Surabaya adalah kota penuh sejarah dan pesona yang menjadi pilihan liburan kali ini. Meski sedang musim hujan, cuaca panas langsung menyambut saya dan seorang teman yang menemani petualangan ini.
Kami memutuskan memulai perjalanan dari kawasan Kota Tua Surabaya, sebuah area yang selalu menarik untuk dijelajahi dengan bangunan-bangunan tuanya yang ikonik. Setibanya di Kota Tua, kami langsung melihat sebuah kelenteng besar.
Teman saya yang beragama Buddha memutuskan untuk mampir sejenak untuk beribadah, memberi saya kesempatan pertama untuk merasakan suasana khas kawasan ini. Di kelenteng ini, aroma dupa yang khas terasa menenangkan, seakan membawa kami ke masa lalu di tengah bangunan dengan arsitektur klasiknya yang penuh warna.
Setelah selesai, kami mulai berjalan menyusuri jalanan di Kota Tua. Suasana serba vintage terpampang jelas di depan mata. Bangunan-bangunan tua dengan arsitektur kolonial Belanda menjulang di kanan-kiri jalan, memberikan nuansa nostalgia. Saya dan teman mengabadikan beberapa momen lewat foto-foto.
Rasanya setiap sudut Kota Tua seperti latar sempurna untuk foto. Mulai dari jendela kayu besar dengan desain klasik, hingga jalanan berbatu yang terkesan kuno, semuanya menghadirkan atmosfer unik.
Kami terus berjalan dan obrolan ringan pun mengalir sambil bercanda. Suasana Kota Tua yang sepi siang itu membuat kami merasa seperti pemilik satu-satunya dari ruang waktu ini.
Tak terasa waktu terus berlalu dan kami mulai merasa lapar. Di tengah perjalanan, kami melihat sebuah angkringan yang menyajikan soto, sebuah penemuan yang begitu menggugah selera! Duduk di bangku angkringan sederhana, kami memesan semangkuk soto yang langsung menghangatkan perut. Setelah puas makan, kami kembali melanjutkan perjalanan.
Tujuan berikutnya adalah kawasan Kembang Jepun yang terkenal sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi Tionghoa di masa lalu. Nama Kembang Jepun seakan menjadi pengingat akan sejarah panjang perdagangan di Surabaya.
Kami berjalan di sepanjang jalanan, diapit deretan toko-toko tua dengan papan nama yang tetap mempertahankan nuansa klasik. Tak hanya bangunan tua, kawasan ini juga dihiasi lampion-lampion merah yang bergantung di atas jalan, menciptakan suasana meriah namun klasik. Kami berfoto-foto di bawah lampion-lampion itu, rasanya seperti berada di tengah-tengah film klasik.
Sungguh, Kembang Jepun memberikan pengalaman tersendiri yang membawa kami pada jejak masa lalu. Berikutnya, kami menuju ke Jembatan Merah, salah satu landmark Surabaya yang sarat sejarah. Di sinilah dulu pertempuran besar terjadi di masa penjajahan dan kini menjadi simbol semangat juang Arek-Arek Suroboyo.
Di jembatan ini, pemandangan tak hanya mengagumkan, tetapi juga menyimpan cerita bersejarah yang menggetarkan. Jembatan merah ini adalah tempat yang cocok untuk merenungkan kembali perjuangan pahlawan-pahlawan terdahulu.
Setelah itu, kami tak ingin melewatkan kunjungan ke salah satu galeri seni yang juga terletak di kawasan ini. Namanya Gallery News Room, galeri ini menyimpan berbagai foto dokumentasi sejarah Kota Surabaya. Melihat foto-foto yang tertata rapi di dinding galeri, saya merasa semakin mengerti bagaimana kota ini berkembang dari masa ke masa.
Selain itu, galeri ini juga menyediakan spot foto instagramable yang tentunya menarik untuk dicoba. Hari semakin sore, dan kami merasa perjalanan ini masih belum selesai. Rencananya, setelah puas menikmati kawasan Kota Tua, kami akan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya di Surabaya.
Meski terasa lelah, perjalanan ini benar-benar membekas di hati. Kota Tua Surabaya menawarkan suasana berbeda dari hiruk-pikuk kota besar. Di sini waktu seakan berhenti, membiarkan setiap orang yang datang menyerap kenangan masa lalu.
Melalui kunjungan ini, saya benar-benar merekomendasikan Kota Tua Surabaya untuk siapa pun yang mencari suasana berbeda. Kawasan ini bukan hanya cocok bagi pencinta sejarah, tetapi juga bagi mereka yang ingin menikmati wisata unik dan penuh pesona.
Jika Anda berencana ke Surabaya, jangan lewatkan kesempatan berkunjung ke Kota Tua. Temukan pengalaman menyusuri lorong-lorong waktu, mengagumi bangunan tua dan mencicipi kuliner tradisionalnya yang menggugah selera.
Kota ini menyimpan sejuta cerita yang menanti untuk ditemukan dan saya pastikan Anda akan pulang dengan kenangan yang tidak terlupakan.