Bernard T Wahyu Wiryanta – detikTravel
Minggu, 06 Okt 2024 13:03 WIB
Bernard T Wahyu Wiryanta

Bernard T Wahyu Wiryanta – detikTravel
Minggu, 06 Okt 2024 13:03 WIB
Bernard T Wahyu Wiryanta

Selama setahun ini warga Spanyol terus melakukan protes menentang pariwisata massal. Akhirnya, mereka kalah juga dan semua sia-sia.
Dilansir dari Express UK pada Jumat (4/10/2024), kekalahan para penentang pariwisata massal itu dipastikan setelah Dewan Pilar de La Horadada mendukung rencana pembangunan 1.086 rumah liburan di lahan pedesaan seluas 290.000 meter persegi di Lo Monte Playa di wilayah populer Costa Blanca.
Jika disahkan, rencana itu mengakhiri kampanye selama sembilan tahun oleh pengembang untuk mengklasifikasi ulang lahan tersebut.
Dalam pemungutan suara dewan pada tanggal 27 September, partai Partido Popular (PP), yang berkuasa di Spanyol, mendukung langkah tersebut dengan banyak dukungan dari berbagai pihak, sementara anggota dewan memilih abstain.
Urbanisasi baru ini diharapkan akan mendatangkan hingga 2.700 penduduk baru untuk meningkatkan populasi Pilar menjadi hanya di bawah 25.000 orang. Proyek ini akan berbatasan dengan Avenida Federico Garcia Lorca di Mil Palmeras, Camping Lo Monte, dan Avenida Levante di sebelah selatan dan pesisir.
Promotor, Santamar de la Vega, mengatakan bahwa lahan tersebut adalah tanah terlantar dan tidak digunakan untuk pertanian selama 30 tahun. Proyek ini akan menutupi kesenjangan antara urbanisasi lainnya. Proyek ini tidak memiliki risiko banjir, meskipun rencana banjir regional menyebutkan bahwa mungkin ada risiko struktural karena rambla (dasar sungai kering) yang melintasi lahan tersebut.
Santamar de la Vega memiliki 98 persen lahan tersebut, yang diperkirakan bernilai 21,7 juta euro.
Yang terpenting, Konfederasi Hidrografi Segura dan pemerintah daerah telah mendukung laporan dampak lingkungan dari pembangun tersebut.
Kelompok Friends of Sierra Escalona telah menyuarakan kekhawatiran bahwa mungkin ada masalah yang disebabkan oleh bangunan baru yang menghentikan kelebihan air mengalir.
Perusahaan yang berpusat di Orihuela ini memiliki rencana untuk urbanisasi 2.000 rumah di San Miguel de Salinas serta promosi gedung pencakar langit Los Naufragos di Torrevieja.
(bnl/fem)

2,668 Views | Kamis, 19 Sep 2024 20:00 WIB
Tim Aerobatik Jupiter TNI AU berhasil menarik perhatian pengunjung Bali International Airshow (BIAS) 2024 yang dilaksanakan Rabu (18/9). Pesawat KT-1B-Wongbee menampilkan manuver-manuver ciamik di langit Bali.
Dadan Kuswaraharja – 20DETIK

Seorang chef mencuri atensi netizen, khususnya di Thailand. Dia mengukir semangka mirip dengan bayi kuda nil yang lagi viral, Moo Deng. Gemas banget!
Moo Deng, bayi kuda nil yang lahir di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow, sedang menjadi atensi karena rupanya yang lucu dan menggemaskan. Dirinya inilah yang menjadi inspirasi Chef Nu yang juga pedagang makanan lokal di Thailand membuat ukirannya,.
Dilansir dari thaiger, Kamis (19/9/2024) Visanu Somjaiwong atau Chef Nu membagikan foto semangka yang diukir mirip dengan Moo Deng. Netizen pun terkesan dengan goresan tangan Visanu.
“Bintang baru di Kebun Binatang Khao Kheow, Moo Deng kecil kami,” tulis postingan tersebut.
Moo Deng dalam bentuk semangka Foto: (Visanu Somjaiwong/Facebook) |
Selain Moo Deng, di waktu luangnya kadang Chef Nu juga membagikan ukiran semangkanya dalam beragam bentuk.
Moo Deng memang sedang hangat dibicarakan di Thailand. Pada akhir pekan biasa, kebun binatang ini menerima sekitar 4.000 hingga 5.000 pengunjung. Tetapi jumlah pengunjung tanggal 13 September kemarin mencapai 12.000 orang. Srirang mengungkapkan bahwa popularitas Moo Deng telah mendorong kebun
“Popularitas Moo Deng telah menciptakan suasana yang semarak di Khao Kheow… Kami mengatur kerumunan dengan menyelenggarakan sesi menonton, yang memungkinkan kelompok-kelompok untuk mengamati Moo Deng selama tiga hingga lima menit setiap kelompok. Pengunjung juga berkesempatan untuk melihat kuda nil lainnya, termasuk Mae Mali, Kha Moo, dan Moo Toon, saudara Moo Deng yang lebih tua,” kata Direktur Organisasi Taman Zoologi Thailand, Attaporn Srirang.
Moo Deng Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha |
Di tengah eforia gemasnya Moo Deng, kebun binatang khawatir keramaian ini akan membuat hewan-hewan stres. Ditambah lagi ada saja pengunjung yang melemparkan sampah hingga benda lainnya kepada hewan, yang tentunya itu merusak dan mengganggu.
“Kuda nil, termasuk Moo Deng, tidak mudah terganggu karena mereka tinggal di area yang ditentukan. Namun, kami menghimbau pengunjung untuk tidak melempar benda atau memercikkan air ke hewan. Tindakan apa pun yang menyebabkan cedera atau stres pada hewan, seperti membuat mereka berlari ke dalam kandang, akan mengakibatkan konsekuensi hukum,” ujarnya.
Srirang menekankan bahwa kebun binatang akan mengambil tindakan hukum jika perlu, karena hewan-hewan tersebut adalah milik pemerintah. Jika terjadi gangguan kecil, peringatan akan dikeluarkan, tetapi kasus yang parah akan ditangani secara hukum.
(sym/fem)

Lion Group kembali memamerkan inovasi mereka di Bali International Airshow 2024. Inovasi itu adalah jok kulit buatan Garut alias Asgar yang sudah tersertifikasi secara internasional dan tahan api!
“Kulit jok dari Garut ini sudah terpasang di sekitar 70an pesawat Lion Group, dari total sekitar 345 pesawat Lion Group. Sudah diperkenalkan sejak 2023 dan secara bertahap dipasang di Lion Group oleh Batam Aero Technic,” ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro saat ditemui di booth Lion Group di Bali International Airshow, Kamis (19/9/2024).
Warna-warna kulit seat cover itu juga disesuaikan dengan identitas pesawat-pesawat Lion Group. Untuk biru misalnya digunakan di pesawat-pesawat ATR punya Wings. Untuk merah biasanya dipakai di pesawat-pesawat kelas bisnis. Sementara untuk biru lainnya dipakai di kelas ekonomi. “Ini seat covernya bisa tahan selama 30 tahun,” jelas Danang.
Penggunaan seat cover kulit dari Garut ini sudah mendapatkan sertifikasi baik itu dari domestik maupun internasional. “Ini menjadi upaya Lion Group untuk mendukung produk buatan Indonesia. Produk Garut sudah populer dan bisa jadi pengganti seat cover di berbagai maskapai,” ujarnya.
Seat cover buatan UMKM Garut yang dipasang di pesawat Lion Group Foto: Dadan Kuswaraharja |
Danang juga menjelaskan inovasi yang dilakukan pihaknya ini memiliki tiga manfaat yakni mengedepankan estetika dan kenyamanan, mendukung pertumbuhan perekonomian daerah. Dan yang terakhir sebagai penguatan daya saing industri penerbangan nasional. “Jadi maskapai lain juga bisa memanfaatkan kursi yang dilapisi jok kulit asal Indonesia,” ujarnya.
(ddn/ddn)

Di akhir masa jabatannya, Menparekraf Sandiaga Uno berharap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia mampu membuka lebih banyak lapangan kerja dan cuan.
Harapan ini ia sampaikan dalam acara Wonderfull Indonesia Outlook (WIO) 2024-2025 yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Mas Menteri sapaan akrabnya, juga menyebut pariwisata jangan hanya mampu membuka peluang kerja saja. Tetapi juga harus memberikan pemasukan bagi masyarakat Indonesia.
“Harapannya tahun depan pariwisata bisa buka peluang usaha dan lapangan kerja yang besar, juga bisa mendatangkan cuan kepada masyarakat Indonesia,” katanya, Kamis (19/9/2024).
Dalam kegiatan WIO 2024-2025 ini, Sandiaga juga menyanjung pihaknya yang telah melakukan serangkaian program yang senantiasa berusaha untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Salah satunya terkait kerja sama dengan pihak yang melakukan kajian tentang indek pariwisata.
“Indeks pariwisata ini suatu yang bersejarah karena sebelumnya belum pernah ada indeks pariwisata yang mengukur kinerja saham dari para emiten yang ada di 30 sub sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” sanjungnya.
Dalam kesempatan yang sama namun via online, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, menyampaikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki pertumbuhan yang sangat baik.
Hingga bulan Juli 2024, sebanyak 7,75 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia, sementara untuk wisatawan nusantara yang melakukan perjalanan sekitar 598 juta.
“Perolehan devisa telah mencapai 7,46 miliar Dollar AS dengan nilai tambah ekonomi kreatif diestimasikan mencapai Rp 749,58 triliun, nilai ekspor produk kreatif juga mencapai 12,35 miliar Dollar AS,” sebut wamen itu.
Angela juga mengatakan ke depan pertumbuhan di sektor pariwisata akan ditentukan dari faktor seperti kestabilan ekonomi dan juga pengambangan destinasi yang menjunjung tinggi kualitas juga inovasi. Kemudian, untuk ekonomi kreatif akan ditentukan dari inovasi, kreativitas dan kolaborasi.
“Dalam expert survey outlook parekraf 2024-2025 yang dirilis pada hari ini menunjukan bahwa pertumbuhan pariwisata ke depan akan ditentukan oleh stabilitas ekonomi dan pengembangan destinasi yang berkualitas dan inovatif. Sementara, pertumbuhan sektor ekraf akan bergantung pada inovasi, kreativitas, serta kolaborasi antar sub sektor,” jelas Angela.
(wsw/wsw)

5,913 Views | Kamis, 19 Sep 2024 21:30 WIB
Pada Bali International Airshow (BIAS) 2024 yang diselenggarakan Rabu (18/9), memperkenalkan pesawat kecil bernama Vela Alpha. Vela direncanakan menjadi angkutan umum sehari-hari yang akan mengudara pertama kali di Bali pada 2028.
Dadan Kuswaraharja – 20DETIK

Mitos tentang kematian yang sering kali dianggap sebagai tahayul oleh sebagian orang, ternyata masih memiliki daya tarik dan pengaruh kuat di masyarakat Tegal.
Meskipun zaman terus berubah, kepercayaan akan mitos-mitos ini tetap hidup dan bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Berikut lima mitos tentang kematian di Tegal yang hingga kini masih dipercaya banyak orang:
Di Tegal terdapat mitos bahwa menjadi Bupati Tegal tidak boleh menjabat dua periode. Jika seseorang menjabat dua periode, konon hanya ada dua kemungkinan: masuk penjara atau meninggal dunia.
Masyarakat Tegal yang percaya akan mitos ini sering menggunakan argumen berikut: Bupati Tegal, Agus Riyanto, terpilih untuk periode 2004-2009 berpasangan dengan Hamam Miftah.
Kemudian, Agus Riyanto terpilih kembali untuk periode 2009-2014 berpasangan dengan Herry Soelistyawan. Namun, pada tahun 2011, Agus Riyanto terseret kasus korupsi.
Kursi Bupati Tegal kemudian dipegang oleh wakilnya, Herry Soelistyawan (2011-2013). Herry berencana mencalonkan diri lagi, tetapi gagal karena meninggal dunia akibat serangan jantung dan kelelahan saat masih menjadi bakal calon.
Nasib serupa menimpa Bupati Tegal selanjutnya, Enthus Susmono, yang meninggal dunia saat kampanye untuk periode kedua.
Dalam mitos Suku Jawa, kematian seseorang pada hari Sabtu diyakini dapat menular kepada orang lain, sehingga orang-orang di sekitarnya akan ikut meninggal dalam beberapa hari berikutnya.
Di Tegal, terdapat mitos serupa, namun dengan penekanan khusus pada Hari Sabtu Manis. Untuk mengatasi hal ini, nisan makam orang yang meninggal pada Hari Sabtu Manis diganti dengan alat untuk menumbuk padi (alu).
Meski banyak keluarga menganggap tindakan ini sebagai mitos belaka dan memilih untuk mengabaikannya, sering kali terjadi kematian beruntun dalam beberapa hari.
Akibatnya, timbul kegaduhan di masyarakat, dan para sesepuh desa kemudian mengganti nisan orang yang baru meninggal dengan alu untuk menghentikan kematian beruntun tersebut. Entah itu hanya sebuah kebetulan, kematian beruntun tersebut pun berhenti.
Mitos berikutnya berkaitan dengan larangan bagi kakak beradik untuk menikah secara bersamaan. Masyarakat meyakini bahwa jika larangan ini dilanggar, salah satu anggota keluarga akan meninggal dunia atau salah satu pasangan akan mengalami perceraian.
Entah kebetulan atau tidak, ada kakak beradik yang usianya tidak terlalu jauh, sudah memiliki pasangan, dan berencana melangkah ke jenjang pernikahan secara bersamaan. Orang tua mereka berpikir bahwa lebih baik melangsungkan pernikahan secara bersamaan daripada dipisah-pisah.
Meskipun banyak kerabat melarang karena terkait dengan mitos, mereka tetap melanjutkan rencana tersebut, menganggapnya hanya sebagai kepercayaan belaka.
Tak lama setelah itu, anak sulung mereka meninggal dunia. Masyarakat pun mengaitkan kejadian tersebut dengan mitos tersebut. Ada pula kejadian serupa di mana salah satu pasangan mengalami keretakan rumah tangga.
Mitos selanjutnya berkaitan dengan kematian seseorang dalam keadaan hamil, yang konon akan gentayangan menjadi kuntilanak. Mitos ini tidak hanya ada di Tegal, tetapi juga di berbagai kota di Jawa.
Untuk mengatasi mitos ini, masyarakat biasanya melakukan dua cara. Pertama, dengan mengeluarkan jabang bayi dari rahim ibu yang meninggal. Kedua, dengan meletakkan biji kacang hijau yang sudah direbus di kuburan orang yang meninggal dalam keadaan hamil.
Masyarakat percaya bahwa dengan meletakkan biji kacang hijau rebus tersebut di kuburan dan mengucapkan kalimat bahwa orang tersebut boleh kembali ke rumah jika biji kacang hijau tersebut tumbuh menjadi kecambah, maka roh orang yang meninggal akan tenang dan tidak gentayangan.
Keranda, yang digunakan untuk menggotong mayat dan biasanya diletakkan di kompleks makam, diyakini oleh masyarakat dapat memberi pertanda akan adanya kematian dalam waktu dekat.
Menurut mitos yang beredar, keranda ini akan memberikan sinyal berupa goyangan atau suara gelotakan pada malam hari sebagai tanda bahwa akan ada seseorang yang meninggal dalam waktu dekat.
Di desa saya, ada cerita tentang seseorang yang pulang ke rumah setelah menghadiri pengajian pada waktu sandekala (menjelang Maghrib). Dia melewati sebuah sungai kecil di samping kuburan dan ketika menyeberang, otomatis wajahnya akan melihat keranda yang ada di kuburan.
Saat dia melewati sungai tersebut, tiba-tiba keranda itu bergoyang atau gelotakan. Beberapa hari kemudian, ada seseorang di desa yang meninggal dunia.
Itulah 5 mitos tentang kematian di Tegal yang hingga kini masih dipercaya banyak orang.

Awal abad ke-20, pelabuhan Cirebon ramai didatangi kapal-kapal besar. Namun kedatangan mereka justru membawa malapetaka, kedatangannya membuat kematian massal.
Kisah tentang kapal itu tercantum dalam jurnal ilmiah bertajuk Belajar dari Wabah Sejarah di Cirebon (2020) karya Tati Rohayati.
Kala itu, pada tahun 1915 penyakit pes pertama kali melanda Cirebon. Diduga, bibit wabah penyakit pes dibawa oleh kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Cirebon.
Sebelumnya, kapal-kapal tersebut singgah terlebih dahulu di Semarang dan Tegal. Kedatangan kapal yang membawa bibit penyakit pes di Cirebon, menyebabkan pelabuhan Cirebon menjadi pintu masuk wabah pes di Jawa Barat.
Dalam surat kabar Algemeen Handelsblad edisi 30 Januari 1930 menyebutkan, pada tahun 1923 wabah pes menyebar di Jawa Barat, dari mulai Cirebon, Kuningan, Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya, Garut dan Bandung.
Menurut surat kabar tersebut, wabah pes akan semakin mudah menyebar ketika memasuki musim hujan.
“Kasus pes kadang-kadang dapat terjadi dan angka kematian yang lebih tinggi pun bisa sangat besar. Dapat dikatakan bahwa wabah ini menyebabkan korbannya yang berada di daerah pegunungan lebih tinggi terkena wabah, dan lebih jauh lagi, terdapat hubungan yang jelas antara wabah dan musim hujan. Pada musim barat, menurut para dokter, jumlah korban jauh lebih banyak dibandingkan pada musim timur,” tulis surat kabar Algemeen Handelsblad edisi 30 Januari 1930.
Dalam surat kabar Algemeen Dagblad edisi 9 Mei 1950, menyebutkan tentang gejala orang yang terkena penyakit pes.
“Terjadi pembengkakan kelenjar yang besar di leher, di bawah ketiak, di selangkangan yang bernanah dalam waktu singkat. Infeksi umum kemudian berkembang, yang dengan cepat menyebabkan kematian,” tulis Algemeen Dagblad edisi 9 Mei 1950.
Pada tahun 1927, di Cirebon ada ribuan orang yang meninggal karena wabah pes, seperti yang dipaparkan dalam surat kabar Batavia Nieuwsblad edisi 28 Januari 1935.
“Setelah wabah pertama kali terdeteksi di kota-kota pelabuhan besar pada tahun 1911, dibutuhkan waktu cukup lama sebelum Cheribon diserang oleh penyakit mengerikan ini, karena kasus pertama baru dilaporkan di sini pada tahun 1922. Kemudian menyebar, dan pada tahun 1927 sebanyak 1.147 orang meninggal karena penyakit ini,” tulis surat kabar Batavia Nieuwsblad edisi 28 Januari 1935.
Tak hanya dari kalangan pribumi, orang Eropa yang tinggal di Cirebon juga terkena wabah pes, seperti yang dikabarkan dalam surat kabar Twentsch dagblad Tubantia en Enschedesche courant edisi 12 November 1931.
“Meninggal karena wabah. Laporan dari Cheribon, seorang anak Eropa meninggal di sini karena penyakit pes,” tulis Twentsch dagblad Tubantia en Enschedesche courant edisi 12 November 1931.
Meski pada tahun 1927, yang meninggal akibat wabah pes mencapai ribuan, tetapi pada tahun 1930 an, wabah pes mulai mengalami penurunan jumlah kasus, seperti yang dipaparkan dalam surat kabar Batavia Nieuwsblad edisi 28 Januari 1935.
“Karena pengendalian yang ketat, jumlah kasus menurun secara signifikan pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1932 ada 213 kasus, 1933, 40 kasus dan 1934, 28 kasus. Dinas kesehatan sipil (DVG) kini sebenarnya telah membendung penyakit tersebut,” tulis surat kabar Batavia Nieuwsblad edisi 28 Januari 1935.
Turunnya angka kasus wabah pes, tidak lepas dari upaya pemerintah Hindia Belanda dalam menangani wabah di Cirebon, seperti membuat lembaga khusus untuk menangani wabah pes, bernama lembaga pemberantasan pes (pestbestrijding). Lembaga tersebut diisi oleh para dokter yang bertugas untuk memberi penanganan dan pencegahan wabah pes.
Ada beberapa kebijakan yang dilakukan lembaga pemberantasan pes, seperti merenovasi rumah yang kumuh yang menjadi sarang tikus penyebab pes, seperti yang dipaparkan dalam surat kabar De Locomotif edisi 6 Februari 1930.
“Pekerjaan perbaikan rumah untuk pengendalian pes di kediaman Cheribon (Kabupaten Kuningan dan Majalengka) telah selesai. Di Kabupaten Kuningan, 34.700 rumah telah terbebas dari hama dan di Kabupaten Majalengka 17.450 rumah,” tulis De Locomotif edisi 6 Februari 1933.
Karena banyaknya kasus wabah pes di Cirebon, dokter pemerintah daerah Hindia Belanda, yang bernama H.F Fischer mengeluarkan surat khusus yang ditujukan untuk menangani wabah pes di Cirebon, seperti yang dipaparkan dalam surat kabar Batavia Niuwsblad edisi 3 Oktober 1938.
Dalam suratnya, dokter H.F Fischer menyebutkan, bahwa penyebab wabah pes berasal dari bakteri kutu yang ada pada tikus, oleh karena itu, Fischer menyarankan untuk segera membasmi tikus-tikus tersebut.
“Namun sejauh ini faktor yang paling penting adalah invasi tikus selokan yang besar dan kuat. Tikus rumah pemanjat yang baik tidak punya pilihan selain melarikan diri ke atap dan loteng. Masyarakat membasmi tikus selokan dengan memasang perangkap, racun, dan lain-lain, maka tikus rumah pada akhirnya akan mengalami kepunahan,” tulis Batavia Nieuwsblad edisi 3 Oktober 1938.
Setidaknya ada sekitar empat cara dari dokter H.F Fischer untuk mencegah penyebaran wabah pes di Cirebon, pertama, pemusnahan dan pembunuhan tikus, kedua, Isolasi bagi orang yang menderita penyakit pes dan juga keluarganya, ketiga, melakukan disinfeksi di rumah-rumah, dan keempat, melakukan perbaikan rumah, agar tikus tidak bisa bersembunyi dan berkembang biak.
“Teman serumah penderita diisolasi selama 8 hingga 9 hari. Meski keuntungan yang terkait dengan metode ini agak dipertanyakan. Namun, hal ini memungkinkan kita untuk mengenal penyakit ini dari dekat dan memberikan pertolongan secara rasional,” tulis Batavia Nieuwsblad edisi 3 Oktober 1938.
Menurut pegiat sejarah Cirebon, Putra Lingga Pamungkas, upaya lain dari pemerintah Hindia Belanda untuk menangani wabah adalah dengan membangun banyak klinik, rumah sakit dan vaksinasi.
“Pengurugan Kali Bacin, membangun rumah sakit Orange, membangun klinik-klinik, dan mensosialisasikan vaksin,” pungkas Lingga.
——
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin memastikan kelanjutan lima destinasi super prioritas pariwisata. Berfokus kepada pada keberlanjutan dan kualitas masa depan yang lebih baik.
“Lima destinasi super prioritas tadi sudah di-review secara menyeluruh oleh Kemenko Marves dan kami di Borobudur, keputusannya akan dilanjutkan dan direkomendasikan kepada pemerintahan selanjutnya. Untuk meneruskan lima destinasi super prioritas sehingga aspek sustainability, inclusivity, dan quality-nya akan meningkat di lima destinasi super prioritas,” ujar Sandi usai kegiatan Wonderfull Indonesia Outlook 2024-2025, di Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Kelima destinasi super prioritas ini terdiri dari Danau Toba di Sumatera Utara, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Likupang di Sulawesi Utara.
Di akhir masa periodenya menjabat sebagai Menparekraf, Sandiaga sekaligus pamit dan menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh penggerak lima destinasi super prioritas yang telah berjuang bersama-sama untuk menciptakan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif dengan baik.
“Tadi saya sama Pak Luhut di Borobudur juga mohon pamit kepada seluruh penggerak 5 destinasi super prioritas, karena tentunya selama bertugas selalu berusaha memberikan yang terbaik. Tapi pasti banyak kesalahan, saya ingin mengucapkan terima kasih,” kata dia.
Melalui kegiatan Wonderful Indonesia Outlook 2024-2025 ini yang menghasilkan sebuah buku panduan, Sandi mengharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan pariwisata dan ekonomi kreatif di masa yang akan datang.
Itu sejalan dengan program pariwisata dan ekonomi kreatif yang akan dilanjutkan pada periode pemerintahan selanjutnya.
“Dengan bangga saya akan mempersembahkan peluncuran dari Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kita 2024-2025 yang menyajikan analisis komprehensif mengenai dinamika global tantangan yang dihadapi terkait tantangan yang dihadapi dan (melihat) peluang-peluang emas,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wamenparekraf, Angela Tanoesoedibjo, mengatakan saat ini terdapat pola promosi pariwisata maupun ekonomi kreatif melalui teknologi dan media sosial. Kedua faktor tersebut juga mampu memberikan dampak terhadap keberlanjutan serta
“Penyelenggaraan pariwisata dan ekonomi kreatif keberlanjutan bukan lagi pilihan tapi perlu diposisikan kebutuhan yang diutamakan. Di sisi lain perkembangan teknologi perlu dipandang bukan sebagai substitusi, melainkan peluang baru dan penunjang menuju sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas dan berdaya saing,” katanya dalam tayangan video.
(wsw/fem)