Jakarta –
Lonjakan ancaman bom palsu masih terus diterima maskapai India. Seminggu ini sudah 100 ancaman yang masuk.
Dilansir dari NPR pada Selasa (22/10), ancaman bom ini telah memaksa maskapai penerbangan untuk mengaliskan dan menunda penerbangan serta menerapkan langkah-langkah keamanan yang mahal.
“Meskipun ada ancaman tipuan, kami tidak dapat menganggap enteng situasi ini,” Menteri Penerbangan Sipil India Ram Mohan Naidu Kinjarapu mengatakan kepada wartawan pada hari Senin.
Ia mengatakan bahwa meskipun sebagian besar ancaman ternyata palsu, maskapai penerbangan dan pihak berwenang memiliki protokol keamanan ketat yang harus mereka ikuti setiap kali ancaman diterima.
Delapan penerbangan dialihkan dalam seminggu terakhir. Naidu menambahkan pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di bandara, dan menggunakan kamera sirkuit tertutup untuk memantau bandara lebih ketat.
Dalam satu kasus, penerbangan Air India dari Delhi ke Chicago pada tanggal 15 Oktober terpaksa mendarat di Bandara Iqaluit di timur laut Kanada, dan pesawat serta penumpangnya harus menjalani pemeriksaan keamanan. Totalnya 211 penumpang terlantar, karena bandara tidak memiliki sumber daya untuk melakukan deteksi bahan peledak yang diperlukan. Setelah 18 jam, Angkatan Udara Kanada akhirnya menerbangkan mereka ke Chicago.
Pada hari Kamis, sebuah penerbangan Air India dari Mumbai ke London dicegat oleh Angkatan Udara Kerajaan Inggris setelah menerima ancaman bom. Pesawat itu terbang dalam pola menahan selama 30 menit sebelum diizinkan mendarat, menurut situs web pelacakan penerbangan FlightRadar24.
Sebuah penerbangan Vistara dari Delhi ke London dialihkan ke Frankfurt pada hari Jumat, kata maskapai itu. Kemudian pada hari Minggu, sebuah penerbangan Vistara dari Delhi ke Frankfurt harus berbalik dan mendarat kembali di Delhi. Kedua insiden itu disebabkan oleh ancaman bom, menurut media India.
“Tindakan tegas akan diambil terhadap ancaman palsu, karena keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami. Mereka yang membahayakan keamanan akan menghadapi konsekuensi serius,” kata Naidu dalam sebuah pernyataan.
Menteri penerbangan sipil mengatakan kantornya menganjurkan perubahan pada peraturan dan undang-undang untuk meningkatkan hukuman bagi mereka yang membuat ancaman bom.
“Begitu kami menangkap pelaku yang berada di balik ini, kami ingin memasukkan mereka ke dalam daftar larangan terbang,” katanya.
Ancaman bom dilontarkan oleh akun anonim di X.
(bnl/bnl)