Kategori: Travel

  • Trekking Seru dan Menantang Menuju Curug Lawe di Semarang

    Trekking Seru dan Menantang Menuju Curug Lawe di Semarang


    Jakarta

    Mencari wisata alam di Semarang memang agak susah, tapi bukan berarti tidak ada lho ya. Nah, Curug Lawe adalah salah satu dari sedikit destinasi alam yang menarik untuk traveler kunjungi nih.

    Saat liburan kala itu, aku memutuskan datang ke Semarang dan menginap di rumah salah satu kawan. Tentu, kalau sudah seperti itu paling asyik ya menjajal destinasi wisata yang ada di sekitar. Agak membosankan pikirku kalau liburannya di daerah perkotaan, oleh karena itu, aku request ke teman untuk mencarikan tempat wisata alam saja yang menurutku lebih pas untuk mengisi liburan.

    Akhirnya, Curug Lawe atau yang lebih lengkapnya dikenal sebagai Air Terjun Curug Lawe Benowo Kalisidi, menjadi pilihan kami untuk dikunjungi esok pagi. Saat mengintip di Google Maps, Curug Lawe ini memang agak jauh kalau berangkat dari kota.


    Lokasinya ada di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jika berangkat dari pusat Kota Semarang, kira-kira jaraknya 25 kilometer dan perlu menempuh perjalanan selama 50 menit naik motor.

    Tidak ada hal menarik yang kami temukan selama perjalanan naik motor menuju lokasi Curug Lawe ini, sampai pada akhirnya kami baru tahu jika untuk sampai ke lokasi Curug Lawe yang sebenarnya, perlu berjalan jauh dari tempat motor harus kami parkirkan.

    Ya, ternyata Curug Lawe ini berlokasi di tengah-tengah Hutan Kalisidi Semarang, dan untuk mencapainya, wisatawan perlu berjalan kaki lagi sejauh 3 kilometer. Tapi 3 kilometer di sini berbeda ya, karena jalannya cukup licin dan terjal, jadi perlu kehati-hatian yang ekstra sehingga mungkin perlu waktu yang lebih lama dari jalan kaki biasanya.

    Oh ya, sebelum masuk ke trek jalan setapak, kami terlebih dahulu diarahkan petugas menuju loket untuk membayar biaya retribusi. Murah, cuma delapan ribu rupiah saja per orangnya.

    Nah, perjalanan yang sebenarnya menuju Curug Lawe baru dimulai di sini. Kami mulai memasuki jalan setapak yang masih berupa tanah itu beriringan karena cuma muat untuk satu orang. Di sisi kanan ada aliran sungai kecil dengan air yang jernih, dan di sisi kiri ada jurang yang tentu jika tidak berhati-hati kami bisa jatuh ke sana.

    Selama perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan bebukitan yang indah dengan pohon-pohon besar yang kemungkinan sudah berusia ratusan tahun, sangat asri dan sejuk sesuai ekspektasi kami sebelumnya. Setelah berjalanan selama 15 menit, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di atas bebatuan besar di sungai alami yang alirannya menyambung langsung ke Curug Lawe.

    Tak lupa kami juga menyempatkan berfoto karena tempatnya memang begitu indah. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Lawe. Semakin jauh kami berjalan, semakin terasa suasana hutan yang semakin rimbun.

    Udara yang sejuk dengan aroma pepohonan yang khas membuat perjalanan ini semakin menyenangkan meskipun jalurnya cukup menantang. Tak lama kemudian, kami tiba di sebuah jembatan kayu kecil yang membentang di atas aliran sungai. Jembatan ini cukup kokoh, meski terlihat sederhana, dan menjadi salah satu spot menarik di sepanjang trek. Dari sini, suara gemuruh air mulai terdengar semakin jelas, menandakan bahwa Curug Lawe sudah tidak jauh lagi.

    Semangat kami kembali meningkat, jalur yang kami tempuh mulai sedikit menanjak, dan semakin licin karena beberapa bagian tertutup oleh lumut. Meski harus lebih berhati-hati, pemandangan yang semakin mendekati air terjun membuat kami tak sabar untuk segera tiba di sana. Akhirnya, setelah berjalan sekitar 20 menit dari tempat kami beristirahat, kami pun tiba di Curug Lawe.

    Pemandangan air terjun yang menjulang tinggi dengan air yang jatuh deras dari ketinggian langsung menyambut kami. Rasa lelah setelah perjalanan jauh seketika hilang, tergantikan oleh kekaguman pada keindahan alam yang ada di depan mata.

    Air terjun ini memang luar biasa. Di sekitar Curug Lawe, terdapat kolam alami yang terbentuk dari aliran air terjun. Airnya begitu jernih dan segar, membuat kami tak sabar untuk mencelupkan kaki dan merasakan kesegarannya.

    Beberapa pengunjung lainnya juga terlihat menikmati suasana dengan berfoto atau hanya duduk-duduk di tepi kolam sambil merasakan kesejukan percikan air terjun. Setelah menikmati pemandangan dan berfoto-foto, kami memutuskan untuk mendekati air terjun. Meskipun derasnya air membuat kami sedikit basah, pengalaman berada begitu dekat dengan alam ini sungguh tak terlupakan.

    Suara gemuruh air, sejuknya angin yang membawa percikan air, dan pemandangan hijau di sekitar benar-benar memberikan sensasi yang berbeda dari destinasi wisata lainnya. Waktu pun berlalu tanpa terasa. Setelah puas menikmati Curug Lawe, kami akhirnya memutuskan untuk kembali.

    Perjalanan pulang terasa lebih cepat, mungkin karena hati kami sudah dipenuhi oleh kepuasan dan rasa syukur bisa menikmati keindahan alam yang luar biasa ini. Setelah menikmati keindahan Curug Lawe, saya semakin terdorong untuk menjelajahi destinasi alam lainnya.

    Sumenep

    Di antara tempat yang paling ingin saya kunjungi adalah Gili Iyang di Sumenep, Jawa Timur. Pulau ini tidak hanya dikenal dengan oksigennya yang terbaik di dunia, tetapi juga menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang menarik.

    Beberapa di antaranya adalah Pantai Sembilan yang memukau dengan pasir putihnya, Bukit Tinggi Daramista yang menawarkan pemandangan alam dari ketinggian, dan tentu saja keindahan bawah laut di Gili Labak yang tak kalah mempesona.

    Tidak sabar rasanya untuk menjelajahi keindahan Sumenep dan merasakan sendiri pesonanya.

    —–

    Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.



    Artikel aslinya

  • Luhut Geram Muncul Kelab Malam Topless di Bali, Banyak Turis Nggak Jelas

    Luhut Geram Muncul Kelab Malam Topless di Bali, Banyak Turis Nggak Jelas




    Jakarta

    Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Pandjaitan geram dengan wisatawan bertelanjang dada di kelab malam di Bali. Dia juga menyoroti turis-turis yang melanggar hukum di Pulau Dewata.

    Keinginan itu disampaikan Luhut di sela-sela rapat koordinasi persiapan Bali International Airshow (BIAS) 2024 di Nusa Dua, Badung, Selasa (3/9/2024).

    “Juga kelab nude topless kurangi lah, kan bukan mau lihat orang telanjang, kalau mau pilih tempat lain keunikan Bali harus kita pelihara jangan jadi seksualitas, turis seksual ke tempat lain saja. Bali itu biarlah karisma dan auranya kita pertahankan,” ujar Luhut seperti dikutip dari detikBali, Rabu (4/9).


    Kemudian, ia juga meminta Imigrasi dan Polda Bali agar lebih tegas lagi menyikapi turis asing yang berulah di Bali. Luhut meminta turis asing yang berulah agar langsung dideportasi dan dimasukkan ke daftar hitam agar tidak bisa kembali ke Indonesia.

    “Nggak usah ragu-ragu, ada (turis) yang nggak jelas-jelas itu, pulangin aja langsung,” kata Luhut.

    “Kalau tidak, Bali kita ini rusak loh. Saya titip betul itu dan kita semua bertanggung jawab di situ,” Luhut menambahkan.

    Upaya tersebut sebagai bentuk menjaga Bali agar tidak mencoreng citra pariwisata Bali di dunia. Ia juga menyoroti orang asing yang banyak memperkerjakan masyarakat lokal.

    “Saya minta Polda, Pangdam, dan Imigrasi betul-betul kompak, kalau kita kompak tidak ada yang bisa lawan,” ujar dia.

    Luhut juga geram dengan alih fungsi lahan di Bali. Dia mengingatkan agar tidak ada lagi lahan persawahan yang digunakan untuk membangun akomodasi pariwisata.

    “Tidak ada lagi orang membuat vila di sawah. Sawah biarlah sawah, supaya Bali jadi Bali yang unik,” ujar Luhut.

    Dia mencontohkan lingkungan rumah miliknya yang berlokasi di kawasan Cemagi, Kuta Utara. Menurut dia, lahan di belakang rumahnya itu semula adalah hamparan sawah. Kini, lahan sawah tersebut sudah menjadi bangunan.

    Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengatakan bakal segera menggelar rapat untuk membahas moratorium atau pemberhentian sementara pembangunan hotel di Bali selatan.

    Sandiaga mengatakan permasalahan pembangunan di Bali itu akan dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, rencana moratorium pembangunan akomodasi di Bali selatan juga mendapat dorongan dari akademisi hingga para pelaku pariwisata.

    “Keinginan kami juga untuk memoratorium pembangunan hotel untuk sementara. Karena dirasakan di Bali selatan itu sudah terlalu over build, untuk menghindari over tourism,” ujar Sandiaga.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Moratorium Lahan Jadi Hotel di Bali Selatan, Apa Kata Pengusaha?

    Moratorium Lahan Jadi Hotel di Bali Selatan, Apa Kata Pengusaha?




    Jakarta

    Pemerintah merencanakan moratorium pembangunan hotel di Bali selatan untuk melindungi lahan pertanian. Pengusaha pariwisata menyambut baik langkah itu.

    Bali selatan, yang mencakup Seminyak, Kuta, Legian, Jimbaran, Benoa, Nusa Dua, Uluwatu, dan Pecat menghadapi masalah kehilangan lahan pertanian. Kawasan hijau berubah menjadi bangunan dan beton, jalanan juga terlampau padat, bahkan sering terjadi kemacetan.

    “Untuk mengerem alih fungsi lahan, selama ini konversinya cukup tinggi, Bali wilayahnya kecil, alih fungsinya bisa sampai 200 hektare per tahun,” kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Rai Suryawijaya kepada CNBC Indonesia, Senin (2/9/2024).


    Rai sejatinya telah menyarankan kepada pemerintah sejak 2018 untuk membuat riset sharing capacity di Bali. Itu untuk menghitung perbandingan ketersediaan dan kebutuhan akomodasi dan jumlah wisatawan.

    Dia menilai saat ini Bali merupakan pulau mungil untuk 4 juta penduduk ditambah WNA yang tinggal di Bali seperti WNA Australia, Rusia, Prancis, Ukraina dan lainnya mencapai 60 ribu, sehingga sangat ramai. Terutama, di Bali selatan.

    “Maka dari itu kami dulu wacanakan pemerintah buat kajian khusus untuk moratorium sebentar, karena pembangunan sarana akomodisasi pariwisata seperti vila muncul, new Moskow di Canggu, new Moskow di Ubud dan beberapa tempat akan terjadi,” kata Rai.

    Di sisi lain, pemerintah harus konsisten dengan janjinya untuk membuat moratorium ini bisa berjalan dengan konsisten, bukan karena momentum Pilkada.

    “Situasi ini perlu ditutup dulu, jangan liat sekarang aja penuh, yang dibangun ekosistem dulu yang urgent. Jangan sampai karena pilkada baru omong, setelah itu nggak konsisten mereka sendiri kasih izin bahkan ada oknum yang melanggar,” ujar dia.

    Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno mengatakan bakal melakukan moratorium alias menangguhkan izin pembangunan hotel untuk menjaga kualitas pariwisata di Indonesia, termasuk Bali bagian Selatan.

    Sandi menyebut bahwa saat ini pemerintah tengah menggodok sejumlah kebijakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pariwisata di Tanah Air, yakni penghentian konversi lahan pertanian hingga moratorium pembangunan hotel dan fasilitas pariwisata lainnya.

    “Ada beberapa kebijakan yang segera dirampungkan pemerintah, terutama melihat potensi kepadatan yang membuat situasi tidak aman dan tidak nyaman. Khususnya di beberapa destinasi di Bali Selatan dan beberapa destinasi lain di luar Bali yang mengalami permasalahan yang sama,” ujar Sandi dalam Indonesia Quality Tourism Conference di Bali, dikutip dari keterangan resmi Kemenparekraf RI, Senin (2/9).

    (msl/fem)



    Artikel aslinya

  • Sumba, Sebuah Surga di Timur Indonesia

    Sumba, Sebuah Surga di Timur Indonesia


    Jakarta

    Destinasi wisata yang sangat berkesan bagiku adalah Sumba. Bukan hanya keindahan pantainya, bukitnya, danaunya, dan semua keindahan alamnya, tetapi juga adat budaya yang tidak ditemukan di tempat lain.

    Beberapa hal yang sangat unik bagiku diantaranya:

    1. Ketika bertemu mereka tidak hanya berjabat tangan namun juga saling “tempel hidung”


    2. Memberikan kain tenun pada saat penyambutan tamu (bagi yang belum menikah kain diletakkan di sebelah kiri)

    3. Atap rumah adat yang tinggi menggambarkan tingkat kemakmuran, semakin tinggi artinya semakin kaya

    4. Kubur batu berbentuk kotak atau di modifikasi, yang ada di depan setiap rumah digunakan untuk memakamkan sanak keluarga. Mereka tidak menguburkan di dalam tanah tetapi di kubur batu, dan posisi jasad saat dimakamkan adalah meringkuk seperti saat dilahirkan.

    5. Agama adat yang masih eksis yaitu agama Marapu. Agama ini berdoa kepada Tuhan dengan perantara leluhur. Mereka juga mengorbankan hewan ternak saat ritual tersebut.

    6. Tradisi pasola yang masih dijalankan dan hanya ada di Sumba Barat (Tidak ada di Sumba Timur). Tradisi ini dilaksanakan dengan cara dua orang laki-laki dewasa saling menyerang dengan lembing dan dilakukan dengan menunggang kuda. Hal ini dilakukan dalam rangka merayakan Musim panen dan menghormati adat Marapu (biasanya dilakukan bulan Februari)

    7. Hal lain yang menarik bagiku adalah ketika mereka mengikuti acara formal, bagi laki-laki akan selalu membawa parang, dan itu berlaku pula untuk anak kecil. Hal-hal unik di atas inilah yang membuatku terkagum-kagum dengan tempat ini, terlebih dengan alam nya.
    Suatu hari nanti aku pasti kembali.

    Sumenep

    Hal yang ingin dilakukan jika terpilih ke Gili Iyang: karena saya sangat mencintai laut, maka saya akan ke tempat dimana bisa dilakukan snorkeling.

    Saya ingin melihat karakter biota lautnya. Secantik apakah biota lautnya. Harapan saya ke depan: Jika di masa depan, Gili Iyang menjadi destinasi wisata yang semakin terkenal, maka sebaiknya para pemandu wisata yang membawa wisatawan khususnya untuk snorkeling harus memberikan brifing terkait bagaimana menyelam yang baik.

    Tidak semua wisatawan pernah snorkeling/diving. Jangan sampai karena ketidaktahuan wisatawan saat snorkeling, lalu menginjak-injak karang. Maka, akan merusak terumbu karang sendiri dan juga melukai wisatawan.



    Artikel aslinya

  • Jumlah Kunjungan Turis China Capai Rekor Sejak Pandemi

    Jumlah Kunjungan Turis China Capai Rekor Sejak Pandemi




    Jakarta

    Jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia terus meningkat, bahkan mencapai rekor tertinggi sejak pandemi COVID-19. Catatan itu dicapai pada Juli 2024.

    Jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia mencapai 126,1 ribu pada Juli 2024 berdasarkan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat sebagai yang tertinggi sejak Februari 2020.

    Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru menyebut salah satu pendorong peningkatan wisatawan China berasal dari anak muda China yang tertarik berwisata ke Indonesia untuk aktivitas petualangan, alam, dan kebudayaan. Tingginya jumlah wisatawan muda tersebut memberi keuntungan tersendiri.


    “Mereka (wisatawan muda) cenderung memiliki banyak pilihan destinasi untuk dikunjungi sehingga ini akan mempengaruhi lama tinggal dan pengeluaran yang semakin tinggi,” kata Chusmeru seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/9/2024).

    Meski tren kunjungan wisatawan China menunjukkan pemulihan, capaiannya masih jauh di bawah kondisi normal sebelum pandemi COVID-19. Jumlah kumulatif Januari-Juli 2024 tercatat 695 ribu kunjungan atau hanya sekitar 60 persen dari capaian pada periode yang sama pada 2019.

    Pemerintah didorong untuk lebih aktif menyusun berbagai kebijakan yang dapat menarik lebih banyak wisatawan China. Chusmeru menyarankan pemerintah untuk meningkatkan frekuensi penerbangan langsung yang menghubungkan kedua negara tersebut, memberikan pembebasan visa, meningkatkan pameran wisata di China, melakukan inovasi paket perjalanan wisata, serta memperbanyak kegiatan di lokasi wisata yang bisa menarik minat wisatawan China.

    Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies/ASITA) Budijanto Ardiansjah menyebut meski ada kenaikan permintaan perjalanan wisata dari wisatawan China, lokasi wisata masih didominasi oleh beberapa destinasi populer seperti Bali, Labuan Bajo, dan Jakarta.

    Selain itu, sejumlah hal masih perlu dilakukan pemerintah untuk mendongkrak lebih banyak kunjungan dari China.

    “Perlu promosi yang lebih intens dibarengi dengan jaminan keamanan dan kenyamanan serta harga yang kompetitif,” kata Budijanto.

    Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyusun kebijakan pembebasan visa untuk 20 negara termasuk di antaranya China. Pemerintah menargetkan total kunjungan wisatawan China ke Indonesia bisa mencapai 1,5 juta tahun ini.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Bupati Sebut Penutupan TN Komodo Tidak Efektif

    Bupati Sebut Penutupan TN Komodo Tidak Efektif




    Manggarai Barat

    Bupati Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) Edistasius Endi meminta agar penutupan Taman Nasional Komodo tidak tergesa-gesa, karena tidak efektif.

    Edi meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk tak tergesa-gesa menerapkan rencana penutupan Taman Nasional (TN) Komodo. Rencana penutupan Taman Nasional Komodo harus dilakukan sosialisasi terlebih dahulu.

    “Kami ingin menitipkan pesan kepada Kementerian Pariwisata, Kementerian KLHK. Besar harapan kami agar jangan diberlakukan secara serentak. Kita mengedepankan yang namanya untuk bersosialisasi,” kata Edi Endi dalam sambutannya saat menyambut penerbangan internasional pertama Airasia dari Malaysia ke Labuan Bajo di Bandara Internasional Komodo, Selasa (3/9/2024). Hadir pada kesempatan itu perwakilan Kemenparekraf.


    Kalaupun nanti harus dilakukan penutupan Taman Nasional Komodo, Edi Endi minta penutupan itu dilakukan secara bertahap. Penerapan secara bertahap ini agar penutupan Taman Nasional Komodo itu tidak mematikan pariwisata Labuan Bajo.

    “Kalaupun itu dilaksanakan, lagi-lagi kami berharap itu dilakukan secara bertahap. Karena kalau diibaratka mobil direm serentak maka sama dengan mematikan kepariwisataan di Labuan Bajo,” katanya.

    Pelaku wisata di Labuan Bajo, Servasius Irwan Budi Setiawan, menilai rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tidak efektif untuk mengurangi beban kawasan tersebut dari tingginya kunjungan wisatawan. Anggota Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD NTT ini mendorong pembatasan kunjungan wisatawan dengan cara menaikkan tarif masuk ke TN Komodo.

    “Menurut saya tidak perlu (penutupan sementara). Dampaknya tidak akan signifikan. Yang perlu dilakukan menurut saya adalah mengurangi jumlah kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo (dengan menaikkan tiket). Kenaikan tiket dilakukan secara bertahap, tidak langsung bombastis,” kata Ervis, sapaan Servasius Irwan Budi Setiawan, Selasa.

    Alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) USA di bidang Sustainable Tourism ini mengatakan praktik menaikkan tiket masuk destinasi wisata sudah mulai diterapkan di luar negeri. Contoh terbaru, sebut dia, di Galapagos, Ekuador yang menaikkan tiket masuk dari USD 100 ke USD 200.

    Alasan utama menaikan tiket di sana adalah untuk mengurangi jumlah wisatawan dan meningkatan pendapatan yang digunakan untuk membiayai biaya keberlanjutan Pulau Galapagos.

    Hal serupa, kata dia, bisa diterapkan di Taman Nasional Komodo. Ervis menjelaskan daya tarik utama Labuan Bajo dan Galapagos itu sama, yakni mengandalkan daya tarik wisata alam (keragaman hayati).

    ****

    Baca berita selengkapnya di sini.

    (bnl/bnl)



    Artikel aslinya

  • Google Maps Tutup Rute Curam nan Terjal Jalan Sikarim di Dieng

    Google Maps Tutup Rute Curam nan Terjal Jalan Sikarim di Dieng




    Jakarta

    Jalan Sikarim jadi jalur alternatif menuju kawasan wisata Dieng. Rute dengan jalan menanjak ekstrem juga curam itu kini telah ditutup oleh Google Maps.

    Jalan Sikarim biasa digunakan oleh traveler untuk menghindari macet di jalur utama. Dilihat detikTravel, Rabu (4/9/2024), kabar itu dicuitkan oleh akun Info Jateng dengan keterangan bahwa keadaan jalur ini sering memakan korban.

    “Google maps telah menutup jalur ke Dieng via Sikarim, karena sering terjadi kecelakaan dan sangat ekstrem jalur,” kata akun itu.


    “Jadi kalau mau ke Dieng bisa lewat Jaur utama (Alun-alun Wonosobo – Kejajar – Dieng 0 Km),” keterangan ditambahkan.

    Jalur ini memang sering menyusahkan pengemudi mobil, bahkan beberapa motor juga tidak kuat menanjak. Jalanan yang menanjak tajam dan panjang diperlukan keahlian khusus untuk melewatinya.

    Jalan SikarimJalan Sikarim Dieng, Wonosobo (Google Maps)

    Dilihat langsung ke situs Google Maps, penutupan Jalan Sikarim dimulai dari Desa Menjer, Kecamatan Garung, Wonosobo. Kemungkinan kendaraan roda dua masih bisa melewati jalan ini tentu dengan kewaspadaan ekstra.

    [Gambas:Twitter]

    Satu kasus yang terdekat adalah satu unit mobil minibus berpelat nomor K 1690 DB terperosok ke jurang di jalan Desa Sembungan, Sikarim, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Video proses evakuasi mobil itu beredar di media sosial X.

    Dalam video berdurasi 1 menit 34 detik yang diunggah akun @FestivalDiengID, tampak mobil warna putih itu terperosok di balik semak tepi jalan. Mobil itu disebut terperosok lantaran tidak kuat saat melintas di tanjakan arah ke kawasan wisata Dieng.

    Kapolsek Kejajar, Banjarnegara, AKP Abror mengonfirmasi adanya mobil terperosok itu. Abror mengatakan kejadian minibus putih terperosok itu terjadi pada Senin (15/1) lalu.

    “Itu terjadi di jurang jalan desa Sembungan, Sikarim, Kejajar, pada Senin (15/1) sekitar pukul 17.00 WIB,” kata Abror melalui pesan WhatsApp, Kamis (18/1).

    Abror menjelaskan, mobil itu milik wisatawan asal Kudus yang hendak ke Sikunir. Oleh aplikasi penunjuk jalan, pengemudi mobil itu diarahkan lewat jalur alternatif Wonosobo-Dieng via jalur Sikarim.

    “Itu yang mengendarai mobil putih adalah pemuda asal Kudus bersama teman-temannya, diketahui hendak menuju ke Sikunir. Diarahkan melewati jalan Sikarim yang terkenal curam oleh aplikasi peta online yang diakses melalui ponsel,” kata Abror.

    Diduga, pengemudi mobil itu tidak mengenal medan yang dilaluinya, sehingga mobilnya gagal saat menanjak lalu terperosok ke bibir jurang. Beruntung mobil itu tertahan oleh bebatuan dan rumput, sehingga tidak sampai terjun ke dasar jurang.

    @bangpay.03 pantes di Gmaps di tutup jln nya buat boncengan ga rekomen sih terlalu extream ini #tanjakansikarim #sikarim #sikarimdieng ♬ suara asli – π˜½π˜Όπ™‰π™‚π™‹π˜Όπ™”

    (msl/fem)





    Artikel aslinya

  • Cegah Overstay, Jepang Wajibkan Turis Bebas Visa Buat Laporan

    Cegah Overstay, Jepang Wajibkan Turis Bebas Visa Buat Laporan




    Tokyo

    Pemerintah Jepang berencana untuk memperkenalkan sistem penyaringan khusus turis bebas visa. Turis Indonesia jangan sampai salah nih.

    Dilansir dari The Strait Times pada Rabu (4/9/2024), sistem itu diberlakukan untuk mengurangi jumlah pengunjung yang tetap berada di negara tersebut melebihi masa tinggal yang sah atau overstay.

    Pengunjung biasanya diizinkan untuk tinggal di Jepang selama antara 14 dan 90 hari, tergantung pada paspor mereka.


    Nama sementara untuk sistem tersebut adalah Jesta, yang dimodelkan berdasarkan Sistem Elektronik untuk Otorisasi Perjalanan (Esta) yang dibuat oleh AS untuk tujuan kontra-terorisme.

    Pemerintah Jepang bermaksud untuk memperkenalkan sistem tersebut pada tahun 2030, dan akan berlaku bagi pengunjung yang bepergian dari negara-negara bebas visa.

    Pengunjung akan diminta untuk menyatakan informasi seperti tujuan masuk dan tujuan yang dituju secara daring, sebelum bepergian ke Jepang. Jika seorang pengunjung ditandai oleh sistem karena berisiko melebihi batas waktu secara ilegal, ia akan diminta untuk memperoleh visa reguler.

    Saat ini, pengunjung dari 71 negara dan kawasan tidak memerlukan visa untuk bepergian ke Jepang. Negara-negara tersebut termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, Australia, dan New Zealand.

    Pada bulan Juli, Organisasi Pariwisata Nasional Jepang mengatakan bahwa sekitar 17,78 juta wisatawan mengunjungi Jepang pada paruh pertama tahun 2024. Jumlah pengunjung pada bulan Juni saja mencapai 3,1 juta, melampaui angka 3 juta selama empat bulan berturut-turut.

    Negara ini menarik sekitar 31,9 juta pengunjung pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda. Badan Pariwisata Jepang memperkirakan jumlah pengunjung akan mencapai 35 juta pada tahun 2024, yang akan menjadi rekor tertinggi bagi negara tersebut.

    (bnl/fem)



    Artikel aslinya

  • Archipelago Food Festival, Serunya Makan Seafood Sepuasnya!

    Archipelago Food Festival, Serunya Makan Seafood Sepuasnya!




    Subang

    Archipelago kembali menggelar festival kuliner ke-34 di Favehotel Pamanukan, Subang. Ada 250 menu makanan yang disajikan, semuanya lezat!

    Archipelago Food Festival (AFF) menggelar tema Ocean Odyssey Sea Fest-A Celebration of Seafood Delights. Acara yang berlangsung pada Jumat (30/8), di Favehotel Pamanukan ini, menghadirkan 13 Ececutive Chef dari Achipelago Internasional.

    Mereka adalah Santoso Windoe – Corporate Executive Chef, Risman Sukmawan- Corporate Pastry Chef, Riswan Pramudia- favehotel Pamanukan, Sukma Nuryadinata – Grand Aston Puncak Hotel & Resort, Faiz Firmansyah Ma’ruf- Aston Cilegon Boutique Hotel, Ujang Rahmat – favehotel Hypersquare, Febrian Sjarif – Aston Pasteur, Moh Nurus – favehotel Karawang, Sigit Hendrawan – Harper Cikarang, Ari Gusti – favehotel Gatot Subroto, Riyan Syaban Pamungkas – Aston Pasteur Bandung, Husni Thamrin – Aston Imperial Bekasi Hotel & Conference Center, dan Bayu Sidiq Tresna – Grand Aston Puncak Hotel & Resort.


    “Seafood festival menjadi ajang promote, wadah untuk para chef berkolaborasi,” kata Bintang, general manager Favehotel Pamanukan, dalam press conference pada Jumat (30/8).

    Archipelago Food Festival di Favehotel PamanukansArchipelago Food Festival di Favehotel Pamanukan (dok Archipelago)

    AFF ini adalah kali kedua bagi Favehotel Pamanukan. Festival Kuliner ini menjadi salah satu kegiatan yang paling dinanti oleh tamu dan warga lokal.

    Antusiasme tinggi itu terlihat dari banyaknya tamu yang mendaftar dan ditolak karena telah memenuhi kapasitas. Apalagi harga festival kuliner ini cukup terjangkau, hanya Rp 280.000 per orang, jika memiliki member Archipelago hanya perlu membayar Rp 177.000 per orang.

    Archipelago Food Festival di Favehotel PamanukansArchipelago Food Festival di Favehotel Pamanukan (dok Archipelago)

    “Kapasitasnya 300 orang, yang daftar last minute 68 orang dan yang ditolak 48 orang,” kata Bintang.

    Acara dimulai pukul 18.00 WIB, tamu undangan sudah memenuhi area outdoor dan indoor untuk melihat-lihat menu yang dihidangkan.

    Archipelago Food Festival di Favehotel PamanukansArchipelago Food Festival di Favehotel Pamanukan (dok Archipelago)

    Beragam hidangan ini mencakup makanan tradisional hingga internasional, dengan fokus utama pada makanan olahan laut seperti; Japanese Octopus Salad, Sashimi, Tenggiri Pan Seared, Swordfish, Prawn Scampi with Butter Chives Sauce, Pan Seared Lobster, dan masih banyak lagi.

    Beberapa menu yang disajikan menggunakan bahan yang disediakan oleh tambak lokal seperti oyster dan juga udang. selain itu, untuk memastikan kepuasan semua tamu dengan menu beragam, para chef juga menyediakan juga berbagai pilihan hidangan dari bahan daging ayam, daging sapi, dan daging kambing. Untuk hidangan penutup, tersedia pilihan pastry terbaik seperti Watermelon Granita, Fave Sunset, dan Lemongrass Tart.

    Archipelago Food Festival di Favehotel PamanukansArchipelago Food Festival di Favehotel Pamanukan (dok Archipelago)

    “Archipelago International berkomitmen untuk terus menghadirkan acara-acara berkualitas tinggi yang mempromosikan kekayaan kuliner khususnya kuliner nusantara. Archipelago Food Festival diselenggarakan sebagai wadah para pecinta kuliner. Kali ini kami mengangkat menu olahan laut yang ada banyak sekali variannya. Ini juga sebagai bukti makanan produk lokal juga bisa diolah dengan cita rasa international,” kata Chef Windoe selaku Executive Chef Archipelago International.

    (bnl/fem)



    Artikel aslinya

  • Buah Manis Kedatangan Paus Fransiskus, Hotel Best Western Senayan Cuan

    Buah Manis Kedatangan Paus Fransiskus, Hotel Best Western Senayan Cuan




    Jakarta

    Paus Fransiskus berada di Jakarta untuk menjalankan berbagai kegiatan, termasuk misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Kamis (5/9/2024). Kedatangan Paus membawa berkah bagi hotel.

    Pemimpin umat Katolik dunia itu berada di Jakarta hingga 6 September. Pengaruh Paus Fransiskus nyatanya tak hanya di sektor spiritual. Dampak kedatangannya berpengaruh pada okupansi hotel sekitar SUGBK.

    Salah satu hotel yang mengalami dampak okupansi yang meningkat adalah Best Western Senayan. Letaknya yang tak terlalu jauh dari SUGBK ini bahkan dari beberapa bulan lalu sudah menerima booking kamar untuk tanggal 4 hingga 5 September 2024.


    Director of Sales Best Western Senayan, Dyana Siska, menyatakan telah menerima booking kamar sejak bulan Mei dan rata-rata banyak pengunjung yang menginap hingga dua hari.

    “Lama menginap rata-rata dua malam, mulai dari tanggal 4 sampai 6 September. Dan (pengunjung) memesan kamar antara Mei sampai Agustus 2024,” kata Dyana kepada detikTravel, Rabu (4/9/2024).

    Ia juga menambahkan jika okupansi hotel di kedatangan Paus Fransiskus ini meningkat sekitar 20 persen yang tentunya merupakan jemaat Katolik yang akan melaksanakan Misa akbar 2024 di SUGBK.

    “Untuk jumlah okupansi terjadi peningkatan sekitar 20 persen dan di dominasi oleh jemaat katolik yang hendak menghadiri misa di GBK pada 5 September 2024,” kata dia.

    Diketahui, Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada hari ini sekitar pukul 11.26 WIB. Nantinya Paus Fransiskus akan menginap selama di Jakarta ini di Kedutaan Besar Vatikan yang berada di Jalan Medan Merdeka Timur No. 187, Jakarta Pusat.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya