Jakarta –
Direktorat Jenderal Imigrasi meluncurkan paspor baru Indonesia menjadi berwarna merah dengan desain wastra. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno optimistis paspor baru akan menguat.
Paspor baru Indonesia diluncurkan di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, bertepatan HUT Kemerdekaan RI pada Sabtu (17/8/2024). Desain baru paspor berwarna merah berlaku tahun 2025.
Menanggapi hal itu, warganet terpecah. Ada yang memuji, ada yang menilai desain lama lebih baik. Namun, mereka satu suara berharap paspor Indonesia menguat dan memudahkan perjalanan ke luar negeri.
“Pak yg dibutuhkan powernya pak.. Capek kali pak ngurus Visa mulu,” ujar warganet di Instagram Ditjen Imigrasi pada postingan terkait.
“Perkuat pasport dong, biar enak ada izin terbang, jangan sampul doang,” imbuh yang lain.
Sementara itu, Sandiaga optimistis desain baru itu akan membawa semangat baru. Ia pun juga percaya atas reputasi yang telah dibangun Indonesia di mata dunia.
“Mudah-mudahan dengan posisi Indonesia sebagai negara ekonomi nomor 16 terbesar di dunia, capaian-capaian kita yang sangat membanggakan, prestasi Indonesia yang terus meningkat, pertumbuhan dari beberapa matriks termasuk juga level tourism development index ini akan semakin memperkuat,” kata Sandiaga selepas The Weekly Press Briefing with Sandi Uno, di Gedung Kemenparekraf, Senin (19/8).
“Ini akan semakin memperkuat, sehingga paspor kita indeksnya juga bisa meningkat dan dengan warna yang baru ini ada semangat baru,” dia menambahkan.
Di samping itu, ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa aspek penilaian dunia terhadap bebas visa suatu negara. Misalnya saja stabilitas ekonomi, politik, keamanan, dan lainnya. Menurutnya, situasi beberapa variabel terkait sudah cukup bagus selepas reformasi.
“Kan biasanya masalah visa dari negara lain, terus kekuatan paspor itu diukur dari reputasi sebuah negara. Nah ini kan Indonesia reputasinya sudah dalam 20 tahun terakhir pasca reformasi kita stabilitas ekonomi, stabilitas politik, terus stabilitas keamanan dan kita juga destinasi wisata yang unggulan, ini yang memperkuat posisi Indonesia yang secara korelatif juga akan memperkuat indeks paspor kita,” kata dia.
Sementara itu, dia juga menjawab kekhawatiran terkait apakah destinasi wisata lokal akan ditinggalkan jika banyak negara memberikan bebas visa ke Indonesia. Ia justru optimistis bahwa destinasi dalam negeri semakin diminati.
“Jadi ini yang selalu menjadi perdebatan ya. Saya melihat bahwa destinasi kita ini akan semakin banyak diminati,” ujar dia.
“Jika kita terus mempromosi, berpromosi, dan menyebar informasi namun yang kita tarik ini adalah bukan banyak-banyakan kuantitas tapi semakin tinggi kualitasnya. Jadi visa ini tentunya akan menarik wisatawan,” kata dia lagi.
(wkn/fem)