Kategori: Travel

  • Magaluf yang Berisik, Warga Lokal pun Terusik

    Magaluf yang Berisik, Warga Lokal pun Terusik




    Magaluf

    Magaluf sebuah wilayah yang terletak di Mallorca, Spanyol begitu terkenal di kalangan para pecandu pesta. Turis-turis yang berisik membuat warga lokal terusik.

    Magaluf dijuluki sebagai kawasan yang tak pernah tertidur. Itu disebabkan karena pesta yang tak usai-usai di sini, dari pagi hingga ketemu pagi lagi.

    Magaluf jadi salah satu destinasi yang paling berisik dan ramai di Eropa ketika musim panas tiba. Di setiap tahunnya, ribuan wisatawan dan utamanya kaum muda berbondong-bondong datang ke wilayah itu.


    Namun sayangnya keseruan itu tak dirasakan oleh warga setempat. Banyaknya wisatawan yang datang, serta pesta yang digelar non stop sampai pagi, membuat wisatawan mabuk-mabukan tak karuan hingga meresahkan warga setempat.

    Inilah yang membuat warga lokal geram dengan tabiat wisatawan yang datang. Mengutip dari Express, Sabtu (5/10/2024) seorang warga yang tinggal di Avinguda de l’Olivera, Ultima Hora, mengatakan wisatawan-wisatawan yang berisik di jalanan itu mabuk dan sangat meresahkan.

    “Mereka berjalan di jalan secara berkelompok. Itu mengerikan dan kami harus menghadapinya setiap hari, kebisingan ini bisa berlangsung hingga pagi,” dia mengeluhkan.

    Bukan hanya bar-bar dan resor-resor di wilayah pemukiman dan pinggiran pantai, di Magaluf juga terdapat pesta-pesta yang digelar di atas kapal. Sehingga cap pulau pesta itu melekat pada wilayah Magaluf.

    Pariwisata Jadi Sumber Ekonomi, tapi Meresahkan Warga

    Ketergantungan Magaluf pada pariwisata dan pesta malam membuatnya rentan terhadap berbagai tantangan. Sementara pendapatan dari wisatawan sangat penting bagi ekonomi lokal, dampak sosial dan lingkungan dari kerumunan besar tidak dapat diabaikan.

    Beberapa penduduk menginginkan kebijakan yang lebih baik untuk mengatur kegiatan malam agar dapat menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal.

    Sebelumnya warga di sana sempat melakukan serangkaian unjuk rasa untuk menindaklanjuti situasi meresahkan di tempat mereka, terutama memboikot wisatawan asal Inggris.

    Dalam laporan Express di awal Juni, resor-resor di wilayah itu begitu sepi karena sedikit pengunjung yang datang.

    Kemudian, surat kabar lokal menginformasikan bila kekhawatiran terjadi di kalangan pemilik bisnis terkait kurangnya wisatawan yang berkunjung. Walaupun sebagian bar masih terdapat pengunjung tetapi tak seperti biasanya.

    Seorang pemilik bisnis di sana, Javier Barbero, mengatakan jika warga memprotes terkait kepadatan wisatawan dan kebisingan yang terjadi, kemudian hal itu berhasil.

    Maka bisnis merekalah yang akan mengalami kerugian karena kurangnya pengunjung. Oleh karena itu, ia berharap ada jalan tengah yang baik.

    “Kita harus memikirkan ulang model pariwisata di sini,” kata Javier.

    Kebijakan yang Kurang Tegas dan Tak Menyelesaikan Masalah

    Kini telah ada aturan yang diberlakukan untuk wisatawan yang berpesta di kawasan Palma, Llucmajor, dan Magaluf, juga San Antonio di Ibiza. Jika kedapatan berpesta akan dikenakan denda sebesar 500 Euro hingga 1.500 Euro.

    Dengan catatan, kegiatan tersebut mengganggu kenyamanan warga setempat, serta melibatkan kerumunan, atau merusak lingkungan. Dari kebijakan tersebut, warga setempat masih merasa itu kurang tegas.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • Jelajah Rempah, Ekoturisme Keren dari Desa Sumberurip di Blitar

    Jelajah Rempah, Ekoturisme Keren dari Desa Sumberurip di Blitar




    Blitar

    Rempah lebih dikenal sebagai komoditas yang dihasilkan wilayah Indonesia bagian timur. Namun di Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar ini, traveler bisa mengenal lebih dekat beragam tanaman rempah yang melimpah, sebagai pohon kopi sebagai budidaya utama.

    Berbeda dengan destinasi wisata kopi di daerah lain, kekayaan rempah yang dihamparkan desa di lereng Gunung Kawi sisi barat ini cukup mengejutkan. Pasalnya, potensi unik ini belum pernah dimunculkan sebelumnya.

    Apalagi semua jenis rempah tumbuh begitu subur di dataran dengan ketinggian sekitar 700 MDPL ini, seperti Kapulaga (Elettaria cardamomum), Merica (Pepper nigrum), Pala (Myristica fragrans) dan Vanili (Vanilia planifola).


    Untuk menuju ke desa ini, traveler dari luar kota bisa turun di Stasiun Kota Blitar. Kemudian bisa menyewa kendaraan online menuju ke arah Wlingi yang berjarak sekitar 22 KM ke arah timur.

    Perjalanan berlanjut ke arah Utara sekitar 15 KM dengan jalanan aspal yang meliuk dan melewati hutan jati. Lanskap Gunung Kelud dan Butak tampak jelas jika cuaca cerah. Hawa sejuk mulai terasa ketika memasuki Desa Sumberurip dengan hamparan hijau dedaunan dan suara burung yang nyaring bernyanyi.

    Ekotourism Desa Sumberurip BlitarEkotourism Desa Sumberurip Blitar Foto: Erliana Riady/detikcom

    Dengan mengusung konsep ekoturisme, warga lokal berkomitmen tidak akan menambah atau mengubah semua yang dibentangkan semesta, sesuai dengan keasliannya.

    Lokasi ini juga masuk klasifikasi wisata dengan minat khusus, bukan mass tourism dengan banyak pengunjung. Cocok banget bagi traveler yang benar-benar ingin menikmati masa libur menyatu dengan alam yang tenang.

    Traveler akan menemukan banyak pengalaman empirik, seperti menyentuh dan memetik langsung beragam rempah tersebut dari pohonnya. Sesuatu benda yang selama ini hanya tampak di meja dapur, bentuk tumbuhannya akan dihadapkan langsung di depan kita!

    Bahkan, traveler bisa mengetahui bagaimana proses rempah itu diolah hingga siap menjadi bumbu dapur. Apalagi, jika waktu kunjungan bertepatan dengan masa panen rempah, suasana kesibukan warga lokal akan terekam dengan indah dalam balutan tradisi gotong royong yang masih melekat kuat disini.

    “Saya gak nyangka, kalau pohon Kapulaga itu ternyata buahnya di bawah semacam umbi. Selama ini saya pikir menggelantung di dahan tumbuhan seperti merica. Panili juga, ternyata pohonnya merambat dan gak tinggi. Ini pengalaman baru yang sangat menarik,” aku Mart, owner Sabatokaliwuan provider adventure dari Yogyakarta, Jumat (4/10/2024).

    Menurut Mart, destinasi wisata ekoturisme seperti yang disuguhkan Desa Sumberurip ini sedang menjadi tren baru dalam dunia pariwisata. Para traveler peminat khusus, terutama wisatawan mancanegara, kerapkali membidik tujuan wisata mereka ke lokasi seperti ini agar dapat berbaur dengan warga dengan semua kearifan lokal budayanya.

    Beberapa kolega Mart di Eropa mengaku tertarik begitu diperkenalkan dengan destinasi wisata kebun kopi yang terintegrasi dengan tumbuhan rempah ini.

    Jelajah rempah dimulai dari titik kumpul di rumah warga. Sebagai welcome drink, traveler disuguhi beragam minuman rempah hangat sesuai pilihan dan jajanan tradisional sebagai camilan.

    Perjalanan dimulai dengan treking ringan (soft trekking) menyusuri perkampungan menuju lahan kopi yang ditanam berdampingan dengan tumbuhan rempah.

    Karena topografi lahan berada di wilayah perbukitan, maka hawa sejuk dan lanskap sawah terasering akan menjadi bonus pemandangan menuju lokasi lahan. Jalan tanah setapak sangat cocok untuk traveler yang merindukan suasana tenang pedesaan.

    Ekotourism Desa Sumberurip BlitarEkotourism Desa Sumberurip Blitar Foto: Erliana Riady/detikcom

    Roni Yudiono, pemilik lahan seluas 50 are ini siap memberikan pengalaman baru. Mulai membedakan pohon dan biji kopi Robusta, Arabika dan Liberoid. Kemudian mengenalkan beragam tumbuhan rempah yang menjadi tanaman sela lahan kopi tersebut.

    “Tanaman rempah ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Tapi baru massif dibudidayakan sebagai tanaman sela kopi sejak COVID-19 melanda. Banyak orang mencari alternatif pengobatan herbal dan itu mengangkat harga jual rempah. Jadi kami disini juga mulai menanam bersama-sama, karena dulu rempah itu gak punya nilai jual,” tutur pria berusia 32 tahun ini.

    Menurut Roni, aktifitas di lahan makin beragam ketika musim petik rempah dilakukan warga. Untuk Merica, musim panen akan tiba sekitar bulan September-Oktober. Kapulaga, musim panen biasanya dilakukan saat musim hujan.

    Vanili, musim panennya jatuh di bulan Maret-April. Sedangkan jahe dan cengkeh, panen bisa dilakukan mulai September hingga akhir tahun. Untuk Pala, bisa dipetik setiap saat asalkan cuaca normal.

    Durasi dua jam, dirasa cukup untuk traking pendek. Jalan pulang akan berbeda dengan jalur yang dilalui saat berangkat. Traveler akan menjumpai aktifitas warga desa dan berbaur bersama mereka dengan segala kesederhanaan dan keramah-tamahannya.

    Sampai di titik kumpul, makan siang dengan menu khas tradisional Desa Sumberurip siap menambah energi yang tersisa. Dan pulangnya, free gift dan sourvernir rempah dengan kemasan yang manis, bisa dibawa pulang sebagai buah tangan yang penuh kenangan.

    “Bagi traveler yang berminat menikmati jelajah rempah di sini, registrasi kami satu pintu melalui IG@javasumbercoffe.inc. Karena potensi wisata ini terintegrasi dengan semua potensi di desa kami. Trip kami buka setiap hari dengan minimal 4 orang, kecuali Jumat libur karena jam efektifnya pendek,” pungkasnya.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • Tahun 2047, India Targetkan Cuan USD 3 Triliun dari Pariwisata

    Tahun 2047, India Targetkan Cuan USD 3 Triliun dari Pariwisata




    New Delhi

    India menargetkan pendapatan USD 3 triliun dari sektor pariwisata pada 2047. Jika dirupiahkan, angkanya sekitar Rp 47 kuadriliun. Target yang fantastis!

    Mengutip The Economic Times, Sabtu (5/10/2024) Pemerintah India meluncurkan beberapa upaya untuk mencapai target itu. Salah satunya, kebijakan pengurangan biaya visa dan Incredible India Content Hub yang berfungsi untuk meningkatkan infrastruktur dan mempromosikan praktik berkelanjutan.

    India ingin menggapai target ekonomi dari sektor pariwisata senilai USD 3 triliun itu pada 2047. Negara tersebut percaya diri menjadi salah satu tujuan wisata paling diminati di dunia dalam tempo sesingkat-singkatnya.


    Target fantastis itu dibuat India dengan berkaca 9,2 juta kedatangan wisatawan mancanegara pada 2023. India menganggap itu sebagai kebangkitan positif usai pandemi. Industri pariwisata memberikan tanda-tanda kebangkitan yang baik selepas masa suram itu, dengan peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 43,5%.

    Di tahun ini mulai Januari hingga Juni, India kedatangan wisatawan mancanegara mencapai 4.780.000. Pada bulan Juni, India kedatangan wisatawan mancanegara mencapai 7.006.045, lebih banyak dibandingkan dengan Juni 2023 yang berada di 6.048.008. Jika pertumbuhan mencapai 9%.

    Menurut pemerintah India, meski tengah menghadapi sejumlah tantangan di sepanjang prosesnya, sektor pariwisata masih terus berkembang. Didorong dengan berbagai inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur, mempromosikan praktik berkelanjutan, dan memperkaya pengalaman pengunjung secara keseluruhan.

    Dari komitmen dan upaya untuk mengatasi kendala serta memanfaatkan peluang, India berada di jalur yang tepat untuk menjadi tujuan wisata global yang terkemuka.

    Menurut Kementerian Pariwisata India, sebagai bagian dari kampanye ‘Chalo India’. Sekitar 100.000 orang asing pertama yang datang ke India akan mendapatkan visa secara cuma-cuma alias pemerintah India akan membebaskan biaya visa bagi mereka.

    Pemerintah juga telah meluncurkan Incredible India Content Hub di portal digital Incredible India yang telah diperbarui. Program itu ditujukan untuk digunakan oleh para pemangku kepentingan, di antaranya operator tur, jurnalis, mahasiswa, peneliti, pembuat film, penulis, influencer, konten kreator, pejabat pemerintah, dan duta besar.

    Dalam upaya untuk melibatkan warga negara dalam pengembangan dan pertumbuhan pariwisata, pemerintah India juga memperkenalkan mekanisme di bandara dan stasiun kereta api di seluruh negeri. Wisatawan dapat memberikan umpan balik mereka tentang kunjungan ke tempat wisata dan tujuan wisata di negara tersebut.

    Untuk mendukung upaya dalam memberikan dan menerapkan status industri bagi sektor pariwisata dan perhotelan, Kementerian Pariwisata India juga sudah meluncurkan buku pegangan yang bertujuan untuk menjadi panduan bagian wilayah negara bagian di India.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • BookCabin Apresiasi Anggota CabinClub dengan Bonus Poin & Benefit

    BookCabin Apresiasi Anggota CabinClub dengan Bonus Poin & Benefit




    Jakarta

    CabinClub yang merupakan program frequent flyer dari BookCabin, memberikan promo spesial selama dua bulan ke depan yang dimulai hari ini sampai akhir November. Sebagai anggota CabinClub, pelanggan akan mendapatkan poin dan berbagai benefit lainnya saat melakukan pemesanan tiket melalui aplikasi BookCabin, khusus untuk pemesanan tiket dari salah satu maskapai Lion Air Group (Lion Air, Batik Air, Super Air Jet, Wings Air, Thai Lion, Batik Air Malaysia).

    Selama bulan Oktober dan November 2024 ini, sesuai syarat dan ketentuan berlaku, CabinClub memberikan apresiasi kepada para pelanggan setia yang tergabung di CabinClub dalam bentuk promo khusus berupa bonus poin yang jumlahnya sampai 5x lebih besar dari biasanya. Dengan poin-poin ini, anggota dapat menggunakannya untuk penerbangan dan menukarkan poin untuk berbagai merchandise menarik (laptop, ponsel, tiket pesawat, smartwatch dan masih banyak lagi).

    Selama periode promo ini pula, para penumpang yang baru bergabung menjadi anggota CabinClub akan langsung mendapatkan sejumlah 20.000 poin, mendapat kesempatan untuk mendapatkan upgrade dari kelas ekonomi menjadi kelas bisnis jika ia termasuk dalam dua orang pertama yang melakukan online check-in untuk penerbangan menggunakan Batik Air. Semua keistimewaan ini dihadirkan sebagai bentuk apresiasi kepada para anggota CabinClub dan menjadi bentuk komitmen BookCabin dalam menomorsatukan kepuasan para pelanggan.


    Hadir di penghujung tahun lalu dan berkomitmen untuk menjadi OTA yang menemani perencanaan perjalanan para pelanggan dari A sampai Z, BookCabin selalu memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan melalui beragam servis perjalanan yang dihadirkan secara praktis dan efisien dalam satu platform saja.

    BookCabin kerap memberikan berbagai benefit berupa promo-promo menarik sebagai bentuk apresiasi untuk para pelanggan sambil terus memberikan pelayanan komprehensif yang dilakukan tidak hanya melalui Call Center namun juga dalam bentuk asistensi secara offline di banyak bandara baik di Jakarta maupun di berbagai kota lain di Indonesia melalui program ‘BookCabin Ambassador’ yang dijalankan di berbagai bandara di tanah air. Semua ini dilakukan dalam rangka memberikan rasa nyaman dan aman kepada para pelanggan.

    Berada di bawah naungan Lion Air Group yang merupakan perusahaan maskapai swasta terbesar milik Indonesia, BookCabin otomatis menjadi perusahaan milik anak bangsa yang bangga menjadi bagian dari industri OTA Indonesia, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan wisatawan Indonesia tetapi juga membantu memperluas pasar industri pariwisata di Indonesia baik saat ini maupun dalam jangka panjang kedepannya.

    (prf/ega)



    Artikel aslinya

  • Victoria, Kota Kecil Terbaik di Dunia Versi Conde Nast Traveller

    Victoria, Kota Kecil Terbaik di Dunia Versi Conde Nast Traveller




    Victoria

    Kota Victoria di Kanada berhasil menyabet penghargaan sebagai kota kecil terbaik di dunia versi Conde Nast Traveller selama dua tahun berturut-turut.

    Majalah travel-lifestyle itu menobatkan Victoria sebagai kota kecil terbaik di dunia pada 1 Oktober kemarin.

    Melansir Vancouver Sun, Sabtu (5/10/2024) CEO Destination Greater Victoria, (organisasi pemasaran destinasi yang bertugas mempromosikan Victoria ke kancah global) Paul Nursey mengatakan, pencapaian ini merupakan sesuatu yang sangat besar.


    “Artinya Victoria sebagai destinasi pertemuan dan rekreasi, benar-benar setara dengan beberapa tempat paling menarik dan unik di dunia,” sebut Paul.

    Paul menyatakan dengan capaian itu, Victoria sejajar dengan kota-kota lain di dunia seperti Porto (Portugal), Bruges (Belgia), dan San Sebastian (Spanyol).

    Kini dengan penghargaan dari Conde Nast Traveller itu, baginya Victoria lebih menonjol daripada kota lain di Amerika Utara bagian barat.

    “Dan menurut saya, bagi kami, hal ini berarti meek kami jelas berbeda dari Vancouver, Seattle, dan tempat-tempat lainnya di Pacific Northwest,” sambung Paul.

    Ia juga menjabarkan bahwa baru-baru ini Victoria telah menjadi tuan rumah bagi beberapa rencana pertemuan insentif paling berpengaruh di dunia, mengingatkannya bahwa kota itu tetap merupakan permata yang belum ditemukan.

    Canada Day in Victoria, Vancouver Island, Canada. Masses of people visiting the celebrations at inner harbour with the parliament building during sunset.Kota Victoria di Kanada Foto: Getty Images/iStockphoto/aprott

    Diketahui, Condé Nast penerbit berbagai majalah seperti Vogue, GQ, dan The New Yorker, melaporkan bahwa majalah travellernya telah menjangkau lebih dari 20 juta pembaca setiap bulan, baik dalam versi cetak maupun online, serta lebih dari 40 juta orang melalui saluran media sosialnya.

    Tahun ini, lebih dari 575.000 pembaca berpartisipasi dalam Readers’ Choice Awards dengan memberikan penilaian mengenai pengalaman perjalanan mereka dengan skala lima poin.

    Paul menyatakan bahwa hasil tersebut menunjukkan Victoria berhasil menarik wisatawan dengan daya beli yang lebih tinggi, juga terlihat dari tarif hotel di kota tersebut belakangan ini.

    Dari data Chemistry Consulting, tarif kamar harian rata-rata di Victoria selama tujuh bulan pertama tahun ini adalah US$ 255,21, naik dari US$ 240,48 pada tahun lalu. Sementara pendapatan per kamar yang tersedia adalah US$ 188,87. Angka itu naik dari US$ 167,77 pada waktu yang sama tahun lalu.

    Bandara International Victoria juga mengalami peningkatan 9% dalam jumlah total penumpang melalui gerbangnya dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah kendaraan di BC Ferries naik 1,64% dan Pusat Konferensi Victoria telah merasakan peningkatan 26% pada hari delegasi.

    Paul mengatakan Victoria telah naik dari peringkat tengah dalam hak tarif kamar harian rata-rata, ker peringkat ketiga di bawah Vancouver dan Toronto.

    Ia juga mencatat secara keseluruhan tahun pariwisata telah sangat solid dengan sejumlah operator pariwisata melaporkan bahwa mereka berada sebelum angka sebelum pandemi.

    Kemudian, ia menyatakan bahwa pengakuan dari Condé Nast akan mendukung mereka dalam mencapai kesuksesan tahun ini, dan akan dimanfaatkan dalam promosi pemasaran serta upaya hubungan masyarakat.

    Hal ini juga menjadi bagian dari peluncuran rencana induk 10 tahun Destination Greater Victoria pada musim gugur yang akan berfokus pada kebutuhan investasi ulang dalam infrastruktur wilayah.

    Salah satunya [perbaikan jalan, model pengembangan hotel, dan kebutuhan untuk fasilitas baru seperti museum dan perluasan pusat konferensi.

    “Kami kini menjadi merek yang dikenal secara global dan itu terbukti benar, tetapi kami juga melihat risiko kerugian kila kami tidak segera melanjutkan beberapa proyek ini karena pesaing kami juga ikut pindah,” jelas Paul.

    “Kami menyadari bahwa kami telah mencapai titik tertinggi tapi untuk tetap berada di posisi tersebut, kami harus terus meningkatkan kinerja kami. Semua orang di seluruh dunia terus menyadari pentingnya menarik pengunjung dan konferensi investasi asing langsung,” lanjutnya.

    Paul mengakui investasi dalam infrastruktur akan sulit dilakukan, mengingat seluruh negeri sedang membutuhkan peningkatan dan perbaikan infrastruktur. Mulai dari tanggul laut yang runtuh hingga perbaikan jalan raya dan jembatan, namun pihaknya berkeyakinan untuk mengajukan banding ke intinya.

    “Kami melakukan analisis terhadap pendapatan pajak yang dapat didorong oleh hal ini. Ini adalah uang langsung dari non warga negara yang membantu mendanai pendapatan umum kami dan kami memiliki kisah sukses yang perlu terus kami investasikan,” tutup Paul.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • Heboh Bule Berhubungan Seks di Pantai Kuta Mandalika, Polisi Kesulitan Ungkap

    Heboh Bule Berhubungan Seks di Pantai Kuta Mandalika, Polisi Kesulitan Ungkap




    Lombok Tengah

    Kejadian heboh dua bule terekam kamera sedang berhubungan seksual di pantai Kuta Mandalika membuat Polres Lombok Tengah kesulitan untuk mengungkapnya. Kenapa?

    Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus dugaan dua bule berhubungan seks di Pantai Kuta Mandalika. Polisi merasa kesulitan mengusut kasus itu, karena dua WNA yang menjadi pemeran dalam video mesum itu sulit untuk dikenali.

    Kasi Humas Polres Lombok Tengah, Iptu Lalu Brata Kusnadi mengungkapkan, petugas telah mendatangi lokasi yang menjadi tempat dua turis asing itu berbuat mesum.


    “Terkait dengan postingan salah satu warga yang memvideokan pasangan yang diduga WNA itu, anggota kami dari Opsnal Satreskrim Polres Lombok Tengah mengecek lokasi kejadian,” kata Brata, Kamis (3/10/2024).

    Hanya saja, sampai saat ini penyidik kesulitan mencari pemilik akun yang pertama kali menyebarkan video itu. Polisi juga kesulitan mengenali dua WNA mesum dalam video.

    “Kami juga masih mencari informasi (pemilik akun) agar bisa mencari tahu atau mengenal wajah dari WNA itu untuk menjadi dasar kami mencari tahu di mana ia tinggal dan lainnya,” ujarnya.

    “Yang upload ini kami belum tahu. Orang lokal atau luar daerah atau orang WNA juga. Ini masih diselidiki oleh teman-teman dari Unit Tipiter,” imbuhnya.

    Polres Lombok Tengah sangat mengatensi kejadian tersebut. Brata mengatakan perbuatan itu sangat bertentangan dengan norma-norma yang dipercayai oleh masyarakat Lombok.

    “Kalau benar itu terjadi itu sangat mencoreng nama baik daerah kita. Itu bertentangan dengan budaya dan agama kita yang ada di sini,” tegas Brata.

    Sebelumnya, video yang merekam sejoli yang diduga warga negara asing (WNA) berhubungan seks di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu viral di media sosial.

    Dari video yang beredar, terlihat dua bule tersebut dalam kondisi telanjang bulat sedang berhubungan seks di bibir pantai. Tak ada orang lain di pantai itu.

    Suasana di ujung pantai itu sangat sepi. Narasi yang beredar menyebutkan sejoli mesum itu adalah turis asing. Tak ada informasi kapan video itu direkam, dan lokasi tepatnya di mana.

    Namun warga meyakini lokasinya berada di Pantai Kuta Mandalika, Lombok, karena topografinya yang khas. Pada video juga terlihat Sirkuit Mandalika di kejauhan.

    ——

    Artikel ini telah naik di detikBali.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • Wings Air Buka Lagi Rute Baru Hubungkan Kupang dan Pulau Rote

    Wings Air Buka Lagi Rute Baru Hubungkan Kupang dan Pulau Rote




    Kupang

    Maskapai Wings Air membuka lagi rute yang menghubungkan Kupang dengan pulau Rote. Rute baru ini akan mulai terbang perdana pada 27 Oktober mendatang.

    Pembukaan rute penerbangan langsung Kupang-Pulau Rote oleh Wings Air itu merupakan bagian dari upaya memperkuat jaringan transportasi udara di kawasan Indonesia Timur.

    Rute ini akan menghubungkan Bandara El Tari di Kupang dengan Bandara David Constantijn Saudale di pulau Rote. Traveler pun bisa menjelajahi keindahan pulau tersebut.


    Pulau Rote selama ini dikenal dengan pesona alamnya yang indah, kini bisa lebih mudah dijangkau hanya dalam waktu singkat dari Kupang.

    “Wings Air mengajak para traveler, pebisnis, dan masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk wisata, keluarga, bisnis serta kegiatan lainnya,” ucap Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangannya, Sabtu (5/10/2024).

    “Penerbangan ini juga diharapkan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), serta memperkuat konektivitas antar wilayah. Konektivitas ini sangat penting untuk menghubungkan berbagai daerah, termasuk yang berada di wilayah kepulauan, seperti Pulau Rote, dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia,” imbuh Danang.

    Untuk rute baru ini, Wings Air akan mengoperasikan pesawat ATR 72 dengan kapasitas 72 kursi kelas ekonomi. Pesawat ini memang dirancang khusus melayani rute jarak pendek antar pulau yang sulit dijangkau oleh pesawat besar.

    Penumpang dapat memesan tiket Kupang-Pulau Rote melalui aplikasi BookCabin, yang menawarkan berbagai kemudahan seperti pemesanan tiket, hotel, check-in online, hingga program menarik ‘Gratis 50 Tiket Setiap Hari’.

    Berikut Jadwal Penerbangan Wings Air Kupang-Pulau Rote:

    1.Kupang (KOE) – Rote (RTI) IW-1937: Terbang 09.00 WITA, Tiba 09.30 WITA.

    2. Rote (RTI) – Kupang (KOE) IW-1934: Terbang 10.00 WITA, Tiba 10.30 WITA.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • Emak-emak Diborgol di Disneyland, Ia Tipu-tipu soal Umur Anaknya

    Emak-emak Diborgol di Disneyland, Ia Tipu-tipu soal Umur Anaknya




    Anaheim

    Seorang ibu ditangkap dan diborgol karena menyelundupkan anak-anaknya untuk masuk tanpa bayar ke Disneyland

    Melansir Stuff, Sabtu (5/10/2024), ibu yang malang tersebut ditangkap di tempat yang disebut ‘Tempat Paling Bahagia di Dunia’. Video penangkapannya beredar di dunia maya dan kemudian pelancong tersebut berhasil diidentifikasi sebagai Jessenia Diaz.

    Ia yang menggunakan aksesoris mickey mouse di kepalanya terlihat dalam keadaan diborgol dan tengah digiring petugas. Di sisinya, anak-anaknya tampak tertekan.


    Menurut laporan media, wanita itu telah berbohong terkait usia anak-anaknya. Adapun anak-anak di bawah usia 3 tahun dapat masuk secara gratis dengan didampingi orang dewasa yang memiliki tiket yang sah. Diaz diduga mengakali peraturan tersebut dan memalsukan umur kedua anaknya.

    Pejabat Disneyland pun merespons kejadian tersebut kepada KTLA5. Ia menjelaskan bahwa wanita itu ditangkap karena masuk tanpa izin dan didakwa menghalangi penyelidikan petugas keamanan. Namun, setelah dikeluarkan, ia dibebaskan setelahnya.

    Menurut TMZ, penangkapan pelancong dengan kasus tersebut bukanlah insiden pertama, melainkan keempat kalinya dalam dua bulan terakhir. Namun bagi Diaz, itu adalah kali pertamanya.

    Kendati demikian, Diaz kemudian memposting di TikTok bahwa ia berencana untuk menuntut dan menyebut insiden tersebut sebagai sebuah kebohongan.

    (wkn/wsw)



    Artikel aslinya

  • 75 Tahun Hubungan RI-Pakistan, tapi Belum Ada Penerbangan Langsung ke Sana

    75 Tahun Hubungan RI-Pakistan, tapi Belum Ada Penerbangan Langsung ke Sana




    Jakarta

    Tahun depan sudah 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Pakistan, tapi belum ada penerbangan langsung dari Jakarta ke negara tersebut.

    Hal itu diungkapkan oleh Rahmat Hindiarta Kusuma selaku Kuasa Usaha Sementara KBRI Islamabad yang sedang berkunjung ke Indonesia dalam rangka kegiatan diplomasi ekonomi di Jakarta dan Bali.

    Menurut Rahmat, Pakistan memiliki keindahan yang luar biasa. Namun sayang, belum ada penerbangan langsung yang menghubungkan antara Indonesia dengan negeri Muhammad Ali Jinnah itu.


    “Sebagai orang Indonesia saya menikmati keindahan alam Pakistan yang luar biasa. Budayanya juga unik sekali. Masyarakatnya sangat ramah, apalagi kalau mereka tahu kita dari Indonesia. Semoga bisa menjadi pintu terbukanya penerbangan langsung Indonesia – Pakistan. Akan banyak multiple positive impacts,” ungkap Rahmat, Sabtu (5/10/2024).

    Presiden ASITA, Nunung Rusmiati pun mengakui jika Pakistan merupakan salah satu negara yang belum terjamah dengan baik di dunia pariwisata, padahal potensinya luar biasa.

    “Sudah banyak negara yang sudah bekerja sama dengan ASITA, namun Pakistan ini sama sekali belum ada. Padahal keindahan alamnya luar biasa, tidak kalah dengan Swiss atau New Zealand,” jelas Rusmiati.

    Untuk itu, ASITA pun menjalin kerja sama dengan International Creative Exchange (ICE), sekelompok pengusaha dari Pakistan lewat sebuah MoU.

    Pada nota kesepahaman tersebut, terdapat 11 poin yang tujuan utamanya adalah dalam rangka peningkatan pariwisata untuk dua negara bersahabat, yaitu Indonesia dan Pakistan.

    Kerja sama ASITA dengan ICEPenandatangan MoU ASITA dengan ICE Foto: (dok. Istimewa)

    Ketua Umum ICE Atta Ul Karim berharap, kerja sama ini bisa melahirkan sesuatu yang bermanfaat untuk kedua negara.

    “Saya ini lahir di Pakistan, namun besar dan sukses di Indonesia, makanya saya harus berterima kasih kepada dua negara ini. Salah satu caranya adalah terus mengupayakan untuk meningkatkan pariwisata di dua negara, Pakistan dan Indonesia,” ujar Atta.

    Sebagaimana diketahui, saat ini belum ada penerbangan langsung yang melayani kedua negara. Untuk ke Pakistan dari Jakarta, traveler harus transit terlebih dahulu di Abu Dhabi atau Doha, tergantung maskapainya.

    Hal itu yang menjadi salah satu hambatan untuk menggenjot wisatawan baik dari Pakistan ke Indonesia ataupun sebaliknya.

    “Dengan kesepahaman ICE dan ASITA, kami ingin melihat peningkatan angka kunjungan pariwisata di dua negara, sehingga maskapai juga melirik untuk membuka keran penerbangan langsung,” tutup Rahmat yang sudah satu tahun bertugas di Pakistan ini.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya