Jakarta –
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bikin terobosan untuk melestarikan kawasannya. Pengelola mengampanyekan pendakian nol sampah mulai 2025.
Sejumlah langkah pun disiapkan untuk mewujudkan ambisi itu.
“Tahun 2025, kami melakukan zero waste agar tidak ada lagi potensi sampah yang diangkut ke atas (Gunung Rinjani),” kata Kepala Balai TNGR, Yarman dalam sarasehan zero waste trekking mountain camp di Sembalun, Lombok Timur, seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/9/2024).
Yarman menuturkan pendakian nol sampah itu mulai diterapkan pada April 2025, setelah penutupan selama tiga bulan. Setiap tahun, pada Januari sampai Maret, aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani selalu ditutup untuk memberikan waktu pemulihan lingkungan.
Saat ini Gunung Rinjani sudah memiliki tiga standar operasional prosedur untuk pendakian, sampah dan evakuasi.
Menurutnya, ketiga pedoman itu menandakan pengelolaan wisata pendakian Gunung Rinjani sudah siap untuk menuju ke target nol sampah.
“Kami siapkan model boks makanan, sehingga potensi sampah bisa disingkirkan,” kata Yarman.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menekankan tidak ada pendaki yang membawa bungkus makanan sekali pakai naik ke atas gunung. Boks makanan disiapkan di pintu-pintu masuk sebelum pendaki memulai perjalanan ke puncak.
Bila pendaki membawa makanan-minuman instan dari rumah, seperti mie, roti, atau kopi, bungkus makanan-minuman itu harus dilucuti dan diganti dengan boks guna ulang.
Balai TNGR melibatkan masyarakat sekitar untuk menyiapkan makanan-minuman dalam boks guna ulang agar tidak ada lagi potensi timbulan sampah plastik di Gunung Rinjani.
Penyediaan hasil produk pertanian masyarakat setempat dalam bentuk sudah jadi atau siap masak ditempatkan pada opsi dekat resort pendakian atau pos II.
“Kalau mau pendakian bersih harus dari bawah (pintu masuk dan pintu keluar), tidak ada cara lain. Konsekuensinya petugas harus keras dan itu tantangan,” kata Yarman.
Pada 2023, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mencatat jumlah kunjungan pendakian ke Gunung Rinjani sebanyak 140 ribu orang.
Dari total kunjungan itu menghasilkan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sebesar Rp14,7 miliar dan perputaran uang di masyarakat sebesar Rp79 miliar.
Gunung Rinjani memiliki enam jalur pendakian dan maksimal pendaki yang diperbolehkan berwisata ke gunung tersebut hanya sebanyak 400 orang setiap hari.
(fem/fem)