Magelang –
Festival balon udara di Alun-alun Kota Magelang menjadi salah satu atraksi yang menarik pengunjung. Semua sudah siap, tapi kok wisatawan kecewa?
Kekecewaan pengunjung disebabkan oleh balon-balon yang tidak bisa terbang. Dari 9 balon yang disiapkan, hanya dua yang bisa terbang.
Pantauan detikJateng, festival balon udara ini menjadi daya tarik para pengunjung. Terbukti banyak orang berdatangan melihat penerbangan balon udara.
Sebab, penerbangan balon udara di Kota Magelang ini baru pertama kali digelar. Tak heran, massa berdatangan menuju Alun-Alun Kota Magelang sejak pagi.
Rata-rata pengunjung datang bersama keluarganya. Baik anak maupun remaja maupun orang tua rela berjubel untuk melihat event ini.
“Saya bukan asli warga sini (Magelang) jadi semangat banget melihat balon udara ini. Kita sudah berangkat dari pagi,” kata Nanda Hanifah (21), mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) kepada wartawan, Sabtu (3/8/2024).
Ia datang bersama teman-temannya yang kebetulan tengah KKN di Girimulyo, Kecamatan Windusari. Dia dan teman-temannya pun berangkat pukul 06.30 WIB untuk melihat penerbangan balon udara.
“(Balon naik dan tidak) Agak boring karena kita nunggunya dari tadi nggak naik-naik. Tadi sudah (ada aba-aba) satu, dua tiga, empat, lima, tapi nggak naik-naik balonnya,” sambungnya.
“Kita mau cari momen foto balon udaranya untuk diterbangkan,” ujarnya.
Pengunjung lainnya, Nihayah (25), mengaku ingin melihat momentum penerbangan balon udara yang baru pertama kali digelar di Magelang ini.
“Sampai sini kok di luar ekspektasi. Dulu pas nonton di Wonosobo bisa lihat dengan bagus, tapi di sini nggak (berhasil),” kata Nihayah.
“Ini lokasinya terlalu berdekatan antarbalon dengan lainnya. Terus ada stan-stan,” ujar dia.
Diketahui, balon udara yang diterbangkan ini di Alun-alun Magelang ini berasal dari Wonosobo. Salah satunya dari Kembaran, Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Penerbang balon udara menduga ada faktor cuaca di balik gagalnya penerbangan balon udara ini.
“Ini karena cuaca, angin tidak mendukung. Tadi sempat terbang dua kali, ketinggian sekitar 30 sampai 40 meter,” kata Eko Cahyono (31), penerbang balon udara dari Kembaran Wonosobo.
“Ini termasuk berhasil bisa terbang. Kalau dulu pengalaman di Wonosobo juga ada yang nggak bisa terbang sama sekali. (Nggak sesuai ekspektasi) Ya seperti inilah soal cuaca kita nggak bisa (menentukan). Kalau dipaksakan hancur, angin besar terus ini ada stan-stan jualan semua,” ujar Eko.
Eko pun mengaku tak bisa memaksakan menerbangkan balon udaranya. Sebab, banyak penghalang di sekitar lokasi.
“Kalau biasanya stan di pinggir semua, kita bebas (menerbangkan). Ini banyak gangguan kalau di sini,” jelas dia.
Menurutnya, jika area penerbangan bersih dari stan-stan bisa lebih leluasa. Ia bersama teman-temannya pernah menerbangkan balon udara di Wonosobo dan Purwokerto.
“Di Wonosobo sudah empat kali, Purwokerto satu kali dan sekarang. (Dari beberapa lokasi) Di sini kurang pas area kalau stan di pinggir-pinggir bisa leluasa,” katanya.
Respons Pemkot Magelang
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro (DPPKUM) Kota Magelang, Syaifullah mengakui adanya kendala penerbangan balon udara ini. Dia pun memerinci beberapa faktor penyebabnya.
“Aspeknya macam-macam. Yang jelas balon itu diterbangkan asap dari kayu. Sebenarnya ketika ada asap (dari kayu yang dibakar) itu banyak, tadi saya lihat bisa terbang,” kata Syaifullah.
“Kalau asapnya sedikit ya le mabur ora adoh (terbang tidak tinggi), itu yang pertama. Terus yang kedua, dari aspek luasannya kurang leluasa. Kemarin kita estimasi 15 (balon) bisa, ini sudah kita kurangi. Cuma (tadi) massa (orang) banyak makanya balonnya dikonsentrasikan tidak berjauhan. Konsep awal agak terpencar biar lebih leluasa, tapi pengunjungnya banyak,” katanya.
Terkait keluhan banyak stan-stan yang ada, nantinya akan dievaluasi untuk event ke depan. Hal ini mengingat antusias orang yang datang ke festival membeludak.
“Tadi saya lihat saat mau menghidupkan tungku (bakar kayu) kesusahan karena saking antusiasnya orang sehingga agak ribet,” kata dia.
“Tadi secara keseluruhan bagus, cuma nggak bisa tinggi (terbangnya). Sebenarnya semua bisa terbang, itu tadi ada yang bolong (sobek) terus turun. Semua bisa terbang, yang paling tinggi dua,” pungkasnya.
****
Artikel ini telah tayang di detikJateng.
(bnl/bnl)