Kategori: Makeup

  • Tangis Ayu Ting Ting di Pemakaman Keponakannya

    Tangis Ayu Ting Ting di Pemakaman Keponakannya




    Jakarta

    Pedangdut Ayu Ting Ting berduka. Keponakannya, Rayaz Zoltan Fachrizal meninggal dunia, Sabtu (31/8). Rayaz Zoltan Fachrizal adalah anak kedua dari Assyifa Nuraini yang tak lain adalah adik Ayu Ting Ting.

    Belum diketahui penyebab meninggalnya keponakan Ayu Ting Ting tersebut. Kini jenazah bayi yang lahir pada 7 Juli 2024 tersebut sudah dimakamkan di TPU Lemperes Sukmajaya Depok.


    Seluruh keluarga turut mengantarkan Rayaz Zoltan Fachrizal ke tempat peristirahatan terakhirnya. Ayu Ting Ting juga terlihat ada di sana.

    Ia terlihat menangis terus menerus usai jenazah keponakannya dimakamkan. Ayah Rojak juga begitu meratapi kepergian cucu keduanya ketiganya itu.

    Keluarga belum mau buka suara mengenai kabar duka ini.

    “Iya, anak kedua Syifa. Meninggal habis dzuhur tadi di rumah sakit,” ungkap salah satu warga yang ada di rumah Ayu Ting Ting di Depok, Jawa Barat, (31/8/2024).

    Sebelumnya dalam Instagram Stories miliknya, ibunda Ayu Ting Ting, Umi Kalsum bersama cucunya itu sempat memperlihatkan sedang berada di salah satu rumah sakit.

    Ia memohon doa untuk kesembuhan cucunya dalam unggahan Instagram miliknya.

    “Semoga cucu ibu cepat sembuh lagi… amin,” begitu tulis Umi Kalsum dalam Instagram miliknya.

    (fbr/wes)



    Artikel aslinya

  • Gaya Nyentrik Hotman Paris di Sidang Crazy Rich Surabaya

    Gaya Nyentrik Hotman Paris di Sidang Crazy Rich Surabaya



    Gaya Nyentrik Hotman Paris di Sidang Crazy Rich Surabaya



    Artikel aslinya

  • Keraguan Pihak Harvey Moeis pada Keterangan Saksi di Sidang Kasus Korupsi Timah

    Keraguan Pihak Harvey Moeis pada Keterangan Saksi di Sidang Kasus Korupsi Timah




    Jakarta

    Harvey Moeis menjalani sidang lanjutan atas dugaan perkara korupsi timah dengan agenda mendengarkan keterangan saksi. Salah satu yang menjadi saksi adalah Karyawan PT Timah, Ali Samsuri.

    Dalam sidang tersebut, ia memberikan kesaksian kalau Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa disebut memperkenalkan perwakilan dari PT Refined Bangka Tin (RBT) Harvey Moeis dengan PT Timah Tbk.

    Menanggapi kesaksian itu, kuasa hukum Harvey Moeis, Junaedi Saibih, meragukan apa yang disampaikan oleh saksi tersebut di hadapan majelis hakim.


    Di hadapan majelis hakim, Ali Samsuri, bersaksi ada pertemuan sambil makan bersama, dihadiri oleh pihak aparat Polda Babel, beberapa pihak swasta, serta beberapa pihak PT Timah, termasuk dirinya sebagai kepala bagian pengangkutan Belitung Timur.

    Pihak suami Sandra Dewi meragukan kesaksian Ali Samsuri karena dalam kesaksiannya, ia tak mengingat dengan jelas tentang pertemuan tersebut.

    “Saksi (Ali Samsuri) kemudian tidak dapat mengingat apa nama restoran, siapa saja yang hadir. Saksi juga tidak mengingat keterangan pihak lain selain Dirkrimsus dan Harvey Moeis. Saksi beralasan sudah lupa, namun masih ingat ada Harvey Moeis dan masih ingat apa yang dikatakan Harvey Moeis karena Harvey Moeis tampan dan muda, sedangkan yang lain sudah sepuh,” kata Junaedi Saibih di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2024).

    Imbas dari keraguan itu, Junaedi Saibih mempertanyakan keterangan yang disampaikan oleh saksi dalam sidang tersebut.

    “⁠Keraguan ini muncul karena yang bersangkutan bahkan tidak dapat mengingat nama restoran tempat bertemu, tidak bisa mengingat pihak lain yang hadir. Alasan yang bersangkutan mengingat persis perkataan Harvey Moeis adalah karena tampan dan muda, sulit untuk diterima,” tegasnya.

    Kuasa hukum Harvey Moeis meragukan kualitas saksi yang dihadirkan karena banyaknya hal yang ia lupakan mengenai pertemuan tersebut.

    “Dalam hal aparat yang disebut adalah level direktur, biasanya komunikasi itu dilakukan dengan personel yang memiliki kapasitas setara dan dalam hal ini tentu harus personel pengambil keputusan, misalnya direktur juga. Berdasarkan fakta persidangan tersebut maka seharusnya kualitas saksi ini diragukan,” tegas dia lagi.

    Dalam dakwaan yang ditujukan pada Harvey Moeis itu disebut bersama dengan sejumlah terdakwa lain, diantaranya seperti crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim, Direktur Utama PT Refined Bangka Tin sejak tahun 2018, Suparta, hingga Direktur Pengembangan Usaha PT Refined Bangka Tin sejak tahun 2017, Reza Andriansyah.

    Harvey Moeis dan Helena Lim disebut-sebut menerima Rp 420 miliar. Suami Sandra Dewi itu didakwa melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

    Selain itu, Harvey Moeis juga didakwa melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 atau 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    (ahs/pus)



    Artikel aslinya

  • Anggota Pasukin Ngereog Semuanya di Kantor Lapor Pak!

    Anggota Pasukin Ngereog Semuanya di Kantor Lapor Pak!




    Jakarta

    Hadir lagi dengan tayangan komedi spesial detikers, Lapor Pak!. Tayang setiap pukul 21.30 WIB, bakal ada keseruan apa ya di kantor Lapor Pak! malam ini?

    Dalam bocoran tayangan Lapor Pak! malam ini, anggota Pasukin tampak mengenakan earphone di telinganya. Dimulai dengan anggota Pasukin, Wendi Cagur.

    “Butuh liburan, butuh istirahat. Kenapa sih Komandan nyuruh kerjaan terus, kenapa sih Komandan bikin stres terus,” teriak Wendi.


    “Gara-gara dia masa aku nggak bisa pulang. Yang bener aja, masa gara-gara dia aku nggak bisa pulang,” timpal Hesti Purwadinata.

    “Ba*****n, sakit jiwa. Aaargggh, Komandan nggak becus. Nggak usah jadi Komandan Kepolisian, jadi Komandan Upacara aja lu,” teriak Kiky Saputri.

    “Seneng banget sih kasih masalah ke anak buah. Dia yang punya masalah di luar, seneng banget kasih tekanan ke anak buah,” giliran Andhika yang teriak di bilik curhat tersebut.

    “Alah, pemimpin apa. Ngomong sembarangan minta dinetralin, ngomong sembarangan minta dibela. Apa pembela, emang gue jaksa penuntut umum buat bela-belain elu?” teriak Surya.

    Ada apa dengan semua anggota Pasukin di tayangan malam ini? Lapor Pak! bisa disaksikan di Trans 7. Bisa juga lewat streaming artikel ini ya.

    Tayangan komedi Lapor Pak! diisi oleh Andre Taulany, Surya Insomnia, Andhika Pratama, Wendi Cagur, Kiky Saputri, Ayu Ting Ting, dan Hesti Purwadinata.

    (tia/wes)



    Artikel aslinya

  • Punya Bukti, Penggemar BTOB Akan Bawa Polemik Refund Tiket ke Jalur Hukum

    Punya Bukti, Penggemar BTOB Akan Bawa Polemik Refund Tiket ke Jalur Hukum



    Punya Bukti, Penggemar BTOB Akan Bawa Polemik Refund Tiket ke Jalur Hukum



    Artikel aslinya

  • Pihak Sarwendah Bantah Orang Ketiga Jadi Penyebab Cerai dengan Ruben Onsu

    Pihak Sarwendah Bantah Orang Ketiga Jadi Penyebab Cerai dengan Ruben Onsu




    Jakarta

    Penyebab perceraian antara Ruben Onsu dan Sarwendah masih menjadi teka-teki. Hal ini membuat banyaknya asumsi mengenai penyebab retaknya rumah tangga mereka.

    Salah satunya adalah adanya isu orang ketiga di antara pasangan suami-istri yang menikah pada tahun 2013 ini.

    Terkait rumor adanya isu perselingkuhan, Chris Sam Siwu selaku kuasa hukum Sarwendah menegaskan hal tersebut bukan menjadi penyebab perceraian.


    “Yang pasti kami sampaikan bahwa terkait orang ketiga juga tidak ada, kami bantah 100 persen tidak ada orang ketiga yang menyebabkan perceraian,” tegas Chris Sam Siwu saat ditemui di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2024).

    Menyoal isu Sarwendah yang sudah memiliki kekasih baru, Chris Sam Siwu juga membantah hal tersebut.

    “Lalu terkait pertanyaan juga apakah klien kami sudah dekat dengan laki-laki lain itu tidak ada,” tegas Chris Sam Siwu lagi.

    Chris Sam Siwu mengatakan mantan personel girlband Cherrybelle itu tetap fokus mengurus anak-anaknya, meskipun dalam proses sidang cerai.

    “Karena klien kami saat ini fokus pada anaknya untuk mengurus anak, dan ya nggak mungkin juga bisa secepat itu bisa dekat dengan orang lain,” ujar Chris Sam Siwu.

    Menyoal hak asuh anak, Chris Sam Siwu menyebut pengasuhan anak-anak dilakukan secara bersama-sama.

    “Hak asuh anak ini kita umpamakan bahwa mereka sudah sepakat akan mengurus secara bersama. Hanya memang menurut UU Perlindungan Anak, anak berusia di bawah 12 tahun itu masih posisinya ada di ibu. Tapi hak asuh ini dilakukan secara bersama,” pungkasnya.

    (ahs/mau)



    Artikel aslinya

  • Kerugian yang Dialami Penggemar Imbas Fancon BTOB Batal

    Kerugian yang Dialami Penggemar Imbas Fancon BTOB Batal



    Kerugian yang Dialami Penggemar Imbas Fancon BTOB Batal



    Artikel aslinya

  • Raffi Ahmad soal Isu Diboikot: Badai Pasti Berlalu

    Raffi Ahmad soal Isu Diboikot: Badai Pasti Berlalu




    Jakarta

    Raffi Ahmad terus menjadi perbincangan lantaran ketidakhadirannya saat demo di depan Gedung DPR RI beberapa waktu lalu. Netizen terus mengaitkan dirinya dengan influencer pemerintah.

    Lantaran hal tersebut, suami Nagita Slavina itu mendapatkan isu bakal diboikot. Saat ditanya mengenai tanggapannya, Raffi Ahmad dengan santai menjawabnya.

    “Badai pasti berlalu,” jawab Raffi Ahmad seraya berjalan cepat saat ditemui di kawasan PIK, Jakarta Utara, Senin (26/8/20224).


    Sebelumnya bapak dua anak itu juga menegaskan sudah memberikan keterangan mengenai semua yang diarahkan kepadanya. Ia menyebut sebagai Warga Negara Indonesia terus mengawal putusan MK.

    “Aku juga sebagai rakyat Indonesia tetap pengin yang terbaik bagi Indonesia,” terangnya lagi.

    Lantas apakah isu ini akan mengganggu bisnis yang selama ini sudah dibangunnya dengan susah payah? Raffi Ahmad mengaku sudah biasa dengan banyaknya isu miring tentangnya.

    “Aku sudah biasa dibilang pencucian uang, nanti badai pasti berlalu. Yang pasti aku akan lakukan yang terbaik bagi Indonesia,” lanjutnya lagi.

    Sebelumnya mengenai alasan tidak ikut demo saat menolak Revisi UU Pilkada, Raffi Ahmad menjelaskan sedang berada di Bandung kala itu.

    “Aku bukan nggak ikut demo, aku lagi ada di Bandung untuk urusan adik aku, adik aku juga lagi mau nyalon. Di sana lagi ada Mas Gibran, Pak Zulkifli Hasan, kebetulan jadwalnya sama, tapi orang-orang mikir aneh-aneh,” tutur Raffi Ahmad dalam tayangan FYP, Trans7, Senin (26/8).

    “Setiap weekend kan aku lagi di Bandung Barat. Sekalian pulang kampung, aku juga lagi bantuin adik aku. Setiap weekend, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu. Kenapa raffi Ahmad nggak ikut demo? Kebetulan aku lagi di Bandung,” sambung Raffi Ahmad.

    Raffi Ahmad kembali menegaskan setiap orang punya cara berjuangnya sendiri dan beda-beda. Berdiri untuk rakyat dan negara, menurutnya sudah bukan lagi soal siap mendukung siapa.

    “Kita di sini untuk NKRI. Bukan berarti kita nggak ikut demo nggak menyuarakan rakyat, nggak posting nggak ikut menyuarakan rakyat. Setiap orang punya cara masing-masing,” ungkapnya.

    (wes/pus)



    Artikel aslinya

  • Indahkus Kenang Alami Bullying Saat Jadi Koas, Diminta Beli Speaker Rp 11 Juta

    Indahkus Kenang Alami Bullying Saat Jadi Koas, Diminta Beli Speaker Rp 11 Juta




    Jakarta

    Penyanyi Indahkus menceritakan pengalamannya mengalami bullying saat menjadi koas. Bullying yang pernah dialami Indahkus macam-macam.

    Perempuan yang menarik perhatian karena bergabung dalam acara survival show China bertajuk E-Pop Unity itu memberikan penekanan soal bullying yang sebenarnya bisa terjadi dalam pekerjaan apa pun.

    “Aku kalau ngomong selalu aku garis bawahi kayak proses perundungan itu terjadi di banyak kerjaan, banyak tempat. Nggak selalu, melulu misalkan, ‘Oh seluruh Indonesia nih dokternya di-bully’. Nggak! Jadi balik lagi, ini cuma oknum ya guys,” kata Indahkus saat menjadi bintang tamu Rumpi: No Secret di studio Trans TV, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Senin (26/8/2024).


    Indahkus menceritakan pada masa itu bukan tipe yang hanya diam saat alami perundungan. Indah meraih gelar dokter di salah satu universitas swasta di Cimahi, Jawa Barat dan menjadi dokter umum.

    “Aku juga anaknya ngelawan sih. Kalau misalkan aku merasa, oh ini sudah masuk ke kesempatan perundungan, ya aku balas. Balasnya dengan cara aku sendiri,” tuturnya.

    “Aku pernah dirundung di medsos sama senior-seniorku, terus jadinya fitnah segala macam. Aku datangin senior aku, aku tanya, ‘Kenapa?’ aku baik-baik gitu. ‘Aku nggak suka kayak gini, karena jadi fitnah ini nggak benar. Ini informasinya dari mana?’ dan segala macamnya. Aku klarifikasi,” tuturnya.

    Pemilik nama lengkap Indah Kusumaningrum itu mengatakan satu per satu masalahnya selesai. Namun, tetap saja ada momen perundungan yang akhirnya tidak bisa membuatnya melakukan apa-apa.

    “Disenggol doang mah… sudahlah ya. Di-bully, dikirim hoaks pernah, kayak di-chat, ‘Iya Indah artis ya sekarang’, chat banyak banget. Sampai orang-orang tahunya aku… iya kak gitu (artis sombong),” bebernya.

    “(Dimintain uang) sudah pasti. Dulu aku ingat… itu waktu koas, kalau sarjana sih nggak. Speaker dulu Rp 11 juta, sama ada ya ngurusin acara. Beliau (onum perundung) minta dibikinin acara dari kita-kita juga. Kurang lebih puluhan (juta) keluar. Aku sudah lama banget juga. Setelah itu, kloter-kloter berikutnya sempat ketahuan sama rumah sakit atau kampus gitu. Habis itu sudah nggak ada,” cerita Indahkus.

    Bintang serial Cerita Dokter Cinta dan Patriot Taruna: Virgo and The Sparklings itu menegaskan tidak semua dokter mengalami tersebut. Akan tetapi, tindak bullying dimanapun harus disetop.

    Perundungan di kalangan dokter jadi sorotan ketika dr ARL, residen PPDS anestasi FK Undip ditemukan tewas di kosannya, kawasan Lempongsari, Semarang, Senin (12/8) malam. Saat itu ditemukan juga buku harian di kamar korban yang sembilan halamannya berisi keluhan kepada Tuhan maupun orang tersayang.

    Dilansir dari detikJateng, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar pada Jumat (16/8) menerangkan berdasarkan visum luar, terdapat tiga bekas suntikan di punggung lengan kiri korban. Obat diduga disuntikkan di sana karena polisi menemukan sisa obat di kamar kos korban daerah Lempongsari.

    Korban juga sempat cerita ke ibunda mau berhenti kuliah karena adanya bullying. Kasus ini menjadi atensi Kementerian Kesehatan. Pihak Kemenkes sudah mengirimkan surat tentang pemberhentian Prodi Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang di RSUP Dr Kariadi.

    Selain itu, pihak kampus membantah adanya perundungan terhadap mahasiswi PPDS Prodi Anestesi FK Undip. Undip mengaku sudah melakukan penyelidikan internal.

    “Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar,” kata Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip, Utami Setyowati di kantornya, Semarang, Kamis (15/8).

    Simak juga Video ‘Buka-bukaan Kemenkes RI soal Data Kasus Bullying Dokter’:

    [Gambas:Video 20detik]

    (pus/wes)



    Artikel aslinya