Jakarta –
Fenomena ikan naik ke daratan terjadi di pesisir pantai selatan Jawa. Banyak yang mengaitkan ini dengan megathrust, apakah betul demikian?
Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir, pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widodo S Pranowo mengatakan bahwa hal ini belum tentu berkaitan dengan megathrust.
Widodo menjelaskan bahwa ada 3 penjelasan logis mengenai fenomena tersebut. Yang pertama adalah upwellling, yaitu naiknya massa air di lapisan bawah (thermocline) ke permukaan.
Naiknya massa air dikarenakan adanya angin yang bergerak di atas perairan sehingga angin ini akan mendorong massa air di permukaan. Semakin terdorongnya massa air di permukaan ini maka akan terjadi kekosongan sehingga kekosongan ini lah yang kemudian diisi oleh massa air yang berada di lapisan bawahnya.
“Upwelling masih terjadi hingga November, shg ada massa air yg terlalu dingin yg bikin ikan pelagis kecil shock, lalu meloncat secara rombongan ke lapisan yg lebih dangkal dan ternyata itu adalah pantai,” ujarnya pada detikTravel, Rabu (4/9).
Yang kedua adalah kemungkinan ikan pelagis oleh ikan-ikan pemangsanya, sehingga rombongan ikan kecil tersebut harus berenang lebih cepat. Sayangnya, mereka tak bisa berhenti mendadak ketika mendekati pantai, yang membuat mereka loncat ke daratan.
“Yang ketiga adanya swell wave atau gelombang alun yang dibangkitkan dari Samudera Hindia yang memang pada musim Juni hingga Agustus atau hingga November bergerak menuju ke pantai selatan Jawa,” jelasnya.
Swell wave tersebut menghasilkan arus yang kemudian mendorong rombongan ikan ke arah pantai lalu terlempar ke darat.
“Kita berdoa saja bahwa energi yang belum dilepaskan oleh megathrust, bisa dilepaskan sedikit demi sedikit saja, menjadi gempa-gempa kecil, sehingga tidak berefek menghasilkan tsunami,” tutupnya.
(bnl/bnl)