Kategori: Travel

  • Magelang Gelar Festival Balon Udara, tapi Pengunjung Kecewa

    Magelang Gelar Festival Balon Udara, tapi Pengunjung Kecewa




    Magelang

    Festival balon udara di Alun-alun Kota Magelang menjadi salah satu atraksi yang menarik pengunjung. Semua sudah siap, tapi kok wisatawan kecewa?

    Kekecewaan pengunjung disebabkan oleh balon-balon yang tidak bisa terbang. Dari 9 balon yang disiapkan, hanya dua yang bisa terbang.

    Pantauan detikJateng, festival balon udara ini menjadi daya tarik para pengunjung. Terbukti banyak orang berdatangan melihat penerbangan balon udara.


    Sebab, penerbangan balon udara di Kota Magelang ini baru pertama kali digelar. Tak heran, massa berdatangan menuju Alun-Alun Kota Magelang sejak pagi.

    Rata-rata pengunjung datang bersama keluarganya. Baik anak maupun remaja maupun orang tua rela berjubel untuk melihat event ini.

    “Saya bukan asli warga sini (Magelang) jadi semangat banget melihat balon udara ini. Kita sudah berangkat dari pagi,” kata Nanda Hanifah (21), mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) kepada wartawan, Sabtu (3/8/2024).

    Ia datang bersama teman-temannya yang kebetulan tengah KKN di Girimulyo, Kecamatan Windusari. Dia dan teman-temannya pun berangkat pukul 06.30 WIB untuk melihat penerbangan balon udara.

    “(Balon naik dan tidak) Agak boring karena kita nunggunya dari tadi nggak naik-naik. Tadi sudah (ada aba-aba) satu, dua tiga, empat, lima, tapi nggak naik-naik balonnya,” sambungnya.

    “Kita mau cari momen foto balon udaranya untuk diterbangkan,” ujarnya.

    Pengunjung lainnya, Nihayah (25), mengaku ingin melihat momentum penerbangan balon udara yang baru pertama kali digelar di Magelang ini.

    “Sampai sini kok di luar ekspektasi. Dulu pas nonton di Wonosobo bisa lihat dengan bagus, tapi di sini nggak (berhasil),” kata Nihayah.

    “Ini lokasinya terlalu berdekatan antarbalon dengan lainnya. Terus ada stan-stan,” ujar dia.

    Diketahui, balon udara yang diterbangkan ini di Alun-alun Magelang ini berasal dari Wonosobo. Salah satunya dari Kembaran, Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Penerbang balon udara menduga ada faktor cuaca di balik gagalnya penerbangan balon udara ini.

    “Ini karena cuaca, angin tidak mendukung. Tadi sempat terbang dua kali, ketinggian sekitar 30 sampai 40 meter,” kata Eko Cahyono (31), penerbang balon udara dari Kembaran Wonosobo.

    “Ini termasuk berhasil bisa terbang. Kalau dulu pengalaman di Wonosobo juga ada yang nggak bisa terbang sama sekali. (Nggak sesuai ekspektasi) Ya seperti inilah soal cuaca kita nggak bisa (menentukan). Kalau dipaksakan hancur, angin besar terus ini ada stan-stan jualan semua,” ujar Eko.

    Eko pun mengaku tak bisa memaksakan menerbangkan balon udaranya. Sebab, banyak penghalang di sekitar lokasi.

    “Kalau biasanya stan di pinggir semua, kita bebas (menerbangkan). Ini banyak gangguan kalau di sini,” jelas dia.

    Menurutnya, jika area penerbangan bersih dari stan-stan bisa lebih leluasa. Ia bersama teman-temannya pernah menerbangkan balon udara di Wonosobo dan Purwokerto.

    “Di Wonosobo sudah empat kali, Purwokerto satu kali dan sekarang. (Dari beberapa lokasi) Di sini kurang pas area kalau stan di pinggir-pinggir bisa leluasa,” katanya.

    Respons Pemkot Magelang

    Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro (DPPKUM) Kota Magelang, Syaifullah mengakui adanya kendala penerbangan balon udara ini. Dia pun memerinci beberapa faktor penyebabnya.

    “Aspeknya macam-macam. Yang jelas balon itu diterbangkan asap dari kayu. Sebenarnya ketika ada asap (dari kayu yang dibakar) itu banyak, tadi saya lihat bisa terbang,” kata Syaifullah.

    “Kalau asapnya sedikit ya le mabur ora adoh (terbang tidak tinggi), itu yang pertama. Terus yang kedua, dari aspek luasannya kurang leluasa. Kemarin kita estimasi 15 (balon) bisa, ini sudah kita kurangi. Cuma (tadi) massa (orang) banyak makanya balonnya dikonsentrasikan tidak berjauhan. Konsep awal agak terpencar biar lebih leluasa, tapi pengunjungnya banyak,” katanya.

    Terkait keluhan banyak stan-stan yang ada, nantinya akan dievaluasi untuk event ke depan. Hal ini mengingat antusias orang yang datang ke festival membeludak.

    “Tadi saya lihat saat mau menghidupkan tungku (bakar kayu) kesusahan karena saking antusiasnya orang sehingga agak ribet,” kata dia.

    “Tadi secara keseluruhan bagus, cuma nggak bisa tinggi (terbangnya). Sebenarnya semua bisa terbang, itu tadi ada yang bolong (sobek) terus turun. Semua bisa terbang, yang paling tinggi dua,” pungkasnya.

    ****

    Artikel ini telah tayang di detikJateng.

    (bnl/bnl)



    Artikel aslinya

  • Penurunan Populasi Burung Ini Bikin 500.000 Orang Tewas, Kok Bisa?

    Penurunan Populasi Burung Ini Bikin 500.000 Orang Tewas, Kok Bisa?




    Delhi

    Dahulu kala, burung nasar merupakan burung yang berlimpah dan ada di mana-mana di seantero India. Awalnya cuma mengganggu, tidak membahayakan. Tetapi, di satu masa, burung-burung itu mematikan.

    Mengutip BBC, Jumat (2/8/2024), burung-burung pemakan bangkai itu beterbangan di atas tempat pembuangan sampah yang luas. Mereka mencari bangkai sapi.

    Karena populasinya yang sangat tinggi, burung-burung itu membuat pilot khawatir karena tersedot ke dalam mesin jet saat lepas landas di bandara.


    Namun, lebih dari dua dekade yang lalu, burung pemakan bangkai di India mulai berguguran karena obat yang digunakan untuk mengobati sapi-sapi yang sakit.

    Pada pertengahan tahun 1990-an, populasi burung nasar yang tadinya berjumlah 50 juta ekor anjlok hingga mendekati angka nol akibat diklofenak.

    Itu merupakan sebuah obat penghilang rasa sakit nonsteroid yang murah untuk sapi, tetapi berakibat fatal pada burung pemakan bangkai.

    Burung-burung yang memakan bangkai ternak yang diobati dengan obat tersebut menderita gagal ginjal dan mati.

    Sejak pelarangan penggunaan diklofenak oleh dokter hewan pada tahun 2006, penurunan populasi burung nasar telah melambat di beberapa daerah. Tapi setidaknya ada tiga spesies telah mengalami penurunan jangka panjang sebesar 91-98%, menurut laporan State of India’s Birds dan para ahli.

    Burung nasar di IndiaBurung nasar atau pemakan bangkai di India (Foto: BBC)

    Pemusnahan yang tidak disengaja terhadap burung-burung pemakan bangkai ini memungkinkan bakteri dan infeksi mematikan berkembang biak. Efeknya kematian sekitar setengah juta orang dalam kurun waktu lima tahun, demikian menurut jurnal American Economic Association.

    “Burung nasar dianggap sebagai layanan sanitasi alam karena peran penting yang mereka mainkan dalam menyingkirkan hewan-hewan mati yang mengandung bakteri dan patogen dari lingkungan kita. Tanpa mereka, penyakit dapat menyebar,” ujar salah satu penulis studi tersebut, Eyal Frank, asisten profesor di Harris School of Public Policy, Universitas Chicago.

    “Memahami peran burung nasar bagi kesehatan manusia menggarisbawahi pentingnya perlindungan terhadap satwa liar. Mereka semua memiliki tugas yang harus dilakukan dalam ekosistem kita yang berdampak pada kehidupan kita,” imbuh dia.

    Frank dan rekan penulisnya, Anant Sudarshan, membandingkan tingkat kematian manusia di distrik-distrik di India yang dulunya memiliki banyak burung pemakan bangkai dengan distrik-distrik yang memiliki populasi burung pemakan bangkai yang secara historis rendah, baik sebelum maupun sesudah kepunahan burung pemakan bangkai.

    Mereka juga meneliti penjualan vaksin rabies, jumlah anjing liar dan tingkat patogen dalam pasokan air. Mereka menemukan bahwa setelah penjualan obat antiinflamasi meningkat dan populasi burung nasar runtuh, tingkat kematian manusia meningkat lebih dari 4% di distrik-distrik yang dulunya pernah menjadi tempat berkembang biak burung-burung ini.

    Para peneliti juga menemukan bahwa efek paling besar terjadi di daerah perkotaan dengan populasi hewan ternak yang besar, tempat di mana banyak terdapat tempat pembuangan bangkai.

    Para penulis memperkirakan bahwa antara tahun 2000 dan 2005, hilangnya burung nasar menyebabkan sekitar 100.000 kematian manusia tambahan setiap tahunnya, yang mengakibatkan kerugian lebih dari USD 69 milyar per tahun untuk kerugian akibat kematian atau kerugian ekonomi akibat kematian dini.

    Burung nasar di IndiaBurung nasar atau pemakan bangkai di India (Foto: BBC)

    Kematian-kematian ini disebabkan oleh penyebaran penyakit dan bakteri yang seharusnya dapat disingkirkan oleh burung nasar dari lingkungan.

    Sebagai contoh, tanpa adanya burung nasar, populasi anjing liar akan meningkat dan membawa penyakit rabies pada manusia. Penjualan vaksin rabies meningkat pada masa tersebut, namun tidak mencukupi.

    Tidak seperti burung bangkai, anjing tidak efektif dalam membersihkan sisa-sisa yang membusuk, yang menyebabkan bakteri dan patogen menyebar ke dalam air minum melalui limpasan dan metode pembuangan yang buruk.

    Bakteri feses di dalam air pun meningkat lebih dari dua kali lipat.

    “Kemusnahan burung bangkai di India memberikan contoh yang sangat jelas tentang jenis kerugian yang sulit dipulihkan dan tidak dapat diprediksi oleh manusia akibat hilangnya suatu spesies,” kata Sudarshan, seorang profesor di University of Warwick dan salah satu penulis studi tersebut.

    “Dalam kasus ini, bahan kimia baru menjadi penyebabnya, tetapi aktivitas manusia lain yang membuat hilangnya habitat, perdagangan satwa liar, dan sekarang perubahan iklim juga berdampak pada satwa. Dan pada gilirannya, berdampak pada kita,” ungkap dia.

    “Sangatlah penting untuk memahami dampak-dampak ini dan menargetkan sumber daya dan peraturan untuk melestarikan spesies-spesies kunci ini,” katanya.

    Dari semua spesies burung pemakan bangkai di India, burung pemakan bangkai putih, burung pemakan bangkai India, dan burung pemakan bangkai berkepala merah mengalami penurunan jangka panjang yang paling signifikan sejak awal tahun 2000-an, dengan penurunan populasi masing-masing sebesar 98%, 95%, dan 91%.

    Burung nasar Mesir dan burung nasar griffon yang bermigrasi juga mengalami penurunan yang signifikan, tetapi tidak terlalu besar.

    Sensus ternak tahun 2019 di India mencatat lebih dari 500 juta ekor, yang merupakan jumlah tertinggi di dunia. Burung nasar, pemakan bangkai yang sangat efisien, secara historis diandalkan oleh para peternak untuk menyingkirkan bangkai ternak dengan cepat.

    Penurunan jumlah burung nasar di India merupakan yang tercepat yang pernah tercatat untuk spesies burung dan yang terbesar sejak kepunahan passenger pigeon di Amerika Serikat.

    Populasi burung nasar yang tersisa di India saat ini terkonsentrasi di sekitar wilayah-wilayah yang dilindungi, di mana makanan mereka lebih banyak terdiri dari satwa liar yang mati dibandingkan dengan hewan ternak yang mungkin terkontaminasi obat, demikian menurut laporan State of Indian Birds.

    Penurunan yang terus berlanjut ini menunjukkan “ancaman yang berkelanjutan bagi burung nasar, yang menjadi perhatian khusus mengingat penurunan burung nasar telah berdampak negatif pada kesejahteraan manusia”.

    Para ahli memperingatkan bahwa obat-obatan hewan masih menjadi ancaman utama bagi burung nasar. Ketersediaan bangkai yang semakin menipis, akibat meningkatnya penguburan dan persaingan dengan anjing liar, memperparah masalah ini.

    Penggalian dan penambangan dapat mengganggu habitat bersarang beberapa spesies burung nasar.

    Apakah burung nasar akan kembali? Sulit untuk mengatakannya, meskipun ada beberapa tanda yang menjanjikan.

    Tahun lalu, 20 burung nasar yang dikembangbiakkan di penangkaran dan dipasangi tag satelit dan diselamatkan telah dilepaskan dari cagar alam harimau di Benggala Barat.

    Lebih dari 300 burung nasar tercatat dalam survei terbaru di India bagian selatan. Namun, diperlukan lebih banyak tindakan.

    (msl/wsw)



    Artikel aslinya

  • Rekor Terpanas Jepang Selama 126 Tahun Jatuh Pada Bulan Juli

    Rekor Terpanas Jepang Selama 126 Tahun Jatuh Pada Bulan Juli




    Tokyo

    Musim panas di Jepang terasa begitu terik. Ternyata, tahun ini jadi rekor terpanas selama 126 tahun. Traveler yang lagi di Jepang hati-hati!

    Dilansir dari Channel News Asia pada Jumat (2/8), suhu di negara itu naik 2,16 derajat Celcius dibandingkan dari rata-rata rekor tahun lalu, yang hanya baik 1,91 derajat Celcius untuk bulan Juli.

    “Itu adalah yang tertinggi sejak statistik dimulai pada tahun 1898,” kata Badan Meteorologi Jepang (JMA).


    JMA mencatat bahwa angka-angka itu jauh lebih tinggi secara nasional. Dari 153 pos pengamatan di seluruh Jepang, 62 memecahkan rekor suhu rata-rata mereka pada bulan Juli.

    “Faktor-faktor yang berkontribusi termasuk sistem tekanan tinggi di atas Pasifik dan udara hangat dari selatan yang menyelimuti bagian utara kepulauan itu,” kata JMA.

    Sejak April, sengatan panas telah menewaskan 59 orang di Jepang, menurut badan penanggulangan bencana.

    Payung dan pendingin leher yang dapat disimpan di dalam freezer sudah menjadi pemandangan umum di sekitar Tokyo. Seorang seniman jalanan bernama Jiro Kan (56) mengatakan kepada AFP bahwa ia merasa sangat kepanasan.

    “Setelah menghabiskan dua jam berdiri di sini, saya jadi sangat berkeringat sampai-sampai saya bisa memerasnya keluar dari baju saya. Saya basah kuyup,” kata Kan, yang mengenakan setelan serba kuning.

    “Orang-orang yang terbiasa dengan jenis panas yang lebih kering seperti di Amerika Serikat merasa panas dan lembap di Jepang lebih sulit diatasi,” katanya di tempat wisata Asakusa.

    Bulan lalu, Shizuoka di sebelah barat Tokyo menjadi wilayah Jepang pertama yang suhunya mencapai 40 derajat Celsius tahun ini. Padahal ambang batas 35 derajat yang dianggap sangat panas oleh pihak berwenang.

    Gelombang panas semakin umum terjadi di seluruh dunia, dengan pemantau iklim Uni Eropa mengatakan pada bulan Juli bahwa Bumi mengalami hari terhangatnya yang pernah tercatat dalam sejarah.

    (bnl/bnl)



    Artikel aslinya

  • Rencananya, 10 Barang Ini Akan Kena Cukai

    Rencananya, 10 Barang Ini Akan Kena Cukai




    Jakarta

    Pemerintah berencana menambah jenis barang untuk dikenakan cukai, mulai dari minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK), plastik hingga makanan siap saji.

    Pengenaan cukai untuk MBDK dan plastik sudah direncanakan sejak 2019, tetapi sempat tertunda pembahasannya karena pandemi. Saat ini, wacana itu kembali dibahas dengan DPR. Kendati, sampai saat ini belum jelas kapan diimplementasikan.

    “Belum tahu (kapan implementasi), nanti kita lihat pembahasan di RAPBN 2025 dan stance kita masih open. Jadi bisa ya bisa nggak,” ujar Askolani mengenai rencana pengenaan cukai plastik dan MDBK saat ditemui di kantornya, Rabu (31/7).


    Selain kedua barang tersebut, ada beberapa jenis juga yang telah diusulkan untuk dikenakan cukai. Terbaru adalah makanan olahan siap saji yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

    Dalam Pasal 194 PP tersebut, disebutkan dalam rangka mengendalikan konsumsi gula, garam, dan lemak, pemerintah pusat dapat mengenakan cukai untuk makanan olahan termasuk siap saja yang dianggap melebihi batas kebutuhan konsumsi harian.

    “Pemerintah Pusat dapat menetapkan pengenaan cukai terhadap pangan olahan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” tulis Pasal 194 ayat 4 PP 28/2024.

    Direktur Teknis dan Fasilitas DJBC Iyan Rubianto dalam Kuliah Umum Menggali Potensi Cukai yang disiarkan secara daring, Jumat (19/7) juga menyebutkan jenis barang yang rencananya mau dikenakan cukai yakni tiket konser, makanan cepat saji (fast food), tisu, MSG, batu bara dan detergen.

    Namun, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Nirwala Dwi Heriyanto menegaskan semua jenis barang tersebut baru sekedar usulan dan belum ada kajian.

    “Jadi, sifat kebijakan ekstensifikasi tersebut masih usulan-usulan dari berbagai pihak, belum masuk kajian,” katanya.

    Hingga saat ini barang yang dikenakan cukai baru ada tiga jenis, yaitu etil alkohol atau etanol, minuman yang mengandung etil alkohol, dan hasil tembakau. Artinya belum ada penambahan baru.

    Berikut daftar lengkap barang yang rencananya dikenakan cukai:

    1. Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MDBK)
    2. Plastik
    3. Makanan Olahan
    4. Makanan Siap Saji
    5. Tiket Konser
    6. Detergen
    7. Monosodium glutamate (MSG)
    8. Batu bara
    9. Tisu
    10. Telepon Pintar (Smartphone)

    (sym/sym)



    Artikel aslinya

  • 6 Orang Tewas di Hotel Mewah Bangkok Diduga karena Keracunan Sianida

    6 Orang Tewas di Hotel Mewah Bangkok Diduga karena Keracunan Sianida




    Bangkok

    Kepolisian Bangkok menyebut enam warga negara asing (WNA) yang jenazahnya ditemukan di dalam kamar hotel mewah di Bangkok diduga keracunan sianida. Kepolisian meyakini salah satu dari enam jenazah itu adalah pelaku.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (18/7/2024), enam WNA yang tewas itu semuanya keturunan Vietnam, dengan dua orang di antaranya berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS). Oleh karena itu, Biro Investigasi Federal AS (FBI) ikut turun tangan dalam penyelidikan kasus ini.


    Biro Kepolisian Metropolitan Bangkok dalam konferensi pers menyatakan bahwa tes darah menemukan bukti adanya sianida di dalam tubuh jenazah WNA itu.

    “Kami ingin mengonfirmasi bahwa satu dari enam orang yang tewas telah menyebabkan insiden ini dengan menggunakan sianida,” kata Wakil Komandan Investigasi pada Biro Kepolisian Metropolitan Bangkok, Noppasil Poonsawas, dalam konferensi pers pada Rabu (17/7) waktu setempat.

    “Kami meyakini salah satu dari enam orang itu merupakan pelaku dari tindak kejahatan tersebut,” dia menambahkan.

    Poonsawas juga menyatakan kandungan sianida, yang merupakan bahan kimia mematikan yang bereaksi cepat itu, juga ditemukan pada gelas minum dan teko di dalam kamar hotel mewah Grand Hyatt Erawan, lokasi ditemukannya enam jenazah turis-turis itu pada Selasa (16/7) malam.

    Kepolisian Thailand juga menyebut hasil wawancara dengan kerabat korban tewas mengungkapkan adanya perselisihan mengenai utang sebuah investasi.

    Pernyataan serupa disampaikan oleh Komandan Kantor Barang Bukti pada Kepolisian Thailand, Trirong Phiwpan.

    “Kami menemukan sianida pada cangkir teh, pada keenam cangkir kami menemukan sianida,” kata Phiwpan.

    “Setelah staf membawa cangkir-cangkir teh dan dua botol air panas, susu dan teko teh… salah satu dari enam orang itu memasukkan sianida,” kata dia.

    Trirong menambahkan bahwa hasil autopsi terhadap keenam jenazah WNA itu diharapkan dirilis hari ini, Kamis (18/7).

    Pemerintah Vietnam, dalam pernyataannya, mengatakan Kedutaan Besarnya di Bangkok berkoordinasi erat dengan otoritas berwenang Thailand mengenai kasus itu.

    Sementara itu. Departemen Luar Negeri AS memantau situasi dan menegaskan bahwa otoritas Thailand yang bertanggung jawab atas penyelidikan kasus tersebut.

    Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Grand Hyatt Erawan, hotel mewah di kawasan wisata populer di Bangkok.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Pasangan Turis Mabuk Nyelinap ke Resor Mewah, Lalu Berhubungan Seks

    Pasangan Turis Mabuk Nyelinap ke Resor Mewah, Lalu Berhubungan Seks




    Bangkok

    Kisah turis nyeleneh terus terjadi di Thailand. Sepasang turis asing mabuk dan berbuat mesum di resor tepi sungai yang bukan mereka sewa.

    Dilansir dari VN Express pada Kamis (18/7/2024), resor itu terletak di Kota Pai, Provinsi Mae Hong Son. Berada di tepi sungai yang indah, resor itu menyediakan kegiatan tubing yang digemari oleh turis barat.

    Pada Jumat (12/7), sepasang turis Barat berbaur di antara sekelompok wisatawan lain yang hendak melakukan aktivitas tubing. Saat keadaan aman, mereka menyelinap ke dalam resor.


    Layanan tubing berakhir pukul 21.00, saat itu pemilik resor memergoki pasangan tersebut sedang berhubungan intim di sana. Mereka sama-sama terkejut. Pasangan turis mesum kemudian lari tunggang-langgang.

    Pemilik resor mengadukan insiden itu kepada polisi setempat. Berita itu pun telah sampai pada Bupati Pai Anek Panthayom.

    “Pasangan itu terlihat berhubungan seks pada jam 21.0, ketika layanan tubing berakhir,” kata dia.

    Pihak berwenang telah memperingatkan operator tubing di Pai untuk berhenti menjual minuman beralkohol kepada wisatawan asing demi alasan keamanan.

    Berdasarkan hukum Thailand, mereka yang melakukan tindakan cabul atau memperlihatkan diri di depan umum dapat didenda hingga 5.000 baht atau Rp 2,2 jutaan.

    Awal bulan ini, pasangan turis China ditemukan berhubungan seks di tempat parkir Universitas Chiang Mai.

    (bnl/fem)



    Artikel aslinya

  • Mau Coba Transport Klasik di Melbourne, Cobalah yang Kereta Uap Ini

    Mau Coba Transport Klasik di Melbourne, Cobalah yang Kereta Uap Ini


    Melbourne bukan hanya kota modern yang nyaman dikunjungi saat ke Australia. Jika ingin merasakan transportasi klasik maka kota ini juga masih menyediakannya, yakni melalui kereta uap.

    Mengutip situs resminya, Kamis (18/7/3034), traveler bisa memadukan pengalaman romantis dengan kereta uap bersejarah dari Steamrail Victoria.

    Naiklah ke dalam ‘The Vintage Train’, yang telah direstorasi sepenuhnya oleh Steamrail sebagai bagian penting dari warisan kereta api Victoria. Lokomotif dieselnya berasal dari tahun 1959 hingga 1965, sedangkan gerbongnya berasal dari tahun 1906.

    Kereta ini memiliki kabin kayu yang indah dan langit-langit dari timah yang dipres, koridor sempit yang cantik, tempat duduk bergaya kompartemen yang nyaman, bar dan kios, dan toilet.

    Steamrail Victoria adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk restorasi dan pengoperasian lokomotif dan gerbong kereta api uap, diesel, dan listrik antik.

    Lebih dari 50 tahun setelah didirikan, Steamrail Victoria masih beroperasi secara teratur ke berbagai tujuan di seluruh negara bagian dan sering kali disewa oleh berbagai kelompok dan organisasi untuk acara tamasya.

    Kereta uap Steamrail VictoriaKereta uap Steamrail Victoria (Foto: Visit Melbourne)

    Vintage Trainnya berkeliling ke seluruh jaringan kereta api Victoria yang menawarkan berbagai tur untuk semua selera, termasuk tamasya akhir pekan ke berbagai tujuan yang menarik dan populer.

    Armada gerbong Steamrail terdiri dari sekitar tiga puluh gerbong termasuk gerbong duduk, tidur, dan kendaraan khusus. Gerbong-gerbong ini berasal dari awal abad ke-20 dan dilengkapi dengan tempat duduk yang nyaman, panel kayu yang dipernis, dan jendela-jendela yang dapat dibuka.

    Bengkel Kereta Api Newportnya dibangun pada tahun 1880-an dan merupakan tempat kelahiran banyak lokomotif dan gerbong yang ada saat ini. Fasilitas ini memungkinkannya untuk menjaga armada bersejarah dalam kondisi prima, dan untuk melaksanakan proyek restorasi saat ini.

    Kereta uap Steamrail VictoriaTempat duduk kereta uap Steamrail Victoria (Foto: Visit Melbourne)

    Contoh salah satu harga tiket Eureka Express 2024:

    – Tempat duduk tanpa AC

    Dewasa USD 125
    Lansia USD 120
    Anggota SRV USD 100
    Di bawah 17 tahun USD 70
    3 tahun dan di bawahnya USD 70
    Keluarga (2 Dewasa dan 2 Anak) USD 340

    – Tempat duduk ber-AC

    Dewasa USD 135
    Lansia USD 130
    Anggota SRV USD 110
    Di bawah 17 tahun USD 80
    3 tahun dan di bawahnya USD 80
    Keluarga (2 Dewasa dan 2 Anak) USD 380



    Artikel aslinya

  • Acropolis Ditutup Imbas Gelombang Panas Landa Yunani

    Acropolis Ditutup Imbas Gelombang Panas Landa Yunani



    Acropolis Ditutup Imbas Gelombang Panas Landa Yunani



    Artikel aslinya

  • Viral ‘Tornado’ di Bromo

    Viral ‘Tornado’ di Bromo




    Probolinggo

    Video menunjukkan pusaran angin di lautan pasir Bromo yang disebut-sebut sebagai tornado viral di media sosial. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menjelaskan fenomena itu bukanlah tornado.

    Dikutip dari Antara pada Kamis (18/7/2024), muncul pusaran angin di tengah-tengah lautan pasir Bromo. Pusaran angin itu menerbangkan sampah yang ada di sekitar gurun Bromo.

    Dalam video juga terdengar percakapan pedagang yang takut barang dagangannya tersapu angin. Meski begitu, beberapa orang tampaknya tetap merasa aman dan mengabadikan fenomena itu melalui kamera ponselnya.


    Kepala BB TNBTS Septi Eka Wardhani menjelaskan pusaran angin itu merupakan fenomena dusk devil. Fenomena itu biasa terjadi di kawasan lautan pasir Bromo dan sekitar saat musim panas dan kering.

    “Fenomena ini dikenal dengan nama ‘dust devil’. Secara visual tampak seperti pusaran angin mirip seperti tornado yang membawa debu dan pasir, namun dengan ukuran yang relatif lebih kecil dari tornado,” kata Septi.

    Fenomena itu pada umumnya terjadi di daerah yang memiliki lapisan pasir dan debu seperti daerah gurun atau padang pasir. Dust devil pada umumnya tidak dianggap berbahaya karena kecepatan angin lebih rendah daripada tornado.

    “Namun, apabila berada terlalu dekat dengan dust devil, debu dan pasir yang terangkat oleh angin akan sangat mengganggu,” kata dia.

    Meski tidak berbahaya, TNBTS menyarankan agar pengunjung untuk menghindari atau menjauh jika melihatnya. Dia meminta pengunjung melindungi mata dan saluran pernapasan jika berada di dekat dust devil.

    “Namun, jika terlanjur berada sangat dekat dengan pusaran angin tersebut, disarankan untuk diam sejenak sambil menutup mata dan melindungi hidung atau saluran pernapasan hingga pusaran angin hilang,” ujarnya.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Penangkaran Kupu-kupu di Maros Dikritik, Bangunan Beton Bisa Ganggu Populasi

    Penangkaran Kupu-kupu di Maros Dikritik, Bangunan Beton Bisa Ganggu Populasi




    Jakarta

    Penangkaran kupu-kupu di Taman Wisata Alam Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikritik gegara bangunan beton. Balai Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung (Babul) mengartikan sentilan itu merujuk kepada jumlah populasi kupu-kupu di sana.

    Tidak tanggung-tanggung, kritikan itu berasal dari Presiden Joko Widodo. Dia menyampaikan penilaian itu dalam Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7). Lokasi penangkaran itu dinilai tidak ramah bagi habitat kupu-kupu.

    “Tolong pembangunannya yang benar gitu, sentuhannya yang benar. Jangan sampai barangnya bagus, justru disentuh dengan semen-semen, tembok-tembok, bukan itu,” kata Jokowi waktu itu.


    Menurut Jokowi, kawasan wisata tersebut seharusnya dibuat senatural mungkin. Penangkaran kupu-kupu baiknya dikelilingi dengan pepohonan dan dibuat semirip mungkin dengan habitat asli kupu-kupu.

    Pantauan detikSulsel di lokasi, Selasa (16/7/2024), gerbang utama masuk kawasan wisata tersebut memang dibangun jalan berbeton untuk pengunjung. Sebelum masuk pintu loket, terdapat tempat penangkaran kupu-kupu yang dikelola BN Babul.

    Tempat penangkaran itu tampak berdiri bangunan gedung yang dijaga petugas. Di dalam lokasi terdapat tumbuhan yang menjadi pakan kupu-kupu. Sejumlah kupu-kupu juga tampak beterbangan di lokasi.

    Sementara di dalam kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung, juga berdiri museum kupu-kupu yang dikelola Pemkab Maros. Tetapi, museum tersebut tampak tertutup rapat dengan pintunya yang dipenuhi debu.

    Di Taman Wisata Alam Bantimurung juga terdapat sejumlah pedagang yang menjajakan souvenir berupa pigura kupu-kupu. Kawasan tersebut ramai pengunjung karena terdapat air terjun dan tempat permandian untuk wisatawan.

    “Sebenarnya yang disampaikan Presiden, pengelolaan penangkaran kupu-kupu yang mana lebih banyak menggunakan beton itu yang menyebabkan, mungkin, kupu-kupu berkurang,” kata Kepala Balai TN Babul, Heri Wibowo seperti dikutip dari detikSulsel, Kamis (18/7).

    Heri beranggapan sorotan Jokowi tidak menyoroti langsung lokasi penangkaran kupu-kupu. Pasalnya, bangunan beton sebagaimana yang disoroti Jokowi cuma didominasi pada jalan masuk ke air terjun di Taman Wisata Alam Bantimurung.

    “Kalau berkaca pada pembangunan beton, mungkin yang dimaksud jalan menuju air terjun. Kalau menurut saya, itu memang sampai sekarang penuh beton. Semua tidak tersisa tanah sebagai penyerapan tidak keliatan,” kata dia.

    Kupu-kupu di BantimurungKupu-kupu di Bantimurung (Moehammad Bakrie/detikTravel)

    Kendati begitu, kritikan Jokowi terkait penangkaran kupu-kupu tetap harus ditindaklanjuti. Dia juga mendukung Pemkab Maros menggunakan bahan ramah lingkungan untuk kawasan wisata tersebut.

    “Apa yang disampaikan Presiden bagi kita merupakan untuk memperbaiki diri menjadikan Bantimurung seperti yang diharapkan,” kata Heri.

    “Harapannya populasi kupu-kupu melimpah kemudian bisa ditemukan dengan mudah dan gampang ditemukan. Justru kami senang kalau Pemda lebih banyak menggunakan bahan ramah lingkungan,” kata dia lagi.

    Heri menambahkan populasi kupu-kupu memang dipengaruhi dengan habitatnya. Jika lokasinya bisa menyesuaikan dengan habitat aslinya, maka populasinya berpotensi bertambah.

    “Sebenarnya kupu-kupu itu dinamis kalau media atau habitatnya ada, pasti datang. Jadi perbanyak media, pasir, makanan itu saja,” imbuh Heri.

    Sementara itu, Koordinator Penangkaran Kupu-kupu Bantimurung, Suci Handayani mengaku mengembalikan populasi kupu-kupu tidak mudah. Situasi ini turut dipengaruhi iklim dan ketersediaan pakan.

    “Terutama ketersediaan pakan, kalau mungkin dulu di Bantimurung ini tersedia melimpah. Sekarang mungkin agak berkurang apalagi mungkin dengan ada pembangunan-pembangunan,” kata Suci.

    Suci menyebut secara rutin melakukan monitoring untuk memastikan pakan untuk kupu-kupu tetap tersedia. Dia juga menegaskan perlunya dukungan soal lokasi yang menjadi habitat kupu-kupu.

    “Kami monitoring populasi kupu-kupu ini apakah ketersediaan pakan apakah masih melimpah. Monitoring di site Bantimurung, Pattunuang, dan Amarae,” kata dia.

    Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memang merupakan habitat beragam kupu-kupu. Bahkan, sampai dijuluki The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu) dan The Spectacular Tower Karst (Menara Karst Spektakuler). Itu karena hingga akhir tahun 2016 telah teridentifikasi 240 jenis Papilionoidea (kupu-kupu ekor layang-layang).

    Jenis-jenis Papilionoidea yang ada di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung terklasifikasi dalam lima famili, yaitu 111 jenis Nymphalidae, 25 jenis Papilionidae, 28 jenis Pieridae, 74 jenis Lycanidae dan 2 jenis Riodinidae. Kekayaan jenis kupu-kupu inilah yang menjadi salah satu alasan penetapan kawasan Bantimurung-Bulusaraung sebagai taman nasional.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya