Ramai Kasus P Diddy, Sikap Agnez Mo Tolak Promosi di Kelab Striptis Kembali Disorot (Foto: Selebriticlub)
JAKARTA – Agnez Mo kembali viral akibat ceritanya yang menolak promosi lagu di klub striptis dikaitkan dengan kasus P Diddy. Kasus P Diddy, atau Sean John Combs sendiri merupakan kasus kejahatan seks yang kini sedang hangat diperbincangkan.
Agnez Mo mengaku bahwa sejak 2019 dirinya merasa tidak cocok dengan industri hiburan yang ia jalani. Bahkan hal tersebut ia ungkapkan jauh sebelum dirinya berduet dengan penyanyi papan atas, Chris Brown.
“Sekitar 2 tahun yang lalu, aku sempat cerita ke sahabatku, aku bilang sepertinya aku tidak cocok untuk dunia ini, dunia hiburan ini,” ujar Agnez dalam tayangan Youtube Daniel Mananta.
Agnez mengungkap bahwa perjalanan kariernya di dunia internasional tak lepas dari ‘roh jahat’ yang ingin memanipulasinya sehingga begitu banyak kebencian yang ia rasakan pada saat itu.
Roh jahat tersebut dicontohkan Agnez melalui tawaran promosi dari lagunya yang berjudul Overdose. Ia mengaku mendapat tawaran promosi di 3 strip club dengan waktu 30 menit “Waktu itu pernah ditawari label dan manajemen gw saat itu, promosi di 3 Strip Club selama 30 menit.”
“Jadi dia bilangnya walk through, DJ-nya memainkan lagumu dan memperkenalkan dirimu, bahkan tidak tampil, kamu hanya perlu ada di sana,” lanjut Agnez mengenai promosi tersebut.
Agnez juga memaparkan harga dari satu klub bisa mencapai Rp350 juta, yang mana jika ditotal ia dapat menghasilkan satu milyar dalam satu setengah jam. “Satu klub USD 25,000, Rp350 juta itu kira-kira ya, dalam satu malam, cuman 30 menit.”
Agnez menjelaskan bahwa mempromosikan lagu di dalam strip club adalah hal yang biasa bagi orang Amerika namun Agnez mencoba tidak menghakimi hal tersebut. “Aku tidak mau menghakimi orang-orang itu karena itu tanggung jawabmu sendiri kepada Tuhan, aku tidak mau menghakimi karena itu bukan posisiku”
Agnez yang menolak tawaran tersebut mengundang kebingungan bagi orang Amerika. “Lo tau gak mukanya orang-orang pas gue ngomong ‘maaf aku gak bisa melakukan itu’ mukanya mereka kayak, ‘tunggu dulu, apa?’. Karena buat mereka itu kan bagian dari pekerjaan.”
“Dunia bilang itu normal, jadi pada saat gue menolak untuk melakukan hal-hal seperti itu, gue malah yang dianggap aneh,” jelas Agnes.