Kategori: Travel

  • Seharian di Surabaya, Keliling Kota Tua Saja

    Seharian di Surabaya, Keliling Kota Tua Saja


    Jakarta

    Surabaya adalah kota penuh sejarah dan pesona yang menjadi pilihan liburan kali ini. Meski sedang musim hujan, cuaca panas langsung menyambut saya dan seorang teman yang menemani petualangan ini.

    Kami memutuskan memulai perjalanan dari kawasan Kota Tua Surabaya, sebuah area yang selalu menarik untuk dijelajahi dengan bangunan-bangunan tuanya yang ikonik. Setibanya di Kota Tua, kami langsung melihat sebuah kelenteng besar.

    Teman saya yang beragama Buddha memutuskan untuk mampir sejenak untuk beribadah, memberi saya kesempatan pertama untuk merasakan suasana khas kawasan ini. Di kelenteng ini, aroma dupa yang khas terasa menenangkan, seakan membawa kami ke masa lalu di tengah bangunan dengan arsitektur klasiknya yang penuh warna.


    Setelah selesai, kami mulai berjalan menyusuri jalanan di Kota Tua. Suasana serba vintage terpampang jelas di depan mata. Bangunan-bangunan tua dengan arsitektur kolonial Belanda menjulang di kanan-kiri jalan, memberikan nuansa nostalgia. Saya dan teman mengabadikan beberapa momen lewat foto-foto.

    Rasanya setiap sudut Kota Tua seperti latar sempurna untuk foto. Mulai dari jendela kayu besar dengan desain klasik, hingga jalanan berbatu yang terkesan kuno, semuanya menghadirkan atmosfer unik.

    Kami terus berjalan dan obrolan ringan pun mengalir sambil bercanda. Suasana Kota Tua yang sepi siang itu membuat kami merasa seperti pemilik satu-satunya dari ruang waktu ini.

    Tak terasa waktu terus berlalu dan kami mulai merasa lapar. Di tengah perjalanan, kami melihat sebuah angkringan yang menyajikan soto, sebuah penemuan yang begitu menggugah selera! Duduk di bangku angkringan sederhana, kami memesan semangkuk soto yang langsung menghangatkan perut. Setelah puas makan, kami kembali melanjutkan perjalanan.

    Tujuan berikutnya adalah kawasan Kembang Jepun yang terkenal sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi Tionghoa di masa lalu. Nama Kembang Jepun seakan menjadi pengingat akan sejarah panjang perdagangan di Surabaya.

    Kami berjalan di sepanjang jalanan, diapit deretan toko-toko tua dengan papan nama yang tetap mempertahankan nuansa klasik. Tak hanya bangunan tua, kawasan ini juga dihiasi lampion-lampion merah yang bergantung di atas jalan, menciptakan suasana meriah namun klasik. Kami berfoto-foto di bawah lampion-lampion itu, rasanya seperti berada di tengah-tengah film klasik.

    Sungguh, Kembang Jepun memberikan pengalaman tersendiri yang membawa kami pada jejak masa lalu. Berikutnya, kami menuju ke Jembatan Merah, salah satu landmark Surabaya yang sarat sejarah. Di sinilah dulu pertempuran besar terjadi di masa penjajahan dan kini menjadi simbol semangat juang Arek-Arek Suroboyo.

    Di jembatan ini, pemandangan tak hanya mengagumkan, tetapi juga menyimpan cerita bersejarah yang menggetarkan. Jembatan merah ini adalah tempat yang cocok untuk merenungkan kembali perjuangan pahlawan-pahlawan terdahulu.

    Setelah itu, kami tak ingin melewatkan kunjungan ke salah satu galeri seni yang juga terletak di kawasan ini. Namanya Gallery News Room, galeri ini menyimpan berbagai foto dokumentasi sejarah Kota Surabaya. Melihat foto-foto yang tertata rapi di dinding galeri, saya merasa semakin mengerti bagaimana kota ini berkembang dari masa ke masa.

    Selain itu, galeri ini juga menyediakan spot foto instagramable yang tentunya menarik untuk dicoba. Hari semakin sore, dan kami merasa perjalanan ini masih belum selesai. Rencananya, setelah puas menikmati kawasan Kota Tua, kami akan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya di Surabaya.

    Meski terasa lelah, perjalanan ini benar-benar membekas di hati. Kota Tua Surabaya menawarkan suasana berbeda dari hiruk-pikuk kota besar. Di sini waktu seakan berhenti, membiarkan setiap orang yang datang menyerap kenangan masa lalu.

    Melalui kunjungan ini, saya benar-benar merekomendasikan Kota Tua Surabaya untuk siapa pun yang mencari suasana berbeda. Kawasan ini bukan hanya cocok bagi pencinta sejarah, tetapi juga bagi mereka yang ingin menikmati wisata unik dan penuh pesona.

    Jika Anda berencana ke Surabaya, jangan lewatkan kesempatan berkunjung ke Kota Tua. Temukan pengalaman menyusuri lorong-lorong waktu, mengagumi bangunan tua dan mencicipi kuliner tradisionalnya yang menggugah selera.

    Kota ini menyimpan sejuta cerita yang menanti untuk ditemukan dan saya pastikan Anda akan pulang dengan kenangan yang tidak terlupakan.



    Artikel aslinya

  • Cara Mengenalkan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Tengah Jakarta

    Cara Mengenalkan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Tengah Jakarta




    Jakarta

    Indonesia Eco Tourism Network (INDECON) menggelar Temu Jaringan Ekowisata Indonesia 2024, Indonesia Ecotourism Fair 2024, dan Explore Kalimantan Fair 2024.

    Acara-acara menarik itu digelar di Pusat Perbelanjaan Sarinah, Jakarta dengan konsep inovatif yang bertujuan memperkenalkan ekowisata berbasis masyarakat kepada masyarakat urban.

    Melalui kegiatan ini, INDECON berkomitmen untuk memperluas jangkauan jejaring ekowisata di seluruh nusantara, mendorong pengembangan pariwisata yang memberdayakan komunitas lokal dan melestarikan keindahan alam Indonesia.


    “INDECON memiliki jaringan di hampir seluruh Indonesia untuk mendorong pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. Tahun ini, acara ini diadakan di Tebet Eco Park dan Sarinah, dan dihadiri oleh 149 jejaring ekowisata dari berbagai wilayah, seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Belitung, dan Kepulauan Riau. Kami ingin agar peserta saling berbagi inspirasi dan pengetahuan untuk mengembangkan ekowisata di daerah masing-masing,” ujar Ary S. Suhandi, founder INDECON, Minggu (3/11) akhir pekan lalu.

    Indonesia Ecotourism Fair 2024, dan Explore Kalimantan Fair 2024Indonesia Ecotourism Fair 2024 dan Explore Kalimantan Fair 2024 Foto: Asti Azhari/detikTravel

    TJEI 2024 berupaya memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam mendapatkan informasi yang terpercaya tentang ekowisata, dengan memperkenalkan person in charge (PIC) untuk setiap lokasi. Informasi yang akurat dan kontak PIC dianggap penting untuk membantu wisatawan dalam memilih destinasi ekowisata yang tepat.

    “Wisatawan sering kali sedikit sekali mendapatkan informasi tentang siapa yang in charge di tingkat bawah yang reliable. Mereka butuh informasi yang akurat, berkualitas, dan person in charge yang jelas,” jelas Ary.

    Sedangkan Indonesia Eco Tourism Fair mengusung tema khusus ‘Eksplor Kalimantan Fair 2024’. Pemilihan lokasi di Sarinah dinilai strategis karena berada di pusat kota dan menjadi tempat yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.

    “Sarinah letaknya di tengah kota dan menjadi tujuan wisatawan lokal maupun asing, sehingga promosinya akan lebih luas,” ujar Indriani Setiawati, koordinator TJEI, sekaligus ketua Yayasan Ekowisata Indonesia.

    Selain mempromosikan ekowisata, acara ini mengedukasi masyarakat Jakarta tentang pentingnya pelestarian alam melalui ekowisata. Berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata menawarkan nilai tambah dalam aspek lingkungan, pendidikan, dan ekonomi untuk masyarakat setempat.

    “Berbeda dengan wisata pada umumnya, ekowisata ini ada nilai pelestarian alamnya, ada nilai pendidikannya, ada nilai ekonominya juga,” jelas Indriani.

    Indonesia Ecotourism Fair 2024, dan Explore Kalimantan Fair 2024Indriani Setiawati, koordinator TJEI, sekaligus ketua Yayasan Ekowisata Indonesia Foto: Asti Azhari/detikTravel

    TJEI 2024 menargetkan pengunjung dari kalangan menengah ke atas, termasuk ekspatriat di Jakarta. Ary menyebut ekowisata memang memiliki target pasar spesifik, karena melibatkan destinasi yang umumnya berada di lokasi terpencil dan memiliki nilai eksklusif.

    “Ekowisata itu spesifik, mention targetnya juga spesifik, karena kita ingin ke wisata yang berkualitas, tempat-tempatnya sedikit remote, lebih mahal,” ujar Ary.

    Indriani berharap acara ini dapat menjadi kegiatan tahunan, mengingat tingginya antusiasme masyarakat untuk mengenal ekowisata. Ia percaya bahwa acara ini memberi dampak positif terhadap pemahaman masyarakat mengenai pentingnya ekowisata dan manfaatnya bagi lingkungan serta ekonomi lokal.

    “Masyarakat yang tadinya tidak tahu apa itu ekowisata sampai akhirnya mereka berkeinginan untuk mendatangi lokasi-lokasi ekowisata di Indonesia. Kalau bisa, datanglah ke penjuru Indonesia dan berkontribusi langsung di tingkat tapak,” ungkap Indriani.

    TJEI dan Indonesia Eco Tourism Fair 2024 menunjukkan bahwa promosi ekowisata dapat dilakukan dengan konsep berbasis komunitas, dan masyarakat luas diharapkan dapat lebih memahami serta menghargai keunikan alam dan budaya Indonesia.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • India Mulai Tegas ke Pedagang Makanan yang Jorok

    India Mulai Tegas ke Pedagang Makanan yang Jorok




    Jakarta

    Kuliner India yang viral di media sosial memperlihatkan keadaan yang jauh dari bersih. Kini, pemerintah di sana akan mulai tegas pada pedagang yang jorok.

    Mengutip BBC, Rabu (6/11/2024), dua negara bagian yang dikuasai oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India mengumumkan rencana untuk menjatuhkan denda yang cukup besar dan hukuman penjara bagi mereka yang mencemari makanan dengan ludah, air seni, dan kotoran.

    Negara bagian Uttarakhand di bagian utara India akan menjatuhkan denda kepada para pelanggarnya hingga 100,000 rupee (Rp 19 juta). Sementara negara bagian tetangganya, Uttar Pradesh, akan memberlakukan hukum yang lebih tegas untuk menangani masalah ini.


    Arahan pemerintah ini menyusul beredarnya video-video yang belum diverifikasi di media sosial yang menunjukkan para pedagang yang meludahi makanan di warung-warung dan restoran-restoran setempat.

    Ada pula sebuah video yang menggambarkan seorang asisten rumah tangga yang mencampurkan air seni ke dalam makanan yang ia siapkan.

    Sementara video-video tersebut memicu kemarahan di antara para pengguna, dengan banyak yang menyatakan keprihatinan tentang keamanan pangan di negara-negara bagian ini.

    Beberapa video juga menjadi bahan kampanye yang menyalahkan Muslim, yang kemudian dibantah oleh situs-situs web pemeriksa fakta. Mereka menunjukkan bahwa banyak orang di media sosial yang menuduh perempuan yang menambahkan air seni ke dalam makanan itu adalah seorang Muslim, tetapi polisi kemudian mengidentifikasinya sebagai seorang Hindu.

    Para pejabat mengatakan bahwa hukum yang ketat diperlukan dan bertujuan untuk mencegah orang terlibat dalam praktik-praktik yang tidak higienis dalam hal makanan.

    Tetapi para pemimpin oposisi dan pakar hukum mempertanyakan keampuhan hukum ini dan mengklaim bahwa hukum ini juga dapat disalahgunakan untuk menjelek-jelekkan komunitas tertentu.

    Surat kabar Indian Express mengkritik peraturan yang diusulkan oleh negara bagian Uttar Pradesh. Mereka mengatakan bahwa peraturan-peraturan ini bertindak sebagai peluit [sektarian] komunal yang akan memangsa gagasan-gagasan mayoritas mengenai kemurnian dan polusi, dan menargetkan minoritas yang sudah merasa tidak aman.

    Makanan dan kebiasaan makan merupakan topik yang sensitif di negara yang memiliki budaya yang beragam ini. Karena hal ini sangat berkaitan erat dengan agama dan sistem kasta di negara ini.

    Norma-norma dan tabu seputar makanan terkadang menyebabkan bentrokan antar komunitas, memicu perasaan ketidakpercayaan. Akibatnya, gagasan tentang keamanan makanan juga telah terjerat dengan aturan agama, yang terkadang digunakan sebagai motif dari sebuah insiden.

    Keamanan makanan juga menjadi perhatian utama di India, dengan Otoritas Standar dan Keamanan Makanan (FSSAI) memperkirakan bahwa makanan yang tidak aman menyebabkan sekitar 600 juta infeksi dan 400.000 kematian setiap tahunnya.

    (msl/fem)



    Artikel aslinya

  • Ide Weekend di Bandung: Bersantai di Situ Cileunca

    Ide Weekend di Bandung: Bersantai di Situ Cileunca


    Jakarta

    Bagi para traveler alam yang suka akan kesejukan dan keheningan alam, Situ Cileunca bisa menjadi salah satu destinasi untuk liburan seru di Bandung. Dikelilingi oleh pegunungan hijau dan hamparan perkebunan teh, danau ini menawarkan pemandangan alam yang begitu indah.

    Danau yang memiliki luas sekitar 1.400 hektar ini berada di Bandung Selatan, tepatnya di Jalan Situ Cileunca, Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

    Apabila berangkat dari arah pusat Kota Bandung cukup hanya menempuh jarak 1,5 jam perjalanan. Terletak di daerah dataran tinggi dengan suasana yang sejuk menjadi salah satu daya tarik dari Situ Cileunca ini.


    Ketika pagi hari tiba, kabut pagi di Situ Cileunca menyelimuti danau dengan lembut seperti kain sutra. Cahaya matahari yang perlahan menerobos kabut-kabut memberikan kesan yang hangat diantara kesejukan yang ada.

    Tidak hanya menawarkan keindahan pemandangan yang memukau, Situ Cileunca ini menjadi surga para traveler. Di danau ini, pengunjung bisa melakukan berbagai aktivitas seru, salah satunya mengelilingi danau menggunakan perahu. Atau bila mau memacu adrenalin, Situ Cileunca menawarkan rafting atau arum jeram.

    Bagi yang ingin mencari ketenangan, berkemah di sekitar danau bisa menjadi pilihan yang cocok. Menghabiskan malam bersama sanak keluarga di bawah keindahan bintang-bintang dan ditemani air dan sejuknya angin adalah pengalaman yang sangat berharga.

    Di area-area pinggir sekitar danau juga menawarkan fasilitas yang tidak kalah memukau, mulai dari Cafe bagi yang mau ngopi sambil menikmati sejuknya danau, toilet yang bersih dan nyaman, musala, area bermain keluarga seperti perosotan, wahana gokart dan masih banyak yang lainnya.

    Bagi yang ingin menikmati keindahan alam, menghabiskan waktu di Situ Cileunca merupakan pilihan yang tepat. Cukup membayar tiket Rp 15.000/orang, kita bisa menikmati pesona yang alami dan keindahan danau yang menawan.



    Artikel aslinya

  • Arab Saudi Akan Membuka Bandara Terbesar di Dunia Pada 2030

    Arab Saudi Akan Membuka Bandara Terbesar di Dunia Pada 2030




    Jakarta

    Arab Saudi akan membuka Bandara Internasional King Salman, bandara terbesar di dunia, pada 2030. Mampu melayani hingga 185 juta penumpang.

    Melansir Metro, Rabu (6/11/2024), biaya pembangunan bandara raksasa tersebut ditaksir akan menelan biaya sebesar 23 miliar pound sterling atau sekitar (Rp 470,1 triliun).

    Bandara tersebut dibangun di Riyadh. Bandara King Salman itu diprediksi dapat melayani lebih banyak orang dibandingkan dengan bandara lainnya di dunia. Sebab, luasnya akan lebih dari 57 km2. Selain itu, 12 km2 di antaranya akan digunakan sebagai area ritel sehingga traveler dapat berbelanja sembari menunggu waktu keberangkatan.


    Bandara itu didesain dan diawasi oleh Foster + Partners, yakni perusahaan yang juga mengerjakan Terminal Bus Midtown di New York City dan Bandara Marseille yang baru.

    Menariknya, bandara itu akan mengintegrasikan terminal yang ada saat ini di Bandara Internasional King Khalid yang telah beroperasi sejak 1983.

    Kendati hingga saat ini maskapai yang akan beroperasi di sana belum diumumkan, tetapi pembangunan bandara tersebut diprediksi akan menciptakan sekitar 150 ribu lapangan kerja. Diperkirakan akan dibutuhkan pekerja operator pengatur lalu lintas udara hingga barista.

    Bandara raksasa tersebut diperkirakan akan melayani 120 juta penumpang dan dapat meningkat hingga 185 juta penumpang pada 2050. Hal itu selaras menjadi upaya meningkatkan pariwisata di Arab Saudi.

    “Proyek bandara ini sejalan dengan visi Arab Saudi untuk mentransformasi Riyadh menjadi salah satu dari sepuluh kota dengan perekonomian terbaik di dunia dan untuk mendukung pertumbuhan populasi Riyadh menjadi 15-20 juta orang pada tahun 2030,” demikian pernyataan dari Saudi Press Agency.

    Sementara itu, Saudi sebenarnya sudah memiliki bandara terbesar di dunia dengan Bandara Internasional King Fahd atau dikenal Bandara Dammam. Bandara itu sebelumnya adalah pangkalan udara Amerika Serikat selama Perang Teluk hingga akhirnya dibuka untuk komersial sejak tahun 1999.

    Sekarang bandara itu menyediakan koneksi ke 43 tujuan. Lebih dari 10 juta penumpang melakukan perjalanan keluar-masuk bandara ini setiap tahunnya, dengan 37 maskapai penerbangan yang beroperasi di sana. Bandara itu juga merupakan bandara terbesar ketiga di Arab Saudi dalam hal volume penumpang.

    Saksikan juga Big Cheese: Misi Besar LRT Jakarta Kerek Jumlah Penumpang Naik 20 Kali Lipat

    [Gambas:Video 20detik]

    (wkn/fem)



    Artikel aslinya

  • Indonesia Harus Jadi Ibu Kota Kebudayaan Dunia

    Indonesia Harus Jadi Ibu Kota Kebudayaan Dunia




    Jakarta

    Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi ibu kota kebudayaan dunia. Dia merujuk kepada keanekaragaman kebudayaan Indonesia.

    “Kita ini harus menjadi ibu kota kebudayaan dunia karena kita ini hampir semua fase peradaban itu ada dan dari artefak-artefak yang ada memang kita ini tertua, ya tadi lukisan purba tertua di dunia aja adanya di Indonesia. Itu kan ekspresi budaya yang jelas, yang konkret, yang langsung, tidak ada di tempat lain,” kata Fadli Zon dalam kegiatan serah terima jabatan dan pisah sambut di Gedung Kemedikbudristek, Jakarta, Senin (21/10/2024).

    “Jadi ini harus menjadi bagian dari reinventing Indonesian identity, jadi menemukan kembali identitas manusia Indonesia,” dia menambahkan.


    Fadli Zon juga mengungkapkan bahwa Indonesia mempunyai sejarah peradaban yang cukup tua di Indonesia, ia menyebutkan beberapa contohnya seperti artefak Meganthropus paleojavanicus yang berasal dari 2 juta tahun yang lalu. Kemudian, Pithecanthropus erectus yang berasal dari 1,3 hingga 1,8 juta tahun lalu.

    Fadli Zon juga mengungkapkan bahkan fosil-fosil dari Homo sapiens berasal dari 100 hingga 300 ribu tahun yang lalu. Dari temuan-temuan itulah, dia optimistis, bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi ibu kota kebudayaan dunia.

    “Saya kira ini yang mungkin kita perlu kita juga lakukan lebih banyak penelitian, mungkin belum tentu di Afrika yang tertua itu. Saya kira saya sudah lihat fossil lucy yang umurnya 3,1 juta tahun tapi itu masih sangat kecil (ukuran), saya kira bukan manusia tapi yang ditemukan tetapi yang ditemukan manusia-manusia purba di Indonesia itu satu hal yang luar biasa,” kata Fadli Zon.

    Kemudian, temuan lukisan yang berada di Gua Leang-leang di Sulawesi Selatan disinyalir berasal dari 40 ribu tahun yang lalu, bahkan ada yang menyebut dari 52 juta tahun sebelumnya.

    “Mungkin nanti ada yang lebih tua lagi dari apa yang ditemukan di Spanyol dan di Prancis yang usianya kira-kira 30 ribu tahun. Dan saya kira kita harus menjadikan budaya ini adalah treasure kekayaan nasional kita,” dia menambahkan.

    (upd/fem)



    Artikel aslinya

  • Super Air Jet Buka Rute ke Wakatobi

    Super Air Jet Buka Rute ke Wakatobi




    Jakarta

    Super Air Jet membuka penerbangan ke Wakatobi. Penerbangan ini dilakukan sebanyak dua kali per minggu.

    Dalam siaran resmi, Senin (21/10/2024), Super Air Jet segera membuka penerbangan langsung dari Makassar ke Wakatobi mulai 31 Oktober 2024. Layanan ini diharap menjadikan Wakatobi lebih mudah diakses bagi pelancong, pebisnis, dan masyarakat.

    “Ada kabar keren nih buat kalian yang hobi jalan-jalan dan lagi ngincar destinasi wisata baru. Super Air Jet segera terbang ke Wakatobi! Sesuai tren perjalanan masa kini yang lebih suka destinasi eksotis dan unik, Wakatobi (Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko) di Sulawesi Tenggara sekarang makin mudah dijangkau melalui Bandara Matahora, Wangi-Wangi (WNI),” kata Dirut Super Air Jet Ari Azhari.


    “Nggak perlu ribet, penerbangan perdana dijadwalkan mulai 31 Oktober 2024 langsung dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar (UPG),” imbuh dia.

    “Nilai lebihnya traveler dari berbagai kota memilih Makassar sebagai bandara transit untuk melanjutkan ke Wakatobi, begitu juga sebaliknya,” terang Ari.

    Rute baru dari Super Air Jet menawarkan nilai lebih bagi para traveler dengan menjadikan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar sebagai titik transit strategis. Para pelancong dari berbagai kota di Indonesia kini dapat dengan mudah menuju Wakatobi melalui Makassar.

    Keuntungan lainnya, traveler yang datang dari Wakatobi juga bisa memanfaatkan Makassar sebagai jalur transit untuk melanjutkan perjalanan ke kota-kota lain di Indonesia. Hal ini tidak hanya mempermudah aksesibilitas, tetapi juga memberikan fleksibilitas dalam merencanakan perjalanan.

    “Sehingga para wisatawan dapat menikmati pengalaman yang lebih beragam dan menarik di seluruh Nusantara. Jadi, buat kamu yang pengen liburan ke #DiIndonesiaAja, Wakatobi jadi pilihan seru! Melalui update sosial media, kamu bisa explore lebih jauh pesona Wakatobi dan rencanakan liburan impianmu,” katanya.

    Wakatobi terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya yang luar biasa. Di sana ada pantai berpasir putih hingga spot diving yang menakjubkan.

    Jadwal Super Air Jet Makassar-Wakatobi PP di hari Senin dan Kamis:

    Rute No. Terbang Jadwal Berangkat Jadwal Tiba
    Makassar (UPG) – Wakatobi (WNI) IU-570 12.00 Wita 13.20 Wita
    Wakatobi (WNI) – Makassar (UPG) IU-571 14.00 Wita 15.20 Wita

    (msl/ddn)



    Artikel aslinya

  • Fadli Zon Bilang Apa soal Wamen Kebudayaan Giring?

    Fadli Zon Bilang Apa soal Wamen Kebudayaan Giring?




    Jakarta

    Sebagai Menteri Kebudayaan Fadli Zon bakal didampingi oleh Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha. Apa kata Fadli soal Giring?

    Usai kegiatan serah terima jabatan dan pisah sambut di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (21/10/2024), Fadli Zon menyampaikan rencana kerja awal untuk kementerian yang dipimpinnya. Dia juga mengomentari Giring yang menjadi wakilnya.

    “Mas Giring, saya sudah kenal lama, sudah ngobrol-ngobrol beberapa bulan sebelumnya, walaupun tidak tahu juga waktu itu posisi kami sebagai apa. Dan, beberapa hari lalu juga kami sudah diskusi, nanti Mas Giring sebagai wamen juga akan mendukung aktivitas dan kegiatan ini jadi paling tidak sudah dua kali brainstorming diskusi,” kata Fadli Zon kepada wartawan.


    Fadli akan membicarakan rencana kerja bersama Giring sesegera mungkin. Termasuk, soal wacana ada undang-undang yang menyatukan kebudayaan, satu undang-undang besar. Dia mengistilahkan sebagai Omnibus Law kebudayaan. Nantinya di dalamnya dimasukkan undang-undang tentang cagar budaya, perfilman, pemajuan kebudayaan, museum hingga musik.

    Fadli menyebut rencana itu membutuhkan perlu adanya pengkajian yang intensif supaya substansinya tepat.

    Dia juga akan melibatkan Giring yang berpengalaman di dunia musik untuk mempermudah kinerja pembuatan alur ekosistem budaya yang lebih kekinian. Ya, Giring merupakan sosok yang telah lama berkecimpung di industri musik. Ia juga sempat menjadi vokalis band kenamaan di Indonesia, Nidji.

    “Saya kira demikian karena Mas Giring kan pelaku juga, dia juga seorang penyanyi, musisi, pencipta lagu. Jadi saya pasti akan sangat terbantu dengan terutama industri budaya dengan media baru, kawan-kawan baru, saya kira ini akan sangat bagus,” kata dia.

    Giring resmi dilantik menjadi Wakil Menteri Kebudayaan pada hari yang sama dengan pelantikan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan. Namun yang membedakan hanya waktunya saja, menteri dilantik pada pukul 10.00 WIB dan wakil menteri sekitar pukul 15.00 WIB.

    (upd/fem)



    Artikel aslinya

  • Ditawari Jadi Sekjen UNWTO, Sandiaga Mau Pikir-pikir Dulu

    Ditawari Jadi Sekjen UNWTO, Sandiaga Mau Pikir-pikir Dulu




    Jakarta

    Selepas purna tugas menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengaku ditawari jadi Sekjen UNWTO (United Nation World Tourism Organization).

    Namun Sandiaga mengaku masih akan pikir-pikir dulu terkait tawaran tersebut. Dia akan mendiskusikan terlebih dahulu soal tawaran itu dengan pihak keluarga.

    “Tawaran-tawaran seperti dari UN Tourism memang sudah beberapa bulan ini disampaikan kepada saya, dan saya harus mendiskusikannya tentunya dengan keluarga,” ujar Sandiaga ditemui usai acara Sertijab Menteri Pariwisata dan Menteri Ekonomi Kreatif di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Senin (21/10/2024).


    Selain berdiskusi dengan pihak keluarga, Sandiaga juga mengaku akan mendiskusikan tawaran tersebut dengan Menteri Luar Negeri, Sugiono hingga Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana.

    “Seandainya itu tugas negara untuk mewakili Indonesia, sebagai yang pertama di UN, tentunya ini mesti dipersiapkan dengan sangat baik,” imbuh Mantan Wagub DKI Jakarta ini.

    Jika memang tawaran itu diambil oleh Sandiaga, ia mengaku akan mengusung pariwisata berkualitas yang membuka lapangan kerja dan peluang usaha bagi warga dunia.

    “Saya mengusung pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, yang fokus pada pariwisata hijau, yang membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas untuk masyarakat dunia,” beber Sandiaga.

    “Karena, Indonesia dipandang sebagai negara yang sukses untuk mengembalikan sektor pariwisata pasca pandemi, sehingga ada pemulihan ekonomi. Ini yang akan kita bawa, pengalaman dari Indonesia ke tingkat dunia,” ucap Sandiaga menutup pembicaraan.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya

  • Menanti Gebrakan 100 Hari Menteri Pariwisata Widiyanti dan Wamen Ni Luh Puspa

    Menanti Gebrakan 100 Hari Menteri Pariwisata Widiyanti dan Wamen Ni Luh Puspa




    Jakarta

    Kabinet Merah Putih era Presiden Prabowo Subianto membawa sosok-sosok baru. Salah satunya adalah Widiyanti Putri Wardhana sebagai Menteri Pariwisata dan Ni Luh Puspa sebagai Wakil Menteri Pariwisata.

    Untuk pertama kalinya dalam sejarah berdirinya Kementerian Pariwisata, mereka akan dipimpin oleh Menteri dan Wakil Menterinya yang keduanya sama-sama wanita.

    Widiyanti Putri Wardhana berlatar belakang seorang pengusaha. Sedangkan Ni Luh Puspa berlatar belakang seorang penyiar TV


    Dua figur ini kini menjadi tumpuan harapan bagi masa depan industri pariwisata Indonesia, yang selama satu dekade terakhir menghadapi tantangan struktural, pandemi global, hingga perubahan preferensi wisatawan internasional.

    Maka, wajar jika publik menantikan gebrakan 100 hari pertama mereka untuk memberikan sinyal positif bagi sektor yang dianggap sebagai motor perekonomian Indonesia.

    Menghadapi Kompleksitas Tantangan di Lapangan

    Sektor pariwisata Indonesia masih belum pulih sepenuhnya pasca-pandemi COVID-19. Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2023 mencapai 7,4 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya tetapi masih jauh dari angka 16 juta kunjungan pada tahun 2019.

    Angka tersebut mengindikasikan kebutuhan akan strategi yang lebih inovatif dan agresif guna mengembalikan Indonesia sebagai destinasi utama di kawasan Asia Tenggara.

    Widiyanti Putri Wardhana dan Ni Luh Puspa dihadapkan pada beberapa tantangan besar, di antaranya permasalahan konektivitas, diversifikasi destinasi, dan penguatan kualitas sumber daya manusia pariwisata.

    Strategi Transformasi yang Diharapkan

    Publik kini menunggu langkah konkret apa yang akan dilakukan oleh Menpar Widiyanti dan Wamenpar Ni Luh Puspa dalam 100 hari pertama mereka. Fokus utama yang diharapkan adalah pembangunan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.

    Presiden Prabowo telah menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur di destinasi pariwisata utama dan sekunder, peningkatan promosi pariwisata berbasis digital, serta pengembangan ekowisata yang melibatkan masyarakat lokal.

    Pendekatan yang mengedepankan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah perlu diperkuat. Salah satu contoh yang bisa diadopsi adalah program “Village Tourism” di Thailand yang sukses mengangkat perekonomian lokal melalui pelibatan masyarakat secara langsung.

    Selain itu, strategi pemasaran berbasis digital yang lebih personal dan interaktif perlu diutamakan, mengingat tren wisatawan saat ini yang lebih banyak mengandalkan rekomendasi digital dan media sosial.

    Membangun Kembali Kepercayaan Wisatawan Global

    Dua tahun terakhir, Indonesia menghadapi berbagai krisis citra di sektor pariwisata, mulai dari bencana alam hingga masalah keamanan, sampah yang mencoreng kepercayaan wisatawan.

    Langkah konkret yang bisa dilakukan adalah memperbaiki kualitas layanan, memperkuat narasi destinasi yang aman, nyaman, dan kaya akan pengalaman unik.

    Negara-negara seperti Jepang dan Selandia Baru sukses menarik minat wisatawan global dengan strategi yang mengutamakan kualitas pengalaman wisata dan promosi kebersihan serta keamanan.

    Widiyanti Putri dan Ni Luh Puspa harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk membangun kembali narasi positif tentang pariwisata Indonesia.

    Selain itu, kerja sama dengan sektor swasta dalam memfasilitasi investasi infrastruktur, hotel, dan sarana transportasi juga harus terus ditingkatkan. Tanpa langkah-langkah strategis ini, target 18 juta kunjungan wisman pada 2025 akan sulit tercapai.

    Kecerdasan Ekonomi dalam Pariwisata

    Satu hal yang kerap terlupakan dalam pengembangan pariwisata adalah pendekatan berbasis ekonomi yang lebih cerdas. Kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 4,8% pada 2022, dan angka ini masih jauh dari harapan.

    Sektor pariwisata perlu didorong untuk menjadi lebih dari sekadar pemasok devisa, ia harus bisa menciptakan lapangan kerja, mendukung industri lokal, dan menjadi tulang punggung perekonomian berkelanjutan.

    Langkah untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja pariwisata menjadi kunci, termasuk pelatihan keterampilan digital, bahasa, serta pemahaman budaya lokal yang lebih mendalam. Ini akan memberikan kesan mendalam kepada wisatawan tentang keunikan dan keramahtamahan Indonesia, yang selama ini menjadi daya tarik utama.

    Menanti Gebrakan Inovatif

    Gebrakan 100 hari pertama dari Menteri Widiyanti Putri Wardhana dan Wakil Menteri Ni Luh Puspa sangat dinantikan oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata. Bukan hanya sekadar retorika atau janji manis, tetapi aksi nyata yang mampu mengembalikan kejayaan pariwisata Indonesia.

    Dengan mengusung strategi yang berbasis data, responsif terhadap tren global, dan inklusif bagi masyarakat lokal, duo ini diharapkan bisa menjadi motor perubahan yang membawa pariwisata Indonesia ke arah yang lebih cerah.

    Pengamat PariwisataPakar pariwisata, Taufan Rahmadi Foto: (dok. Istimewa)

    Masyarakat kini menunggu, apa langkah pertama yang akan mereka ambil? Apakah kolaborasi dengan sektor swasta akan diprioritaskan? Atau, adakah langkah-langkah baru yang lebih inovatif yang bisa diharapkan?

    Seperti misalnya, bagaimana pariwisata harus bisa menjadi salah satu solusi kemiskinan di Indonesia, dimana hal ini selaras dengan apa yang menjadi cita-cita Presiden Prabowo.

    Waktu 100 hari akan menjadi ujian pertama yang akan membuktikan apakah harapan-harapan besar tersebut dapat diwujudkan oleh mereka berdua.

    —–

    Artikel ini ditulis Taufan Rahmadi, Pakar Strategi Pariwisata Nasional. Artikel merupakan kiriman pembaca detikcom.

    (wsw/wsw)



    Artikel aslinya