Mencari wisata alam di Semarang memang agak susah, tapi bukan berarti tidak ada lho ya. Nah, Curug Lawe adalah salah satu dari sedikit destinasi alam yang menarik untuk traveler kunjungi nih.
Saat liburan kala itu, aku memutuskan datang ke Semarang dan menginap di rumah salah satu kawan. Tentu, kalau sudah seperti itu paling asyik ya menjajal destinasi wisata yang ada di sekitar. Agak membosankan pikirku kalau liburannya di daerah perkotaan, oleh karena itu, aku request ke teman untuk mencarikan tempat wisata alam saja yang menurutku lebih pas untuk mengisi liburan.
Akhirnya, Curug Lawe atau yang lebih lengkapnya dikenal sebagai Air Terjun Curug Lawe Benowo Kalisidi, menjadi pilihan kami untuk dikunjungi esok pagi. Saat mengintip di Google Maps, Curug Lawe ini memang agak jauh kalau berangkat dari kota.
Lokasinya ada di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jika berangkat dari pusat Kota Semarang, kira-kira jaraknya 25 kilometer dan perlu menempuh perjalanan selama 50 menit naik motor.
Tidak ada hal menarik yang kami temukan selama perjalanan naik motor menuju lokasi Curug Lawe ini, sampai pada akhirnya kami baru tahu jika untuk sampai ke lokasi Curug Lawe yang sebenarnya, perlu berjalan jauh dari tempat motor harus kami parkirkan.
Ya, ternyata Curug Lawe ini berlokasi di tengah-tengah Hutan Kalisidi Semarang, dan untuk mencapainya, wisatawan perlu berjalan kaki lagi sejauh 3 kilometer. Tapi 3 kilometer di sini berbeda ya, karena jalannya cukup licin dan terjal, jadi perlu kehati-hatian yang ekstra sehingga mungkin perlu waktu yang lebih lama dari jalan kaki biasanya.
Oh ya, sebelum masuk ke trek jalan setapak, kami terlebih dahulu diarahkan petugas menuju loket untuk membayar biaya retribusi. Murah, cuma delapan ribu rupiah saja per orangnya.
Nah, perjalanan yang sebenarnya menuju Curug Lawe baru dimulai di sini. Kami mulai memasuki jalan setapak yang masih berupa tanah itu beriringan karena cuma muat untuk satu orang. Di sisi kanan ada aliran sungai kecil dengan air yang jernih, dan di sisi kiri ada jurang yang tentu jika tidak berhati-hati kami bisa jatuh ke sana.
Selama perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan bebukitan yang indah dengan pohon-pohon besar yang kemungkinan sudah berusia ratusan tahun, sangat asri dan sejuk sesuai ekspektasi kami sebelumnya. Setelah berjalanan selama 15 menit, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di atas bebatuan besar di sungai alami yang alirannya menyambung langsung ke Curug Lawe.
Tak lupa kami juga menyempatkan berfoto karena tempatnya memang begitu indah. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Lawe. Semakin jauh kami berjalan, semakin terasa suasana hutan yang semakin rimbun.
Udara yang sejuk dengan aroma pepohonan yang khas membuat perjalanan ini semakin menyenangkan meskipun jalurnya cukup menantang. Tak lama kemudian, kami tiba di sebuah jembatan kayu kecil yang membentang di atas aliran sungai. Jembatan ini cukup kokoh, meski terlihat sederhana, dan menjadi salah satu spot menarik di sepanjang trek. Dari sini, suara gemuruh air mulai terdengar semakin jelas, menandakan bahwa Curug Lawe sudah tidak jauh lagi.
Semangat kami kembali meningkat, jalur yang kami tempuh mulai sedikit menanjak, dan semakin licin karena beberapa bagian tertutup oleh lumut. Meski harus lebih berhati-hati, pemandangan yang semakin mendekati air terjun membuat kami tak sabar untuk segera tiba di sana. Akhirnya, setelah berjalan sekitar 20 menit dari tempat kami beristirahat, kami pun tiba di Curug Lawe.
Pemandangan air terjun yang menjulang tinggi dengan air yang jatuh deras dari ketinggian langsung menyambut kami. Rasa lelah setelah perjalanan jauh seketika hilang, tergantikan oleh kekaguman pada keindahan alam yang ada di depan mata.
Air terjun ini memang luar biasa. Di sekitar Curug Lawe, terdapat kolam alami yang terbentuk dari aliran air terjun. Airnya begitu jernih dan segar, membuat kami tak sabar untuk mencelupkan kaki dan merasakan kesegarannya.
Beberapa pengunjung lainnya juga terlihat menikmati suasana dengan berfoto atau hanya duduk-duduk di tepi kolam sambil merasakan kesejukan percikan air terjun. Setelah menikmati pemandangan dan berfoto-foto, kami memutuskan untuk mendekati air terjun. Meskipun derasnya air membuat kami sedikit basah, pengalaman berada begitu dekat dengan alam ini sungguh tak terlupakan.
Suara gemuruh air, sejuknya angin yang membawa percikan air, dan pemandangan hijau di sekitar benar-benar memberikan sensasi yang berbeda dari destinasi wisata lainnya. Waktu pun berlalu tanpa terasa. Setelah puas menikmati Curug Lawe, kami akhirnya memutuskan untuk kembali.
Perjalanan pulang terasa lebih cepat, mungkin karena hati kami sudah dipenuhi oleh kepuasan dan rasa syukur bisa menikmati keindahan alam yang luar biasa ini. Setelah menikmati keindahan Curug Lawe, saya semakin terdorong untuk menjelajahi destinasi alam lainnya.
Sumenep
Di antara tempat yang paling ingin saya kunjungi adalah Gili Iyang di Sumenep, Jawa Timur. Pulau ini tidak hanya dikenal dengan oksigennya yang terbaik di dunia, tetapi juga menawarkan berbagai destinasi wisata alam yang menarik.
Beberapa di antaranya adalah Pantai Sembilan yang memukau dengan pasir putihnya, Bukit Tinggi Daramista yang menawarkan pemandangan alam dari ketinggian, dan tentu saja keindahan bawah laut di Gili Labak yang tak kalah mempesona.
Tidak sabar rasanya untuk menjelajahi keindahan Sumenep dan merasakan sendiri pesonanya.
—–
Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.