Kategori: Travel

  • KKP Segel Resor Asing Ilegal di Pulau Maratua

    KKP Segel Resor Asing Ilegal di Pulau Maratua


    Foto Travel

    ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat – detikTravel

    Jumat, 20 Sep 2024 12:30 WIB

    Kalimantan Timur – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua resor yang ada berada di Kepulauan Maratua. Kedua resor tersebut kini telah dipasang papan penyegelan.



    Artikel aslinya

  • Biaya Perawatan Pintu Darurat Pesawat Ternyata Mahal, Kok Bisa?

    Biaya Perawatan Pintu Darurat Pesawat Ternyata Mahal, Kok Bisa?



    Jakarta

    Pesawat merupakan salah satu alat transportasi paling aman dan canggih saat ini. Salah satu komponen penting di dalam pesawat yang fungsinya sangat krusial adalah pintu darurat.

    Hadirnya pintu darurat dapat membantu penumpang dan kru kabin untuk keluar dari pesawat dengan cepat ketika terjadi kecelakaan. Penumpang akan berseluncur melalui slide atau balon seluncur agar bisa sampai di tanah.

    Nah, banyak yang tak tahu kalau biaya perawatan pintu darurat pesawat ternyata memakan biaya mahal. Apa alasannya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.


    Perawatan Pintu Darurat Pesawat Menelan Biaya Besar

    Maskapai penerbangan di seluruh dunia mengeluarkan biaya besar untuk berbagai hal, mulai dari avtur hingga perawatan mesin pesawat. Namun tak hanya itu, maskapai juga harus merogoh kocek untuk merawat pintu darurat.

    Mengutip CNN, maskapai wajib melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin terhadap pintu darurat sebelum terbang. Hal ini untuk memastikan pintu darurat bisa digunakan saat terjadi kecelakaan.

    Pengecekannya juga cukup rumit. Misalnya, maskapai perlu memastikan bahwa balon seluncur di pintu darurat dapat terbuka dengan baik. Selain itu, pintu darurat juga harus dicek berkala oleh pramugari sebelum lepas landa demi alasan keselamatan.

    Meski begitu, sampai saat ini belum ada maskapai yang merilis berapa biaya yang dibutuhkan untuk merawat pintu darurat secara rutin.

    Memperbaiki Pintu Darurat Juga Butuh Biaya Besar

    Meski sama-sama pintu, tetapi membuka pintu darurat pesawat, apalagi dilakukan secara tidak sengaja, bisa bikin rugi maskapai. Soalnya, pintu darurat memiliki ketentuan khusus dalam hal perawatan dan pemeriksaannya secara rutin.

    Contohnya yang terjadi pada maskapai Asiana Airlines. Mengutip The Korea Held, seorang pria berusia 30 tahun secara sengaja membuka pintu darurat pesawat sebelum mendarat di Daegu, pada 26 Mei 2023 silam.

    Pria tersebut mencoba untuk keluar dari pintu darurat ketika pesawat masih terbang. Menurut pihak berwenang, sejumlah penumpang dan pramugari berhasil menggagalkan usaha pria tersebut.

    Meski tidak menelan korban jiwa, tapi kejadian tersebut merugikan pihak Asiana Airlines. Dalam laporan terbaru, pihak maskapai harus memperbaiki pintu darurat yang menelan biaya sebesar 640 juta won atau sekitar Rp 7,3 miliar.

    Sedangkan untuk ‘menggulung’ balon seluncuran di pintu darurat pesawat saja bisa menelan biaya besar. Dilansir Simple Flying, maskapai United Airlines menghabiskan dana hingga US$ 12.000 atau sekitar Rp 182 jutaan hanya untuk mengemas ulang balon seluncuran yang terbuka.

    Jumlah Pintu Darurat Pesawat Bisa Berbeda-beda

    Menariknya, jumlah pintu darurat pesawat bisa berbeda-beda tergantung ketentuan maskapai. Sebenarnya, pabrikan memproduksi pesawat yang sama ke semua maskapai, tetapi kebutuhan maskapai dapat berbeda sesuai kondisi keuangan dan jumlah penumpang.

    Misalnya, Boeing mencatat bahwa tipe 737 MAX 9 dapat mengangkut hingga 220 penumpang. Dalam hal ini, Boeing telah menentukan jumlah pintu darurat sesuai aturan keselamatan.

    Di Indonesia, beberapa maskapai lokal memiliki kapasitas tempat duduk dalam jumlah besar agar bisa mengangkut lebih banyak penumpang. Hal itu membuat maskapai perlu menyediakan pintu darurat dalam jumlah banyak agar memudahkan penumpang jika harus dievakuasi

    Tapi lain halnya dengan di Amerika Serikat. Tuntutan dari penumpang yang ingin memiliki ruang kaki (legroom) lebih luas membuat sebagian maskapai AS memangkas kapasitas penumpang dari 220 menjadi kurang dari 190 kursi.

    Berbanding lurus dengan menurunnya kapasitas penumpang, alhasil pintu darurat pesawat juga diizinkan untuk dikurangi sesuai peraturan dari Federal Aviation Administration (FAA).

    Di AS, maskapai juga wajib mematuhi peraturan penerbangan dari FAA yang menentukan prosedur perawatan dan penugasan personel dalam penerbangan. Pihak federal akan memberikan standar minimum untuk pintu keluar darurat.

    Itu tadi penjelasan mengapa perawatan pintu darurat pesawat mahal. So, jangan main-main dengan pintu darurat ya!

    (ilf/fds)



    Artikel aslinya

  • RI Izinkan Ekspor Pasir Laut, Menguntungkan atau Justru Bikin Boncos?

    RI Izinkan Ekspor Pasir Laut, Menguntungkan atau Justru Bikin Boncos?




    Jakarta

    Keputusan Indonesia kembali membuka keran ekspor pasir laut yang sudah 20 tahun dilarang disorot. Dampak lingkungan dipertanyakan.

    Keputusan untuk membuka kembali ekspor pasir laut ditandatangani oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melalui revisi dua Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Revisi itu mencakup Permendag Nomor 20 Tahun 2024 dan Permendag Nomor 21 Tahun 2024 yang mengubah aturan tentang barang yang dilarang diekspor serta kebijakan ekspor.

    Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Isy Karim menyatakan diizinkannya kembali ekspor pasir laut itu untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut serta tindak lanjut dari usulan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).


    Jenis pasir laut yang boleh diekspor diatur dalam Permendag Nomor 21 Tahun 2024 yang merujuk pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47 Tahun 2024 tentang Spesifikasi Pasir Hasil Sedimentasi di Laut untuk Ekspor.

    Padahal, ekspor pasir dilarang sejak 2002. Saat itu, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri melarang ekspor pasir laut melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2002 tentang Pengendalian dan Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut.

    Megawati melarang ekspor pasir laut demi mencegah kerusakan lingkungan yang lebih luas, yakni tenggelamnya pulau kecil.

    Pada Selasa (17/9), Presiden Joko Widodo menyebut ekspor pasir laut tersebut untuk hasil sedimentasi di laut, bukan pasir laut.

    “Sekali lagi, itu bukan pasir laut ya. Yang dibuka itu sedimen, sedimen yang mengganggu alur jalannya kapal. Sekali lagi bukan, kalau diterjemahkan pasir, beda lho ya,” kata Jokowi di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, kemarin.

    Ketua Umum Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan Seluruh Indonesia Dr. Suyud Warno Utomo, M.Si. yang juga dosen Sekolah ilmu Lingkungan UI sekaligus manajer penelitian dan kerja sama pusat penelitian SDM dan Lingkungan UI, mempertanyakan apakah peraturan itu dibuat melalui kajian yang komprehensif atau menyeluruh untuk ekspor pasir laut atau pun sedimentasi.

    “Yang pertama, mestinya sebelum diimplementasikan, dikaji lebih dulu dampak lingkungan secara detail, kajian amdal, dan menimbang kerusakan lingkungan. Jangan salah, pasir di pantai itu jangan dilihat pasirnya, tetapi di sanalah habitat banyak biota laut dan terumbu karang. Ekosistem bisa terganggu,” ujar Suyud.

    “Kalau memang itu sedimentasi, yang merupakan hasil endapan hasil aktivitas dari pertanian, perkebunan, pembangunan gedung dan rumah, dan apapun itu memang perlu dikeruk. Tetapi, sedimentasi juga diperlukan untuk media tumbuh mangrove. Makanya, baik itu pengerukan pasir laut atau sedimentasi sama-sama dibutuhkan kajian amdal dan tematik,” kata Suyud.

    Suyud khawatir jika kajian mendalam tidak dilakukan potensi kerusakan alam yang diderita justru lebih besar ketimbang keuntungan ekonomi yang didapatkan. Dia mengaitkan dengan biaya pengawasan yang harus dilakukan pemerintah selama pengerukan pasir dilakukan.

    “Di satu sisi saya paham pemerintah butuh meningkatkan ekonomi, namun keputusan itu betul-betul bisa mendatangkan keuntungan atau justru sebaliknya, bikin boncos di belakang? Untuk operasional pengerukan sampai ekspor memang ditangani oleh perusahaan yang mendapatkan proyek itu, namun pengawasannya bagaimana?

    “Aktivitas itu dilakukan di laut, siapa yang akan memonitor. Kegiatan di laut itu membutuhkan biaya yang sangat besar, butuh peralatan (kapal, dll), juga diperlukan SDM yang mumpuni, SDM yang memahami laut. Sanggup tidak untuk membiayainya?” ujar Suyud.

    “Kalau enggak dipantau secara memadai, secara tepat, saya khawatir condong ada pelanggaran, tidak ada pengelolaan lingkungan dengan baik, akan asal-asalan, dan cenderung akan berupa pengawasan formalitas. Belum lagi pengelolaan lingkungan setelah pengerukan, sanggup tidak?” Bukankah justru uang yang keluar bakal lebih banyak?” ujar Suyud.

    Selain itu, Suyud juga mempertanyakan siapa saja yang bakal mendapatkan keuntungan. Dia pesimistis warga lokal bisa menikmati keuntungan dari ekspor pair laut itu. Berkaca yang sudah-sudah, nelayan justru kesulitan menangkap ikan.

    “Siapa yang akan menikmati manfaat dari ekspor itu? Betulkah negara yang akan untung atau hanya kelompok tertentu? Masyarakat lokal jangan hanya dijadikan penonton dampak pembangunan, merekalah yang harus menjadi prioritas hasil pembangunan,” kata Suyud.

    “Yang sudah-sudah, keuntungan ekonomi memang ada, namun kerugiannya berlangsung lama, kemiskinan nelayan dan masalah lingkungan berkepanjangan. Pembangunan yang dilakukan selama ini sudah banyak bikin lingkungan rusak, sudah nyata, apa masih kurang merusaknya,” ujar Suyud.

    “Saat pengerukan sudah selesai, kerugian lingkungan, kemerosotan pendapatan nelayan karena tidak bisa menangkap ikan, lingkungan rusak pasti jauh lebih panjang. Sudah begitu dampak sosial juga akan berlangsung lebih panjang. Jangka pendek bisa jadi nelayan dapat kompensasi, namun apa akan mampu terus-menerus dilakukan dan itu tidak mendidik,” Suyud menegaskan.

    Wisata Bisa Jadi Solusi Dapatkan Cuan Sekaligus Jaga Lingkungan

    Suyud menawarkan satu solusi agar pemerintah bisa mendapatkan uang tunai kendati tidak lebih cepat ketimbang ekspor pasir laut. Yakni, melalui pariwisata berkelanjutan.

    “Secara ekonomi, pertimbangan jangka pendek, wisata memang tidak lebih menguntungkan dibandingkan pasir dikeruk, tetapi memikirkannya bukan sesaat, bukan sesempit itu. Tetapi, bagaimana laut itu menjadi berdampak ekonomi jangka panjang dan masyarakat dilibatkan,” kata Suyud.

    “Pengembangan pariwisata bisa menjadi jalan untuk mengedukasi masyarakat soal lingkungan, edukasi terumbu karang. manfaat biota laut. Laut dan pasirnya jangan cuma dilihat oh ini laut, oh ini pasir, bukan seperti itu. Tetapi, di sana ada potensi obat-obatan, kecantikan, pangan, juga wisata, dll,” Suyud membeberkan.

    “Laut kita memiliki potensi non pasir yang banyak. Banyak sekali. Kita punya banyak peneliti, akademisi, referensi juga mudah dicari,” dia menegaskan.

    Kawasan yang Dikeruk

    Dikutip dari BBC Indonesia, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Doni Ismanto, mengatakan ekspor pasir laut hanya dilakukan dengan syarat kebutuhan material di dalam negeri sudah tercukupi dan tidak menurunkan daya dukung serta daya tampung ekosistem pesisir.

    Dia bersikukuh agar “pembersihan sedimentasi laut” jangan diframing sebagai kawasan pengambilan pasir. Apalagi, diasosiasikan dengan aktivitas ekspor pasir laut.

    “Tujuan dari pembersihan sedimentasi di laut ada dua, yaitu peningkatan daya dukung dan daya tampung ekosistem pesisir,” kata Doni.

    Untuk pengerukan pasir laut itu, KKP telah menetapkan tujuh lokasi di antaranya Kabupaten Demak, Kota Surabaya, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu. Kemudian, Kabupaten Karawang, perairan sekitar Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan, serta perairan di sekitar Pulau Karimun, Pulau Lingga, dan Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Pesta Penerbangan Dimulai, Ini Line up Pesawat yang Dipamerkan

    Pesta Penerbangan Dimulai, Ini Line up Pesawat yang Dipamerkan




    Jakarta

    Bali International Airshow 2024 digeber dimulai hari ini, Rabu (18/9) Sabtu (21/9). Sekitar 16 pesawat bisa dinikmati para aviation geeks.

    TNI AU menyumbang pesawat terbanyak untuk ditampilkan antara lain Sukhoi SU30, F16, Casa 212, EMB-314 Super Tucano, EC 725 dan C130J.

    Dari perusahaan lokal ada Vela Aero yang menampilkan Vela Alpha, PT Dirgantara Indonesia menampilkan N219. Serta PT LEN Industri yang menampilkan Tactical UAV.


    Sementara Royal Australian Air Force membawa 2 pesawat jet paling canggih di dunia saat ini yakni F-35A Lightning II.

    Menurut salah satu pilot F35 yang hanya mau disebutkan dengan call sign-nya yakni Shrek, pesawat-pesawat ini terbang langsung dari Australia dengan pesawat pengisi bahan bakarnya.

    Kemudian ada Airbus A400M, Bell 407 Textron Skyhawk 172SP Amphibian serta AS3655 Dauphin milik Basarnas.

    “Kami sangat senang dapat menyelenggarakan acara yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendorong kolaborasi dan inovasi dalam komunitas penerbangan. Bali International Airshow 2024 merupakan bukti dari kuatnya pengaruh Indonesia yang semakin besar di sektor kedirgantaraan global,” ujar Presiden Direktur PT Inaro Tujuh Belas Andy Wismarsyah.

    Menempati area seluas 78.000 meter persegi, acara ini akan memamerkan koleksi pesawat statis di area seluas 70.000 meter persegi, dan ruang pameran seluas 8.000 meter persegi.

    Pameran ini diproyeksi menarik sebanyak 6.000 pengunjung bisnis, 100 perusahaan, serta mempertemukan lebih dari 100 delegasi dari 35 negara. Pameran akan dibuka mulai 18 sampai 21 September 2024.

    Seputar Bali International Airshow:

    Trade Days : 18-20 September 2024

    Public Day: 21 September 2024.

    Pengunjung masih dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan tiket masuk secara daring di situs resmi Bali International Airshow 2024. Tiket 1 hari bisa didapatkan mulai harga USD40 (Rp660.000), sementara tiket 3 hari tersedia mulai harga USD100 (Rp1.650.000).

    Bagi pengunjung yang ingin mendaftar dan membeli tiket di tempat (on-site), loket tiket akan dibuka mulai tanggal 18 hingga 20 September 2024 dengan harga tiket mulai dari USD70 (Rp1.155.000) untuk tiket terusan 1 hari, dan USD190 (Rp 3.135.000) untuk tiket terusan 3 hari.

    Aksi pameran udara ini juga terbuka untuk umum pada Public Day di hari Sabtu, 21 September. Para penggemar penerbangan dan masyarakat umum dapat membeli tiket dan tiket shuttle bus melalui Loket.com yang tersedia hingga 21 September 2024. Tiket Public Day dijual dengan harga Rp 165.000, sementara tiket shuttle bus pulang-pergi dijual dengan harga Rp111.000.

    Flying Display atau pertunjukan udara pada pukul: 09.30-09.50 WITA, 10.30-10.50 WITA, 12.30-12.50 WITA, 15.30-15.50 WITA.

    (ddn/fem)



    Artikel aslinya

  • Harimau Serang Pawang, Insiden Paling Langka tapi Terjadi Juga

    Harimau Serang Pawang, Insiden Paling Langka tapi Terjadi Juga




    Seorang pawang harimau memiliki risiko kerja yang bertaruh nyawa. Meski jarang terjadi, tapi adakalanya harimau menyerang pawang.

    Dilansir dari CNN pada Rabu (4/9/2024), insiden itu terjadi di taman hiburan Dreamworld, Gold Coast, Australia. Taman tersebut memiliki sembilan harimau yang terdiri dari jenis harimau sumatera dan benggala.

    Pada Senin pagi, seorang pawang yang tak disebutkan namanya masuk ke kandang untuk mengurus seekor harimau. Namun, tiba-tiba ia diserang dan tubuhnya dicabik-cabik.


    Beruntung, nyawanya masih tertolong. Staf taman berhasil menahan harimau itu sebelum paramedis tiba.

    “Pasien itu jelas mengalami beberapa luka sayatan dan tusukan serius dari hewan itu,” kata penjabat direktur distrik Queensland Ambulance Service, Justin Payne, kepada wartawan.

    “Untungnya, saat mereka tiba, pendarahannya telah ditangani dengan sangat baik oleh penyedia pertolongan pertama di Dreamworld, yang sangat menyenangkan untuk dilihat,” kata Payne.

    Pawang itu terlihat pucat dan merasa tidak enak badan, tetapi sekarang dalam kondisi stabil di Rumah Sakit Universitas Gold Coast, tambahnya.

    Dalam sebuah pernyataan, Dreamworld mengatakan serangan hari Senin itu merupakan insiden yang terisolasi dan langka, sementara fokus utama bisnis adalah pada dukungan anggota tim.

    Dreamworld menolak menjawab pertanyaan lebih lanjut tentang kesejahteraan harimau itu.

    Taman itu tetap dibuka untuk umum pada hari Senin. Pameran Pulau Harimau Dreamworld disebut sebagai pengalaman interaktif di mana pengunjung bisa begitu dekat sehingga Anda bisa merasakan napas harimau.

    Situs web taman itu mengiklankan kesempatan bagi pengunjung untuk memberi makan beberapa dari sembilan harimau Benggala dan Sumatera.

    Serangan hari Senin bukanlah pertama kalinya seekor harimau melukai staf di Dreamworld. Pada tahun 2011, seekor harimau Benggala seberat 160 kilogram bernama Keto menggigit dua pawang dalam dua insiden terpisah, menurut laporan media lokal saat itu.

    (bnl/fem)



    Artikel aslinya

  • Keren! Gunung Rinjani Targetkan Pendakian Nol Sampah Mulai 2025

    Keren! Gunung Rinjani Targetkan Pendakian Nol Sampah Mulai 2025




    Jakarta

    Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bikin terobosan untuk melestarikan kawasannya. Pengelola mengampanyekan pendakian nol sampah mulai 2025.

    Sejumlah langkah pun disiapkan untuk mewujudkan ambisi itu.

    “Tahun 2025, kami melakukan zero waste agar tidak ada lagi potensi sampah yang diangkut ke atas (Gunung Rinjani),” kata Kepala Balai TNGR, Yarman dalam sarasehan zero waste trekking mountain camp di Sembalun, Lombok Timur, seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/9/2024).


    Yarman menuturkan pendakian nol sampah itu mulai diterapkan pada April 2025, setelah penutupan selama tiga bulan. Setiap tahun, pada Januari sampai Maret, aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani selalu ditutup untuk memberikan waktu pemulihan lingkungan.

    Saat ini Gunung Rinjani sudah memiliki tiga standar operasional prosedur untuk pendakian, sampah dan evakuasi.

    Menurutnya, ketiga pedoman itu menandakan pengelolaan wisata pendakian Gunung Rinjani sudah siap untuk menuju ke target nol sampah.

    “Kami siapkan model boks makanan, sehingga potensi sampah bisa disingkirkan,” kata Yarman.

    Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menekankan tidak ada pendaki yang membawa bungkus makanan sekali pakai naik ke atas gunung. Boks makanan disiapkan di pintu-pintu masuk sebelum pendaki memulai perjalanan ke puncak.

    Bila pendaki membawa makanan-minuman instan dari rumah, seperti mie, roti, atau kopi, bungkus makanan-minuman itu harus dilucuti dan diganti dengan boks guna ulang.

    Balai TNGR melibatkan masyarakat sekitar untuk menyiapkan makanan-minuman dalam boks guna ulang agar tidak ada lagi potensi timbulan sampah plastik di Gunung Rinjani.

    Penyediaan hasil produk pertanian masyarakat setempat dalam bentuk sudah jadi atau siap masak ditempatkan pada opsi dekat resort pendakian atau pos II.

    “Kalau mau pendakian bersih harus dari bawah (pintu masuk dan pintu keluar), tidak ada cara lain. Konsekuensinya petugas harus keras dan itu tantangan,” kata Yarman.

    Pada 2023, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mencatat jumlah kunjungan pendakian ke Gunung Rinjani sebanyak 140 ribu orang.

    Dari total kunjungan itu menghasilkan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sebesar Rp14,7 miliar dan perputaran uang di masyarakat sebesar Rp79 miliar.

    Gunung Rinjani memiliki enam jalur pendakian dan maksimal pendaki yang diperbolehkan berwisata ke gunung tersebut hanya sebanyak 400 orang setiap hari.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Trekking Seru dan Menantang Menuju Curug Lawe di Semarang

    Trekking Seru dan Menantang Menuju Curug Lawe di Semarang


    Jakarta

    Mencari wisata alam di Semarang memang agak susah, tapi bukan berarti tidak ada lho ya. Nah, Curug Lawe adalah salah satu dari sedikit destinasi alam yang menarik untuk traveler kunjungi nih.

    Saat liburan kala itu, aku memutuskan datang ke Semarang dan menginap di rumah salah satu kawan. Tentu, kalau sudah seperti itu paling asyik ya menjajal destinasi wisata yang ada di sekitar. Agak membosankan pikirku kalau liburannya di daerah perkotaan, oleh karena itu, aku request ke teman untuk mencarikan tempat wisata alam saja yang menurutku lebih pas untuk mengisi liburan.

    Akhirnya, Curug Lawe atau yang lebih lengkapnya dikenal sebagai Air Terjun Curug Lawe Benowo Kalisidi, menjadi pilihan kami untuk dikunjungi esok pagi. Saat mengintip di Google Maps, Curug Lawe ini memang agak jauh kalau berangkat dari kota.


    Lokasinya ada di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jika berangkat dari pusat Kota Semarang, kira-kira jaraknya 25 kilometer dan perlu menempuh perjalanan selama 50 menit naik motor.

    Tidak ada hal menarik yang kami temukan selama perjalanan naik motor menuju lokasi Curug Lawe ini, sampai pada akhirnya kami baru tahu jika untuk sampai ke lokasi Curug Lawe yang sebenarnya, perlu berjalan jauh dari tempat motor harus kami parkirkan.

    Ya, ternyata Curug Lawe ini berlokasi di tengah-tengah Hutan Kalisidi Semarang, dan untuk mencapainya, wisatawan perlu berjalan kaki lagi sejauh 3 kilometer. Tapi 3 kilometer di sini berbeda ya, karena jalannya cukup licin dan terjal, jadi perlu kehati-hatian yang ekstra sehingga mungkin perlu waktu yang lebih lama dari jalan kaki biasanya.

    Oh ya, sebelum masuk ke trek jalan setapak, kami terlebih dahulu diarahkan petugas menuju loket untuk membayar biaya retribusi. Murah, cuma delapan ribu rupiah saja per orangnya.

    Nah, perjalanan yang sebenarnya menuju Curug Lawe baru dimulai di sini. Kami mulai memasuki jalan setapak yang masih berupa tanah itu beriringan karena cuma muat untuk satu orang. Di sisi kanan ada aliran sungai kecil dengan air yang jernih, dan di sisi kiri ada jurang yang tentu jika tidak berhati-hati kami bisa jatuh ke sana.

    Selama perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan bebukitan yang indah dengan pohon-pohon besar yang kemungkinan sudah berusia ratusan tahun, sangat asri dan sejuk sesuai ekspektasi kami sebelumnya. Setelah berjalanan selama 15 menit, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di atas bebatuan besar di sungai alami yang alirannya menyambung langsung ke Curug Lawe.

    Tak lupa kami juga menyempatkan berfoto karena tempatnya memang begitu indah. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Lawe. Semakin jauh kami berjalan, semakin terasa suasana hutan yang semakin rimbun.

    Udara yang sejuk dengan aroma pepohonan yang khas membuat perjalanan ini semakin menyenangkan meskipun jalurnya cukup menantang. Tak lama kemudian, kami tiba di sebuah jembatan kayu kecil yang membentang di atas aliran sungai. Jembatan ini cukup kokoh, meski terlihat sederhana, dan menjadi salah satu spot menarik di sepanjang trek. Dari sini, suara gemuruh air mulai terdengar semakin jelas, menandakan bahwa Curug Lawe sudah tidak jauh lagi.

    Semangat kami kembali meningkat, jalur yang kami tempuh mulai sedikit menanjak, dan semakin licin karena beberapa bagian tertutup oleh lumut. Meski harus lebih berhati-hati, pemandangan yang semakin mendekati air terjun membuat kami tak sabar untuk segera tiba di sana. Akhirnya, setelah berjalan sekitar 20 menit dari tempat kami beristirahat, kami pun tiba di Curug Lawe.

    Pemandangan air terjun yang menjulang tinggi dengan air yang jatuh deras dari ketinggian langsung menyambut kami. Rasa lelah setelah perjalanan jauh seketika hilang, tergantikan oleh kekaguman pada keindahan alam yang ada di depan mata.

    Air terjun ini memang luar biasa. Di sekitar Curug Lawe, terdapat kolam alami yang terbentuk dari aliran air terjun. Airnya begitu jernih dan segar, membuat kami tak sabar untuk mencelupkan kaki dan merasakan kesegarannya.

    Beberapa pengunjung lainnya juga terlihat menikmati suasana dengan berfoto atau hanya duduk-duduk di tepi kolam sambil merasakan kesejukan percikan air terjun. Setelah menikmati pemandangan dan berfoto-foto, kami memutuskan untuk mendekati air terjun. Meskipun derasnya air membuat kami sedikit basah, pengalaman berada begitu dekat dengan alam ini sungguh tak terlupakan.

    Suara gemuruh air, sejuknya angin yang membawa percikan air, dan pemandangan hijau di sekitar benar-benar memberikan sensasi yang berbeda dari destinasi wisata lainnya. Waktu pun berlalu tanpa terasa. Setelah puas menikmati Curug Lawe, kami akhirnya memutuskan untuk kembali.

    Perjalanan pulang terasa lebih cepat, mungkin karena hati kami sudah dipenuhi oleh kepuasan dan rasa syukur bisa menikmati keindahan alam yang luar biasa ini. Setelah menikmati keindahan Curug Lawe, saya semakin terdorong untuk menjelajahi destinasi alam lainnya.

    Sumenep

    Di antara tempat yang paling ingin saya kunjungi adalah Gili Iyang di Sumenep, Jawa Timur. Pulau ini tidak hanya dikenal dengan oksigennya yang terbaik di dunia, tetapi juga menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang menarik.

    Beberapa di antaranya adalah Pantai Sembilan yang memukau dengan pasir putihnya, Bukit Tinggi Daramista yang menawarkan pemandangan alam dari ketinggian, dan tentu saja keindahan bawah laut di Gili Labak yang tak kalah mempesona.

    Tidak sabar rasanya untuk menjelajahi keindahan Sumenep dan merasakan sendiri pesonanya.

    —–

    Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.



    Artikel aslinya

  • Luhut Geram Muncul Kelab Malam Topless di Bali, Banyak Turis Nggak Jelas

    Luhut Geram Muncul Kelab Malam Topless di Bali, Banyak Turis Nggak Jelas




    Jakarta

    Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Pandjaitan geram dengan wisatawan bertelanjang dada di kelab malam di Bali. Dia juga menyoroti turis-turis yang melanggar hukum di Pulau Dewata.

    Keinginan itu disampaikan Luhut di sela-sela rapat koordinasi persiapan Bali International Airshow (BIAS) 2024 di Nusa Dua, Badung, Selasa (3/9/2024).

    “Juga kelab nude topless kurangi lah, kan bukan mau lihat orang telanjang, kalau mau pilih tempat lain keunikan Bali harus kita pelihara jangan jadi seksualitas, turis seksual ke tempat lain saja. Bali itu biarlah karisma dan auranya kita pertahankan,” ujar Luhut seperti dikutip dari detikBali, Rabu (4/9).


    Kemudian, ia juga meminta Imigrasi dan Polda Bali agar lebih tegas lagi menyikapi turis asing yang berulah di Bali. Luhut meminta turis asing yang berulah agar langsung dideportasi dan dimasukkan ke daftar hitam agar tidak bisa kembali ke Indonesia.

    “Nggak usah ragu-ragu, ada (turis) yang nggak jelas-jelas itu, pulangin aja langsung,” kata Luhut.

    “Kalau tidak, Bali kita ini rusak loh. Saya titip betul itu dan kita semua bertanggung jawab di situ,” Luhut menambahkan.

    Upaya tersebut sebagai bentuk menjaga Bali agar tidak mencoreng citra pariwisata Bali di dunia. Ia juga menyoroti orang asing yang banyak memperkerjakan masyarakat lokal.

    “Saya minta Polda, Pangdam, dan Imigrasi betul-betul kompak, kalau kita kompak tidak ada yang bisa lawan,” ujar dia.

    Luhut juga geram dengan alih fungsi lahan di Bali. Dia mengingatkan agar tidak ada lagi lahan persawahan yang digunakan untuk membangun akomodasi pariwisata.

    “Tidak ada lagi orang membuat vila di sawah. Sawah biarlah sawah, supaya Bali jadi Bali yang unik,” ujar Luhut.

    Dia mencontohkan lingkungan rumah miliknya yang berlokasi di kawasan Cemagi, Kuta Utara. Menurut dia, lahan di belakang rumahnya itu semula adalah hamparan sawah. Kini, lahan sawah tersebut sudah menjadi bangunan.

    Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengatakan bakal segera menggelar rapat untuk membahas moratorium atau pemberhentian sementara pembangunan hotel di Bali selatan.

    Sandiaga mengatakan permasalahan pembangunan di Bali itu akan dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, rencana moratorium pembangunan akomodasi di Bali selatan juga mendapat dorongan dari akademisi hingga para pelaku pariwisata.

    “Keinginan kami juga untuk memoratorium pembangunan hotel untuk sementara. Karena dirasakan di Bali selatan itu sudah terlalu over build, untuk menghindari over tourism,” ujar Sandiaga.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya