Kategori: Travel

  • Jelang Imlek, Thailand Siap Sambut 4 Juta Turis

    Jelang Imlek, Thailand Siap Sambut 4 Juta Turis




    Bangkok

    Thailand sudah mempersiapkan diri di libur panjang Tahun Baru Imlek. Kementerian Perhubungan memperkirakan lebih dari 4 juta turis tiba nanti.

    Sekitar 770.000 turis Tiongkok diperkirakan liburan ke Negeri Gajah Putih selama festival Tahun Baru Imlek, sekitar 22% peningkatan dari tahun sebelumnya, seperti dikutip dari Thailand Business News pada Sabtu (25/1).

    Menteri Perhubungan Suriya Jungrungreangkit menekankan pentingnya kualitas layanan dan keselamatan bagi wisatawan, dengan menyebutkan rencana untuk menambah jumlah staf bandara selama festival Tahun Baru Imlek.


    AOT memperkirakan kenaikan 10,4% dalam lalu lintas udara di enam bandara selama minggu Tahun Baru Imlek, dengan perkiraan 4,03 juta penumpang, rata-rata 403.182 setiap hari dan 2.460 penerbangan per hari, menandai peningkatan 16,7% dari tahun lalu.

    AOT mengaitkan lonjakan tersebut dengan pelonggaran pembatasan perjalanan dan meningkatnya permintaan untuk penerbangan internasional dan domestik. Bandara Suvarnabhumi dan Don Mueang diharapkan dapat menangani sebagian besar lalu lintas, dengan langkah-langkah tambahan yang diterapkan untuk mengelola peningkatan volume secara efisien.

    Peningkatan staf, perpanjangan jam operasional, dan proses imigrasi yang efisien sedang dilaksanakan untuk memastikan kelancaran arus penumpang selama periode perayaan.

    Menteri menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan pengalaman perjalanan yang lancar bagi masuknya wisatawan. Ia juga menyebutkan bahwa langkah-langkah tambahan, seperti meningkatkan frekuensi transportasi umum dan menyederhanakan prosedur imigrasi, akan dilaksanakan untuk mengakomodasi lonjakan kedatangan.

    Lebih lanjut, Suriya menyatakan keyakinannya bahwa upaya-upaya ini tidak hanya akan meningkatkan reputasi Thailand sebagai destinasi wisata yang ramah, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pemulihan ekonomi negara tersebut.

    (bnl/bnl)



    Artikel aslinya

  • Video: Penjelasan Kepala Desa soal Aturan Menginap di Rumah Adat Baduy

    Video: Penjelasan Kepala Desa soal Aturan Menginap di Rumah Adat Baduy



    Video: Penjelasan Kepala Desa soal Aturan Menginap di Rumah Adat Baduy



    Artikel aslinya

  • Suasananya Menenangkan, Lepas dari Ingar-bingar

    Suasananya Menenangkan, Lepas dari Ingar-bingar




    Jakarta

    Baduy kini menjadi sebuah destinasi wisata yang menyuguhkan pengalaman menarik dan tak terlupakan.

    Jelas tak terlupakan, karena area tersebut bukannya destinasi wisata seperti tempat-tempat lainnya. Wilayah yang terbagi dua yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam itu dalam beberapa waktu akan dipadati oleh wisatawan.

    Salah satunya saat detikTravel berkunjung beberapa waktu lalu sedang berlangsung musim durian, dimulai sejak akhir Desember 2024 hingga akhir Januari 2025. Dalam periode itulah wisatawan berbondong-bondong mendatangi Baduy, khususnya Baduy Luar.


    Mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Baduy itu hanya satu hari alias tek-tok atau bolak-balik tanpa menginap, Nah ternyata wisatawan pun sebenarnya bisa saja jika ingin menghabiskan waktu lebih lama di Baduy.

    Menurut Kepala Desa Baduy atau disebut dengan jaro, rumah-rumah di Baduy Luar maupun Baduy Dalam bisa untuk diinapi oleh wisatawan. Mungkin masih banyak orang yang belum tahu mengenai hal itu.

    Namun tentunya dengan beberapa ketentuan yang harus dan wajib diikuti oleh wisatawan, semisal wisatawan perempuan tidak boleh satu rumah dengan wisatawan laki-laki. Dan tentunya yang paling penting menjaga tata krama dan kebersihan lingkungan.

    “Nah yang boleh diinapin dari wisatawan itu di manapun bisa yang penting peraturannya diikuti, ikuti tradisi kami. Contohnya kalau yang Saba Budaya Baduy itu kan nginepnya pasti di rumah warga kan? Nah di situlah kalau misalnya perempuan harus sama perempuan, kalau laki-laki haru sama laki-laki,” kata Jaro Oom, yang suaranya tersamarkan oleh hujan besar.

    Selain itu, andai yang ingin menginap adalah rombongan wisatawan harus menyesuaikan dengan keadaan rumah yang hendak diinapi. Jaro Oom menyebut biasanya wisatawan yang menginap di Baduy ini hanya satu malam saja.

    Rumah masyarakat adat BaduyRumah masyarakat adat Baduy. (detikcom/Andhika Prasetia)

    Tapi bukan berarti tidak bisa dua atau hingga berhari-hari, tinggal lapor saja ke pemilik rumah dan kepada pimpinan wilayah agar mengetahui maksud untuk menginap berhari-bari.

    “Kalau misal rumahnya ya kecil paling bisa lima orang atau empat orang, tapi kalau misal rumahnya luas bisa tujuh orang gitu. Bisa di mana saja mau di Baduy Luar maupun Baduy Dalam bisa menginap, cuma biasanya satu hari,”

    Dan untuk harga menginap pun disesuaikan saja, biasanya tak melulu semua dibayar dengan uang tapi juga bahan sembako (untuk nantinya dimasak dan dimakan bersama). Saat detikTravel di Baduy Luar pun, kami menginap di salah satu rumah warga yakni Jamal, ia yang juga pemandu wisata di Baduy kerap menerima tamu untuk menginap.

    Menurutnya semua rumah di Baduy bisa saja ditinggali oleh para wisatawan yang ingin bermalam atau menikmati hari lebih lama di sana. Biasanya memang yang tidak boleh ditinggali adalah rumah-rumah petinggi adat.

    “Banyak juga sih di rumah warga juga, yang nggak boleh itu rumah kokolot,” kata Jamal.

    Saat menginap di Baduy jangan heran jika situasi akan berbeda ketika malam. Jika di siang hari suasana akan ramai oleh para warga dan wisatawan yang berkunjung, maka di malam hari suasana akan hening dengan kegelapan yang menyelimuti.

    Udara dingin pun berhembus memberikan ketenangan di sana, kehangatan terasa saat obrolan-obrolan warga di sana yang terdengar. Dan suara binatang ikut menenangkan suasana di sana.

    Seperti yang sudah disebutkan, tak ada patokan harga atau harga pasti berapa nominal untuk bisa menginap di rumah warga Baduy.

    Kemudian, di awal masuk menuju area perkampungan Baduy Luar dari pintu masuk Terminal Ciboleger, wisatawan akan dikenakan retribusi sebesar Rp 5.000 per orang. Di pos penjagaan itu, wisatawan akan mengisi identitas, jumlah kelompok, dan tujuan ke sana (menginap atau tidak).

    (upd/bnl)



    Artikel aslinya

  • Nginap di Kota Ini Harus Bayar Pajak, tapi Hanya untuk 5 Malam Pertama

    Nginap di Kota Ini Harus Bayar Pajak, tapi Hanya untuk 5 Malam Pertama




    Edinburgh

    Edinburgh, sebuah kota di Skotlandia, bakal segera menerapkan pajak turis. Menjadi pionir di Inggris Raya.

    Kebijakan itu dimulai pada pertengahan 2026. Turis yang menginap di beberapa jenis akomodasi, seperti hotel, hostel, apartemen, atau wisma akan dikenakan biaya tambahan senilai 5% dari biaya total akomodasi per malam.

    Dikutip dari CNN pada Sabtu (25/1/2025), biaya tersebut dikenakan bagi turis yang tinggal di selama lima hari beruntun di penginapan yang sama di Edinburg. Artinya, pajak tersebut dibatasi untuk lima hari berturut-turut, sehingga wisatawan hanya akan dikenakan pajak turis itu selama lima hari, meskipun tinggal lebih lama di akomodasi yang sama.


    Penyedia akomodasi bertanggung jawab untuk memungut biaya atas nama otoritas.

    Menjelang pemungutan suara, Jane Meagher, kepala Dewan Kota Edinburgh, mengatakan kepada para anggota dewan bahwa pariwisata “memberikan tekanan pada sumber daya kota,” sehingga membutuhkan dana untuk berkembang “secara terencana dan berkelanjutan.”

    Pada 2023, Edinburgh menerima hampir 5 juta pengunjung yang menginap, yang menghabiskan £2,2 miliar, menurut situs web badan pariwisata nasional Visit Scotland.

    Dewan mengharapkan biaya baru tersebut dapat meningkatkan pendapatan sebesar £45-50 juta atau Rp 1.009.046.500.000 per tahun pada tahun 2028 atau 2029.

    Pajak turis di Edinburgh telah dibahas sejak 2018 dan menjadi mungkin ketika Undang-Undang Retribusi Pengunjung (Skotlandia) mulai berlaku pada bulan Juli.

    Berdasarkan undang-undang tersebut, pendapatan dari retribusi harus digunakan untuk mendukung fasilitas dan layanan lokal yang banyak digunakan oleh pengunjung bisnis dan rekreasi, menurut situs web Dewan Kota Edinburgh.

    Beberapa anggota dewan mengatakan sebelum pemungutan suara bahwa mereka menginginkan biaya yang lebih tinggi, dengan menyatakan keinginan agar pendapatan yang dihasilkan dari retribusi tersebut digunakan untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bagi penduduk, dengan perumahan yang dikatakan saat ini terlalu mahal bagi banyak orang yang bekerja di bidang perhotelan.

    Penduduk dan bisnis lokal diajak berkonsultasi setelah rancangan retribusi pengunjung diluncurkan pada bulan Agustus.

    Meskipun lebih dari separuh penduduk dan bisnis setuju dengan biaya sebesar 5%, mayoritas pengunjung (62%) menentang retribusi atau menganggap biayanya harus lebih rendah, menurut pemberitahuan otoritas lokal.

    Batasan jumlah malam untuk biaya tersebut awalnya dirancang tujuh malam, tetapi dikurangi menjadi lima malam setelah pengamatan dari Visit Scotland dan Edinburgh Festivals, yang menyoroti bahwa para penampil dan pekerja festival lainnya selama acara sering tinggal selama beberapa minggu.

    Anggota dewan menyetujui rencana tersebut minggu lalu, menjelang keputusan akhir hari Jumat, dengan Meagher menyebut langkah tersebut sebagai kesempatan sekali seumur hidup untuk menginvestasikan puluhan juta pound untuk meningkatkan dan mempertahankan hal-hal yang menjadikan kota sebagai tempat yang luar biasa untuk dikunjungi dan ditinggali sepanjang tahun.

    Edinburgh bergabung dengan daftar kota-kota Eropa yang terus bertambah yang memperkenalkan pajak turis dalam beberapa tahun terakhir.

    Pemerintah Welsh berencana untuk memperkenalkan undang-undang serupa di Skotlandia tahun ini.

    (bnl/fem)



    Artikel aslinya

  • Video: Mengenal Filosofi Lumbung Padi Bagi Masyarakat Baduy

    Video: Mengenal Filosofi Lumbung Padi Bagi Masyarakat Baduy



    Video: Mengenal Filosofi Lumbung Padi Bagi Masyarakat Baduy



    Artikel aslinya

  • Korea Selatan Segera Rilis Laporan Awal Kecelakaan Jeju Air

    Korea Selatan Segera Rilis Laporan Awal Kecelakaan Jeju Air




    Seoul

    Korea Selatan merilis laporan awal tentang kecelakaan pesawat Jeju Air pada Senin (27/1/2025). Menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di negeri ginseng, penyebab petaka ditelusuri.

    Dikutip dari dari Channel News Asia Sabtu (25/1), satu perkara yang sedang diselidiki adalah apakah betul ada peran tabrakan burung dalam kecelakaan penerbangan 7C2216 dari Bangkok yang tiba di Bandara Internasional Muang pada 29 Desember itu.

    Kementerian Transportasi Korsel akan mengirim laporan itu kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Thailand.


    Dalam melakukan penyelidikan, Seoul bekerja sama dengan penyelidik dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Biro Penyelidikan dan Analisis Prancis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil.

    Kementerian tersebut butuh waktu beberapa bulan untuk menganalisis dan memverifikasi data penerbangan dan rekaman suara kokpit, yang berhenti merekam empat menit dan tujuh detik sebelum kecelakaan, dan rekaman komunikasi dengan menara kontrol.

    Dalam pernyataan itu disebutkan pada 29 Desember, pukul 08.58.11, pilot membahas burung yang terbang di bawah Boeing 737-800, kemudian mengumumkan mayday pada pukul 08.58.56 setelah adanya tabrakan burung saat pesawat sedang berputar balik.

    Rekaman CCTV bandara juga memperlihatkan pesawat melakukan “kontak” dengan burung selama berputar balik.

    Sebelumnya, kementerian mengatakan pilot mengeluarkan sinyal marabahaya karena adanya tabrakan burung sebelum berputar balik.

    “Rekaman pengawasan diambil dari jarak yang terlalu jauh untuk melihat apakah ada percikan dari tabrakan burung tetapi memastikan pesawat melakukan kontak dengan burung, meskipun waktu pastinya tidak jelas”, kata seorang pejabat kementerian kepada Reuters.

    Kementerian menyatakan bulu burung dan darah ditemukan di kedua mesin GE Aerospace pesawat itu.

    Jet itu jatuh pada pukul 09.02.57, menghantam tanggul dan terbakar yang menewaskan semua orang di dalamnya kecuali dua awak di bagian ekor.

    Kementerian mengatakan akan melakukan analisis terpisah tentang peran tanggul beton yang menopang antena navigasi yang disebut “localiser“.

    Kementerian mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menyingkirkan tanggul, yang menurut para ahli kemungkinan membuat bencana tersebut lebih mematikan.

    (bnl/fem)



    Artikel aslinya

  • 4 PSK, 2 Pelanggan & 1 Muncikari Diamankan dari Hotel di Sumba Barat

    4 PSK, 2 Pelanggan & 1 Muncikari Diamankan dari Hotel di Sumba Barat




    Sumba Barat

    7 Orang berhasil diamankan terkait kasus prostitusi online dari sebuah hotel di Sumba Barat. Mereka terdiri dari 4 PSK, 2 pria hidung belang dan 1 muncikari.

    Polisi sukses menangkap tujuh orang yang diduga terlibat dalam kasus prostitusi online di salah satu hotel di Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Kasus ini melibatkan satu orang muncikari, empat pelaku prostitusi, dan dua pengguna jasa prostitusi yang terungkap setelah kami menerima informasi adanya dugaan praktik pornografi di salah satu hotel di Sumba Barat,” ucap Kapolres Sumba Barat, AKBP Hendra Dorizen, Kamis (23/1).


    Ketujuh orang itu sudah diamankan di Polres Sumba Barat. Hendra mengatakan polisi langsung mendatangi lokasi setelah menerima informasi dari masyarakat terkait praktik prostitusi tersebut.

    Polisi mendapati dua pasangan sedang melakukan hubungan intim di dua kamar berbeda. Para terduga pelaku yang diamankan, yakni seorang muncikari berinisial EFW (41).

    Kemudian, dua pengguna jasa prostitusi turut diamankan, yaitu DA (27) dan IFR (30). Serta empat wanita pelaku prostitusi, yaitu AIB (20), ECA (26), IHS (34), dan ZZN (23).

    Polisi juga turut mengamankan barang bukti berupa dua ponsel, uang hasil transaksi prostitusi, dan alat kontrasepsi bekas. Berbagai barang bukti tersebut juga turut diamankan di kantor polisi untuk kepentingan penyelidikan.

    “Kami akan menindak tegas semua bentuk pelanggaran hukum, termasuk kasus-kasus yang merusak moral masyarakat seperti kasus ini,” jelas Hendra.

    Hendra menegaskan tujuh orang tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 33 juncto Pasal 7 subsider Pasal 4 huruf d Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi. Mereka terancam hukuman 15 tahun penjara.

    “Saat ini kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan jaringan prostitusi lainnya,” pungkas Hendra.

    ——–

    Artikel ini telah naik di detikBali.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • Turis Ditemukan Tewas di Kamar, Tamu Lain Mendengar Suara Siksaan

    Turis Ditemukan Tewas di Kamar, Tamu Lain Mendengar Suara Siksaan




    Malaga

    Seorang turis lansia AS staycation di kota Malaga, Spanyol. Namun dia ditemukan tewas dengan tewas dengan tanda-tanda kekerasan

    Turis yang tak disebutkan namanya itu berusia 80 tahun. Ia menginap di sana beberapa hari, sampai hari kejadian tiba yaitu Senin (20/1), seperti dikutip dari Surinenglish.

    Penghuni apartemen mengaku mendengar jeritan pada malam itu, sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Seorang yang berseberangan kamar dengan korban, mendengar suara teriakan.


    “Saya mendengar seorang pria berteriak keras, seolah-olah dia dibunuh. Bagi saya, kedengarannya seperti mereka menaruh bantal di atasnya dan dia sedang membela diri,” kata wanita itu.

    Ia baru tinggal di sana selama beberapa minggu. Ia mencoba untuk mencari suara jeritan itu berasal, ia mendengarnya selama beberapa menit.

    Dia mengatakan dia bahkan tidak dapat memastikan apakah itu nyata atau dari program televisi atau film. Di daerah itu biasanya ada banyak kebisingan di jalan, terutama di malam hari, warga tersebut menambahkan.

    Tidak yakin dengan apa yang didengarnya, wanita itu pergi ke lantai atas dan bertanya dengan tetangga di sana.

    “Saya menjelaskan kepadanya bahwa saya mendengar jeritan selama sekitar sepuluh menit, tetapi ia tidak mendengar apa pun sama sekali. Itu menenangkan saya,” kata wanita muda itu, ia memilih untuk tidak menelepon layanan darurat.

    Akan tetapi, dia tak sendirian. Ada penghuni lain yang mendengar jeritan itu dan menelepon polisi. Petugas berwajib datang dan berpatroli untuk memeriksa daerah tersebut, mereka tidak menemukan korban, yang mungkin sudah meninggal.

    Setelah beberapa hari, barulah polisi menemukan si turis dalam keadaan tewas di kamar apartemen. Penyelidikan polisi akan difokuskan pada pemeriksaan forensik mengenai tanggal kematian, meskipun semuanya menunjukkan jeritan yang terdengar adalah jeritan turis Amerika, yang meninggal hanya sepuluh meter dari rumah warga yang mendengarnya dalam penderitaan, kata polisi.

    Turis lansia itu mengalami cedera otak traumatis di dalam apartemen setelah menerima pukulan di kepala. Belum diketahui apakah senjata digunakan.

    Polisi dapat memastikan bahwa pada saat itu, atau sesaat setelahnya, seseorang memasuki kamarnya dan mencuri barang-barang milik korban. Penyelidikan polisi, yang telah diambil alih oleh unit pembunuhan, dan otopsi harus mengklarifikasi apakah pukulan di kepala itu tidak disengaja dan pencuri memanfaatkan keadaan untuk merampoknya atau apakah itu serangan yang direncanakan.

    (bnl/wsw)



    Artikel aslinya

  • Menikmati Durian Khas Baduy, Diserbu Turis-turis Eropa

    Menikmati Durian Khas Baduy, Diserbu Turis-turis Eropa




    Lebak

    Musim durian jadi salah satu musim yang paling ditunggu-tunggu wisatawan untuk berkunjung ke Baduy. Ya, Baduy jadi salah satu tempat untuk menikmati durian yang nikmat!

    Bulan Januari merupakan bulan di mana buah berduri ini berlimpah, tak tanggung-tanggung dari satu pohon saja bisa menghasilkan 500 hingga 1.000 butir durian. Belum lagi di wilayah Baduy Luar maupun Baduy Dalam terdapat banyak pohon durian.

    detikTravel beberapa waktu lalu berkesempatan berkunjung di wilayah Baduy Luar, tepatnya di Kampung Kaduketug. Bertemulah kami dengan salah satu penjual Durian Baduy yang kesohor itu.


    Penjual itu bernama Jamal, rumahnya sedari detikTravel tiba sudah dikerumuni wisatawan yang ingin menikmati rasa manis yang khas dari Durian Baduy. Tiba di rumah Jamal sekiranya pukul 12.00 WIB dan hingga sore hari Jamal tak henti-henti membukakan Durian Baduy untuk para wisatawan di sana.

    Rasa Durian Baduy ini memang tak berbeda jauh dengan durian-durian lokal lainnya. Namun yang perlu diingat adalah Durian Baduy ini merupakan durian organik, tanpa ada campuran kimia. Tumbuh alami sesuai adat dan budaya yang mereka pegang.

    Dan terdapat aturan adat terkait pohon durian di sana, menurut Jamal selain tak boleh menggunakan bahan kimia apapun dalam perkembangannya. Pohon durian di Baduy juga tidak boleh ditebang, sekalipun sudah berumur panjang dan tidak produktif lagi.

    “Kita tidak boleh tebang pohonnya itu mau segede apapun, sudah ratusan tahun pun tidak boleh ditebang, tidak boleh menggunakan alat mesin sensor segala macem gitu kan. Jadi kalaupun mati, mati dengan sendirinya, nggak ditebang,” katanya.

    Menyoal rasa, Durian Baduy sudah dipastikan memiliki rasa manis yang nikmat. Tak memiliki rasa pahit di ujungnya. Ia juga mengatakan berdasar dari para pecinta durian dan ahli durian yang telah melakukan perbandingan Durian Baduy dengan durian lainnya, ya perihal rasa yang khas.

    “Terkait dengan warna mungkin bisa dibilang kalah dari durian-durian luar karena ada yang pucat, ada yang hancur, ada yang lembek. (Tapi) kalau rasa memang, karena kita bukan berdasarkan suplementasi ya, kita organik, alami ya, tidak diragukanlah kalau untuk rasa,” terang Jamal.

    Durian Baduy rupanya tersohor di kalangan wisatawan. Buktinya ketika musim durian tiba, wisatawan berbondong-bondong ke Baduy.Durian Baduy yang tersohor di kalangan wisatawan. (detikcom/Andhika Prasetia)

    Salah satu pengunjung yang datang ke rumah Jamal adalah Yose, ia merupakan warga Jakarta yang memang sengaja datang ke Baduy selain untuk menikmati suasana adat di sana, pastinya durian sebagai utamanya.

    Berbekal info yang beredar terkait Baduy yang tengah musim durian, ditambah dengan sudah banyak yang menjajakan durian di jalanan Jakarta. Itulah yang membuat Yose untuk tancap gas Jakarta – Baduy untuk berburu durian.

    “Karena kebetulan kan sekarang lagi musim durian, mau cari durian asli (Baduy) sekalian mau nganter anak ke Serang,” ucap Yose.

    Yose yang memang pecinta durian menilai Durian Baduy ini memiliki rasa yang khas berbeda dengan durian lainnya. Menurutnya kenikmatan Durian Baduy ini terlahir karena matang dari pohon bukan dipetik dan didiamkan hingga matang.

    “Bedanya kalau di Baduy ini lebih asli dan matang pohon, kalau yang di luar itu banyak yang dipremen (didiamkan hingga matang), zonk juga kalau durian-durian lokal ya. Kecuali durian montong,” lanjutnya.

    Dicicip hingga Orang-orang Eropa

    Dengan banyak pengunjung yang silih berganti datang ke rumah Jamal, rasa penasaran wisatawan paling jauh pun tiba. sepertinya wisatawan seluruh Indonesia hampir mencicipi Durian Baduy di rumahnya.

    Dan ternyata wisatawan-wisatawan yang berburu Durian Baduy tidak hanya wisatawan lokal, melainkan mancanegara. Itu pun bukan hanya negara-negara Asia tetapi hingga Eropa.

    “Alhamdulilah kalau punya persaudaraan dari berbagai macam instansi, berbagai macam kalangan, bahkan turis asing pun nyampe ke sini. Ada yang dari Spanyol, dari Rusia, Italia juga banyak dari Eropa, alhamdulilah nyampe ke sini,” ujarnya sambil tersenyum.

    Ia menceritakan adapun beberapa wisatawan Eropa itu yang belum pernah melihat buah durian dan mencicipinya. Bahkan katanya ada yang takut dengan buah tersebut.

    “Jadi ada juga yang belum pernah sama sekali mencicipi rasa durian, tapi ketika nyampe Baduy dia mencoba mencicipi dan langsung suka. Ada juga yang takut sama durian,” lengkap Jamal.

    (upd/wsw)



    Artikel aslinya

  • Keindahan Kolase Nusantara Ditampilkan di Pameran Fitur 2025

    Keindahan Kolase Nusantara Ditampilkan di Pameran Fitur 2025




    Madrid

    KBRI Madrid menampilkan paviliun bertajuk Kolase Nusantara yang indah di acara pameran pariwisata FITUR 2025.

    Pameran pariwisata internasional tahunan di Spanyol bertajuk Feria Internacional de Turismo (FITUR) resmi dibuka di kota Madrid pada Rabu (22/1/2025).

    FITUR merupakan pameran pariwisata terbesar untuk pasar Ibero-Amerika dan negara-negara yang berbahasa Spanyol.


    FITUR yang setiap tahunnya diselenggarakan pada bulan Januari di Madrid merupakan pameran tahunan berskala internasional terbesar kedua di dunia setelah ITB Berlin.

    Dengan dukungan Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri, KBRI Madrid pun menghadirkan paviliun bertajuk ‘Kolase Nusantara’ di acara tersebut.

    Di paviliun Indonesia ada ikon yang akan menarik perhatian pengunjung, yaitu sebuah photowall yang disumbangkan oleh fotografer travel ternama Hendro Hioe.

    Karyanya yang ditampilkan pada dinding sebesar 100×35 meter bertajuk “Kolase Nusantara” yang merajut foto-foto keindahan alam, budaya dan manusia Indonesia.

    Selama pameran berlangsung, paviliun Indonesia akan gencar lakukan promosi dan pemasaran guna menarik perhatian dari 9.500 perusahaan dari 156 negara yang hadir pada FITUR 2025.

    Total ada 11 operator tur dan pelaku usaha pariwisata dari RI yang akan memasarkan destinasi pariwisata Indonesia di tingkat internasional, terutama pada turis-turis Eropa dan Amerika Latin.

    Dalam sambutannya saat meresmikan paviliun Indonesia, Dubes RI di Madrid, Dr. Muhammad Najib menyebut ada peningkatan hingga 46% jumlah wisatawan Spanyol yang liburan ke Indonesia pada bulan Oktober 2024, dibandingkan dengan bulan Oktober 2023.

    Dengan lahan seluas 100 meter persegi, paviliun Indonesia diharapkan melampaui jumlah pengunjung dan transaksi yang terjadi tahun lalu. Pada tahun 2024 silam, 6.600 pengunjung tercatat mendatangi paviliun Indonesia, dengan potensi transaksi sebesar 2.725 juta euro.

    “FITUR 2025 menjadi ajang untuk memasarkan destinasi Indonesia kepada pasar Amerika Latin, dimana ada minat besar dari sejumlah emerging market, di antaranya Meksiko, Kolombia, Costa Rica, Argentina, yang mencari mitra untuk melayani wisatawan berbahasa Spanyol yang akan berkunjung ke Indonesia,” ujar Minister Counsellor Ekonomi, S. Bram Brotodiningrat menambahkan.

    Pameran ini diperkirakan akan didatangi oleh 150.000 pelaku usaha dan 100.000 pengunjung umum selama penyelenggaraan berlangsung.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya