat ini, tapi yang ada 10, 20, 30 tahun yang lalu,” imbuh founder Gaung Seni, Yogya Priatna, kepada detikTravel di lokasi, beberapa waktu lalu.

    “Maksud kita memadukan antara pelukis muda dengan pelukis senior atau old master ini untuk memberitahu kepada kawan-kawan yang suka terhadap perupa senior bahwasanya perupa-perupa muda ini ada, karyanya bagus, dan mereka butuh support dari kita. Mereka butuh kita dorong,” dia menambahkan.

    Pameran seni rupa bertajuk 'Resonansi' oleh Gaung Seni dan Amuya Art Gallery digelar hingga 30 September 2024.Pameran seni rupa bertajuk ‘Resonansi’ oleh Gaung Seni dan Amuya Art Gallery digelar hingga 30 September 2024. (Weka Kanaka/detikcom)

    Menurut Yogya, para anak muda saat ini pun memiliki minat beragam dari seni rupa. Ada yang menikmati warna cerah dengan gaya pop art layaknya lukisan kontemporer, tapi ada juga yang gemar menikmati karya klasik dari pelukis senior ataupun legendaris.

    Sementara itu, dipilih tajuk ‘resonansi’ adalah karena mereka ingin menjadi salah satu pihak yang berperan dalam mengembangkan atau menggaungkan tren seni rupa di tanah air.

    “Resonansi itu kan gua memaknainya sebagai gaung. Gaung kan berbeda dengan gema. Kalau gema itu suara kedua ketika suara kesatu udah nggak ada. Sementara kalau gaung, suara kedua tapi suara satu masih ada. Jadi intinya masyarakat kita itu punya hubungan yang erat dengan seni budaya, termasuk seni rupa,” kata dia.

    Pameran seni rupa bertajuk 'Resonansi' oleh Gaung Seni dan Amuya Art Gallery digelar hingga 30 September 2024.Pameran seni rupa bertajuk ‘Resonansi’ oleh Gaung Seni dan Amuya Art Gallery digelar hingga 30 September 2024. (Weka Kanaka/detikcom)

    “Nah keberadaan kita di sini itu sebagai suara baru, percikan baru, kita ikut ambil tanggung jawab sebagai pelaku seni rupa di Indonesia. Agar bagaimana seni rupa ini bisa berkembang, semakin berjaya, bisa dirasakan banyak orang,” kata Yogya.

    Berkunjung ke sini, traveler nggak perlu merogoh kocek. Traveler bisa langsung mengunjungi lokasi pameran di Amuya Gallery yang terletak di lantai tiga Amuya Coffee Kemayoran. Namun, bagi traveler yang ingin menikmati ngopi-ngopi cantik atau gallery date, bisa juga menikmatinya dengan secangkir kopi.

    Selain itu, jika traveler tertarik mempelajari karya seni lebih jauh, traveler dapat mempelajarinya lewat e-katalog yang tersedia di lokasi.

    Pameran tersebut terbuka untuk umum hingga 30 September 2024. Jam buka galeri mulai pukul 9.00-21.00 WIB (Senin-Sabtu) dan pukul 12.00-21.00 WIB (Minggu).

    (wkn/fem)



    Artikel aslinya

  • KKP Segel Resor Asing Ilegal di Pulau Maratua

    KKP Segel Resor Asing Ilegal di Pulau Maratua


    Foto Travel

    ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat – detikTravel

    Jumat, 20 Sep 2024 12:30 WIB

    Kalimantan Timur – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua resor yang ada berada di Kepulauan Maratua. Kedua resor tersebut kini telah dipasang papan penyegelan.



    Artikel aslinya

  • Suasana Malam Kota Kinabalu yang Cukup Memukau

    Suasana Malam Kota Kinabalu yang Cukup Memukau



    Suasana Malam Kota Kinabalu yang Cukup Memukau



    Artikel aslinya

  • Biaya Perawatan Pintu Darurat Pesawat Ternyata Mahal, Kok Bisa?

    Biaya Perawatan Pintu Darurat Pesawat Ternyata Mahal, Kok Bisa?



    Jakarta

    Pesawat merupakan salah satu alat transportasi paling aman dan canggih saat ini. Salah satu komponen penting di dalam pesawat yang fungsinya sangat krusial adalah pintu darurat.

    Hadirnya pintu darurat dapat membantu penumpang dan kru kabin untuk keluar dari pesawat dengan cepat ketika terjadi kecelakaan. Penumpang akan berseluncur melalui slide atau balon seluncur agar bisa sampai di tanah.

    Nah, banyak yang tak tahu kalau biaya perawatan pintu darurat pesawat ternyata memakan biaya mahal. Apa alasannya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.


    Perawatan Pintu Darurat Pesawat Menelan Biaya Besar

    Maskapai penerbangan di seluruh dunia mengeluarkan biaya besar untuk berbagai hal, mulai dari avtur hingga perawatan mesin pesawat. Namun tak hanya itu, maskapai juga harus merogoh kocek untuk merawat pintu darurat.

    Mengutip CNN, maskapai wajib melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin terhadap pintu darurat sebelum terbang. Hal ini untuk memastikan pintu darurat bisa digunakan saat terjadi kecelakaan.

    Pengecekannya juga cukup rumit. Misalnya, maskapai perlu memastikan bahwa balon seluncur di pintu darurat dapat terbuka dengan baik. Selain itu, pintu darurat juga harus dicek berkala oleh pramugari sebelum lepas landa demi alasan keselamatan.

    Meski begitu, sampai saat ini belum ada maskapai yang merilis berapa biaya yang dibutuhkan untuk merawat pintu darurat secara rutin.

    Memperbaiki Pintu Darurat Juga Butuh Biaya Besar

    Meski sama-sama pintu, tetapi membuka pintu darurat pesawat, apalagi dilakukan secara tidak sengaja, bisa bikin rugi maskapai. Soalnya, pintu darurat memiliki ketentuan khusus dalam hal perawatan dan pemeriksaannya secara rutin.

    Contohnya yang terjadi pada maskapai Asiana Airlines. Mengutip The Korea Held, seorang pria berusia 30 tahun secara sengaja membuka pintu darurat pesawat sebelum mendarat di Daegu, pada 26 Mei 2023 silam.

    Pria tersebut mencoba untuk keluar dari pintu darurat ketika pesawat masih terbang. Menurut pihak berwenang, sejumlah penumpang dan pramugari berhasil menggagalkan usaha pria tersebut.

    Meski tidak menelan korban jiwa, tapi kejadian tersebut merugikan pihak Asiana Airlines. Dalam laporan terbaru, pihak maskapai harus memperbaiki pintu darurat yang menelan biaya sebesar 640 juta won atau sekitar Rp 7,3 miliar.

    Sedangkan untuk ‘menggulung’ balon seluncuran di pintu darurat pesawat saja bisa menelan biaya besar. Dilansir Simple Flying, maskapai United Airlines menghabiskan dana hingga US$ 12.000 atau sekitar Rp 182 jutaan hanya untuk mengemas ulang balon seluncuran yang terbuka.

    Jumlah Pintu Darurat Pesawat Bisa Berbeda-beda

    Menariknya, jumlah pintu darurat pesawat bisa berbeda-beda tergantung ketentuan maskapai. Sebenarnya, pabrikan memproduksi pesawat yang sama ke semua maskapai, tetapi kebutuhan maskapai dapat berbeda sesuai kondisi keuangan dan jumlah penumpang.

    Misalnya, Boeing mencatat bahwa tipe 737 MAX 9 dapat mengangkut hingga 220 penumpang. Dalam hal ini, Boeing telah menentukan jumlah pintu darurat sesuai aturan keselamatan.

    Di Indonesia, beberapa maskapai lokal memiliki kapasitas tempat duduk dalam jumlah besar agar bisa mengangkut lebih banyak penumpang. Hal itu membuat maskapai perlu menyediakan pintu darurat dalam jumlah banyak agar memudahkan penumpang jika harus dievakuasi

    Tapi lain halnya dengan di Amerika Serikat. Tuntutan dari penumpang yang ingin memiliki ruang kaki (legroom) lebih luas membuat sebagian maskapai AS memangkas kapasitas penumpang dari 220 menjadi kurang dari 190 kursi.

    Berbanding lurus dengan menurunnya kapasitas penumpang, alhasil pintu darurat pesawat juga diizinkan untuk dikurangi sesuai peraturan dari Federal Aviation Administration (FAA).

    Di AS, maskapai juga wajib mematuhi peraturan penerbangan dari FAA yang menentukan prosedur perawatan dan penugasan personel dalam penerbangan. Pihak federal akan memberikan standar minimum untuk pintu keluar darurat.

    Itu tadi penjelasan mengapa perawatan pintu darurat pesawat mahal. So, jangan main-main dengan pintu darurat ya!

    (ilf/fds)



    Artikel aslinya

  • RI Izinkan Ekspor Pasir Laut, Menguntungkan atau Justru Bikin Boncos?

    RI Izinkan Ekspor Pasir Laut, Menguntungkan atau Justru Bikin Boncos?




    Jakarta

    Keputusan Indonesia kembali membuka keran ekspor pasir laut yang sudah 20 tahun dilarang disorot. Dampak lingkungan dipertanyakan.

    Keputusan untuk membuka kembali ekspor pasir laut ditandatangani oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melalui revisi dua Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Revisi itu mencakup Permendag Nomor 20 Tahun 2024 dan Permendag Nomor 21 Tahun 2024 yang mengubah aturan tentang barang yang dilarang diekspor serta kebijakan ekspor.

    Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Isy Karim menyatakan diizinkannya kembali ekspor pasir laut itu untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut serta tindak lanjut dari usulan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).


    Jenis pasir laut yang boleh diekspor diatur dalam Permendag Nomor 21 Tahun 2024 yang merujuk pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47 Tahun 2024 tentang Spesifikasi Pasir Hasil Sedimentasi di Laut untuk Ekspor.

    Padahal, ekspor pasir dilarang sejak 2002. Saat itu, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri melarang ekspor pasir laut melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2002 tentang Pengendalian dan Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut.

    Megawati melarang ekspor pasir laut demi mencegah kerusakan lingkungan yang lebih luas, yakni tenggelamnya pulau kecil.

    Pada Selasa (17/9), Presiden Joko Widodo menyebut ekspor pasir laut tersebut untuk hasil sedimentasi di laut, bukan pasir laut.

    “Sekali lagi, itu bukan pasir laut ya. Yang dibuka itu sedimen, sedimen yang mengganggu alur jalannya kapal. Sekali lagi bukan, kalau diterjemahkan pasir, beda lho ya,” kata Jokowi di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, kemarin.

    Ketua Umum Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan Seluruh Indonesia Dr. Suyud Warno Utomo, M.Si. yang juga dosen Sekolah ilmu Lingkungan UI sekaligus manajer penelitian dan kerja sama pusat penelitian SDM dan Lingkungan UI, mempertanyakan apakah peraturan itu dibuat melalui kajian yang komprehensif atau menyeluruh untuk ekspor pasir laut atau pun sedimentasi.

    “Yang pertama, mestinya sebelum diimplementasikan, dikaji lebih dulu dampak lingkungan secara detail, kajian amdal, dan menimbang kerusakan lingkungan. Jangan salah, pasir di pantai itu jangan dilihat pasirnya, tetapi di sanalah habitat banyak biota laut dan terumbu karang. Ekosistem bisa terganggu,” ujar Suyud.

    “Kalau memang itu sedimentasi, yang merupakan hasil endapan hasil aktivitas dari pertanian, perkebunan, pembangunan gedung dan rumah, dan apapun itu memang perlu dikeruk. Tetapi, sedimentasi juga diperlukan untuk media tumbuh mangrove. Makanya, baik itu pengerukan pasir laut atau sedimentasi sama-sama dibutuhkan kajian amdal dan tematik,” kata Suyud.

    Suyud khawatir jika kajian mendalam tidak dilakukan potensi kerusakan alam yang diderita justru lebih besar ketimbang keuntungan ekonomi yang didapatkan. Dia mengaitkan dengan biaya pengawasan yang harus dilakukan pemerintah selama pengerukan pasir dilakukan.

    “Di satu sisi saya paham pemerintah butuh meningkatkan ekonomi, namun keputusan itu betul-betul bisa mendatangkan keuntungan atau justru sebaliknya, bikin boncos di belakang? Untuk operasional pengerukan sampai ekspor memang ditangani oleh perusahaan yang mendapatkan proyek itu, namun pengawasannya bagaimana?

    “Aktivitas itu dilakukan di laut, siapa yang akan memonitor. Kegiatan di laut itu membutuhkan biaya yang sangat besar, butuh peralatan (kapal, dll), juga diperlukan SDM yang mumpuni, SDM yang memahami laut. Sanggup tidak untuk membiayainya?” ujar Suyud.

    “Kalau enggak dipantau secara memadai, secara tepat, saya khawatir condong ada pelanggaran, tidak ada pengelolaan lingkungan dengan baik, akan asal-asalan, dan cenderung akan berupa pengawasan formalitas. Belum lagi pengelolaan lingkungan setelah pengerukan, sanggup tidak?” Bukankah justru uang yang keluar bakal lebih banyak?” ujar Suyud.

    Selain itu, Suyud juga mempertanyakan siapa saja yang bakal mendapatkan keuntungan. Dia pesimistis warga lokal bisa menikmati keuntungan dari ekspor pair laut itu. Berkaca yang sudah-sudah, nelayan justru kesulitan menangkap ikan.

    “Siapa yang akan menikmati manfaat dari ekspor itu? Betulkah negara yang akan untung atau hanya kelompok tertentu? Masyarakat lokal jangan hanya dijadikan penonton dampak pembangunan, merekalah yang harus menjadi prioritas hasil pembangunan,” kata Suyud.

    “Yang sudah-sudah, keuntungan ekonomi memang ada, namun kerugiannya berlangsung lama, kemiskinan nelayan dan masalah lingkungan berkepanjangan. Pembangunan yang dilakukan selama ini sudah banyak bikin lingkungan rusak, sudah nyata, apa masih kurang merusaknya,” ujar Suyud.

    “Saat pengerukan sudah selesai, kerugian lingkungan, kemerosotan pendapatan nelayan karena tidak bisa menangkap ikan, lingkungan rusak pasti jauh lebih panjang. Sudah begitu dampak sosial juga akan berlangsung lebih panjang. Jangka pendek bisa jadi nelayan dapat kompensasi, namun apa akan mampu terus-menerus dilakukan dan itu tidak mendidik,” Suyud menegaskan.

    Wisata Bisa Jadi Solusi Dapatkan Cuan Sekaligus Jaga Lingkungan

    Suyud menawarkan satu solusi agar pemerintah bisa mendapatkan uang tunai kendati tidak lebih cepat ketimbang ekspor pasir laut. Yakni, melalui pariwisata berkelanjutan.

    “Secara ekonomi, pertimbangan jangka pendek, wisata memang tidak lebih menguntungkan dibandingkan pasir dikeruk, tetapi memikirkannya bukan sesaat, bukan sesempit itu. Tetapi, bagaimana laut itu menjadi berdampak ekonomi jangka panjang dan masyarakat dilibatkan,” kata Suyud.

    “Pengembangan pariwisata bisa menjadi jalan untuk mengedukasi masyarakat soal lingkungan, edukasi terumbu karang. manfaat biota laut. Laut dan pasirnya jangan cuma dilihat oh ini laut, oh ini pasir, bukan seperti itu. Tetapi, di sana ada potensi obat-obatan, kecantikan, pangan, juga wisata, dll,” Suyud membeberkan.

    “Laut kita memiliki potensi non pasir yang banyak. Banyak sekali. Kita punya banyak peneliti, akademisi, referensi juga mudah dicari,” dia menegaskan.

    Kawasan yang Dikeruk

    Dikutip dari BBC Indonesia, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Doni Ismanto, mengatakan ekspor pasir laut hanya dilakukan dengan syarat kebutuhan material di dalam negeri sudah tercukupi dan tidak menurunkan daya dukung serta daya tampung ekosistem pesisir.

    Dia bersikukuh agar “pembersihan sedimentasi laut” jangan diframing sebagai kawasan pengambilan pasir. Apalagi, diasosiasikan dengan aktivitas ekspor pasir laut.

    “Tujuan dari pembersihan sedimentasi di laut ada dua, yaitu peningkatan daya dukung dan daya tampung ekosistem pesisir,” kata Doni.

    Untuk pengerukan pasir laut itu, KKP telah menetapkan tujuh lokasi di antaranya Kabupaten Demak, Kota Surabaya, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu. Kemudian, Kabupaten Karawang, perairan sekitar Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan, serta perairan di sekitar Pulau Karimun, Pulau Lingga, dan Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya