Penulis: admin

Libur Natal dan Tahun Baru di kota Pahlawan, saatnya menjelajahi wisata malam yang ada di sana. Ada apa saja ya? Simak kisah berikut:

Surabaya adalah kota Pahlawan dan tidak hanya menyimpan cerita perjuangan, tetapi juga menawarkan pesona malam yang tak kalah memikat.

Lampu-lampu kota yang berkilauan, suasana yang hangat dan berbagai destinasi menarik membuat Surabaya menjadi tujuan sempurna untuk eksplorasi malam.

Kali ini, saya menikmati keindahan malam Surabaya dengan mengunjungi beberapa lokasi, mulai dari Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono, Danau Unesa Lidah Wetan, Jalan Tunjungan, hingga Rawon Kalkulator.

Malam Berkesan di Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono

Perjalanan saya dimulai di Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono. Meski terkesan serius karena tempat ini merupakan situs sejarah, malam hari menghadirkan suasana yang berbeda.

Dikelilingi lampu-lampu temaram, area ini berubah menjadi destinasi yang menenangkan sekaligus menggugah rasa patriotisme.

Selain mengagumi suasana sakral makam pahlawan, saya juga mencoba kuliner yang berjejer di sekitar taman. Banyak pedagang makanan kaki lima yang menawarkan menu khas seperti nasi goreng, sate, hingga minuman hangat seperti wedang jahe.

Duduk di bawah pohon-pohon rindang sambil menikmati makanan, saya merasakan perpaduan unik antara rasa hormat terhadap sejarah dan kenikmatan kuliner malam Surabaya.

Suasana Romantis di Danau Unesa Lidah Wetan

Destinasi berikutnya membawa saya ke Danau Unesa Lidah Wetan. Berbeda dari hiruk-pikuk kota, danau ini menghadirkan suasana malam yang tenang dan romantis. Pantulan cahaya lampu di permukaan air menciptakan pemandangan yang menakjubkan.

Di sini, banyak pasangan muda yang menikmati suasana malam sambil duduk di tepi danau. Ada juga penjaja makanan ringan seperti jagung bakar, pisang keju, dan minuman hangat.

Saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati jagung bakar sambil duduk santai, membiarkan angin malam menghilangkan penat setelah aktivitas seharian.

Jalan Tunjungan, Salah Satu Ikon Malam Surabaya

Setelah menikmati ketenangan Danau Unesa, saya melanjutkan perjalanan ke Jalan Tunjungan. Jalan ini adalah salah satu ikon Surabaya yang menjadi pusat keramaian pada malam hari.

Dihiasi lampu-lampu jalan yang memancarkan suasana klasik, Jalan Tunjungan selalu ramai oleh pengunjung yang ingin merasakan nostalgia Surabaya tempo dulu.

Di sepanjang jalan, terdapat banyak bangunan bergaya kolonial yang memberikan kesan vintage. Beberapa spot di Jalan Tunjungan juga menjadi favorit untuk berfoto, terutama di depan tulisan “Tunjungan” yang menjadi landmark ikonik.

Tak lupa, saya mencicipi jajanan kaki lima khas Surabaya, seperti tahu tek dan rujak cingur. Suasana yang hidup, ditambah alunan musik dari pengamen jalanan, membuat malam di Jalan Tunjungan terasa semakin istimewa.

Rawon Kalkulator, Kuliner Legendaris dengan Sentuhan Unik

Menjelang larut malam, saya menutup perjalanan dengan mencicipi kuliner khas Surabaya yang legendaris: Rawon Kalkulator.

Berlokasi di kawasan Taman Bungkul, warung rawon ini terkenal dengan rasa autentik dan pelayanannya yang unik. Nama “kalkulator” berasal dari cara para pelayan menghitung total pesanan pelanggan dengan sangat cepat, seperti kalkulator berjalan!

Saya memesan seporsi rawon lengkap dengan nasi putih, telur asin, dan empal goreng. Kuah rawon yang pekat dengan rasa rempah yang kuat benar-benar memanjakan lidah.

Makan di Rawon Kalkulator bukan hanya soal mencicipi makanan, tetapi juga menikmati suasana malam Surabaya yang penuh kehangatan.

Pesona Malam Surabaya yang Tak Terlupakan

Malam di Surabaya memberikan pengalaman yang beragam, mulai dari nuansa sakral di Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono, suasana romantis di Danau Unesa Lidah Wetan, nostalgia di Jalan Tunjungan, hingga kelezatan kuliner di Rawon Kalkulator.

Setiap tempat menawarkan daya tariknya sendiri, menjadikan Surabaya kota yang selalu menyisakan cerita untuk dikenang. Jika Anda berkunjung ke Surabaya, jangan ragu untuk mengeksplorasi keindahan malamnya.

Dengan berbagai destinasi menarik dan kuliner menggugah selera, Surabaya menjanjikan pengalaman wisata yang tak akan Anda lupakan. Jadi, siapkan waktu Anda dan nikmati malam yang penuh kenangan di Kota Pahlawan.

Tikus tanah emas De Winton yang langka akhirnya ditemukan kembali di Afrika Selatan, tepatnya di bukit pasir barat laut negara tersebut.

Spesies ini belum pernah terlihat lagi secara resmi sejak tahun 1936. Para ahli satwa liar tadinya mengkhawatirkan hewan itu telah punah.

Seekor tikus emas De Winton ditemukan kembali di bukit pasir di barat laut, Afrika Selatan. Foto: JP Le Roux via CNN

Namun, berkat upaya pencarian selama 2 tahun dengan mengandalkan sampel DNA dan anjing pelacak, tim konservasionis dan genetika dari Endangered Wildlife Trust (EWT) dan Universitas Pretoria berhasil menemukannya.

Sebelumnya, ia hanya pernah ditemukan di wilayah kecil Port Nolloth di Cape utara.

Tikus tanah emas buta ini dikenal juga sebagai mole. Ukuran sebesar hamster dan bulu berkilau yang menyerupai pasir. Mereka tinggal di liang yang sebagian besar tidak bisa diakses, dan jarang meninggalkan tempat tinggalnya.

Pantai di barat laut Afrika Selatan tempat tinggal De Winton’s golden mole. Foto: JP Le Roux via CNN

Untuk mengidentifikasi spesies ini, para ilmuwan menggunakan sampel DNA lingkungan (eDNA), yaitu DNA yang ditinggalkan oleh hewan ketika bergerak di lingkungan mereka, seperti sel kulit, rambut, atau kotoran.

Pada ekspedisi di bulan Juni 2021, tim peneliti telah menjelajahi habitat bukit pasir hingga sejauh 18 kilometer setiap harinya. Dengan bantuan anjing pelacak terlatih bernama Jessie, mereka mengumpulkan lebih dari 100 sampel tanah dari lokasi sepanjang pantai barat laut yang diduga jadi area aktivitas tikus mol emas.

Dari hasil tersebut, peneliti dapat mengidentifikasi bahwa beberapa spesies tikus mol emas berada di area tersebut.

“Meskipun banyak orang meragukan bahwa tikus emas De Winton masih ada di sana, saya yakin bahwa spesies tersebut belum punah,” ujar Cobus Theron, manajer konservasi senior untuk EWT dan anggota tim pencarian, dalam siaran pers dikutip detikcom dari situs CNN Internasional.

Penemuan ini memberikan harapan bagi upaya konservasi. Meskipun, habitat alami tikus ini terancam oleh penambangan berlian.

Selain itu, keberhasilan penemuan ini juga menegaskan pentingnya penggunaan eDNA dalam konservasi spesies yang langka ataupun terancam punah.

(khq/fds)

Seorang penumpang pesawat ditangkap setelah membuat ulah di dalam penerbangan. Dia diduga berusaha membuka pintu darurat.

Peristiwa mengerikan itu terjadi dalam penerbangan Thai Airways dari Taiwan ke Bangkok, Thailand pada 19 Desember 2024. Pesawat Airbus 320 mencapai ketinggian jelajah saat seorang pria, yang diyakini sebagai warga negara Thailand, berlari sambil berteriak-teriak di lorong.

Ulahnya sampai membuat penumpang lain ketakutan. Apalagi, setelah pria itu menunjukkan gelagat mencoba membuka pintu dan memukul awak pesawat yang berusaha menahannya.

“Saya sudah terbang selama 10 tahun dan ini pertama kalinya saya menjumpai sesuatu seperti ini,” kata saksi mata penerbangan Yaowarat Pradungchat seperti dikutip New York Post, Rabu (24/12/2024).

“Itu benar-benar menakutkan,” kata Pradungchat.

Dalam prosesnya, pria itu berhasil ditaklukkan dan diikat ke kursinya selama sisa penerbangan empat jam.

Setelah tiba di Bangkok, pihak berwenang yang sudah menunggu di bandara menaiki pesawat dan menangkap orang tersebut.

Tersangka kemudian dibawa keluar pesawat.

Kolonel Polisi Chakpong Nuchpadung, pengawas Kantor Polisi Bandara Suvarnabhumi di Bangkok, tempat pesawat itu mendarat, mengatakan bahwa tersangka diturunkan dari pesawat dan ditahan.

Petugas mengatakan bahwa penumpang itu kemudian dibebaskan atas alasan kemanusiaan setelah pihak berwenang mengetahui bahwa ia menderita masalah kesehatan mental.

“Keluarga pria itu mengonfirmasi bahwa ia memiliki riwayat penyakit mental dan sebelumnya telah menerima perawatan, meskipun mereka tidak yakin apakah ia lupa minum obatnya,” kata Nuchpadung.

Dia mengatakan bahwa perusahaan pria itu, yang berkantor pusat di Taiwan, telah mengirimnya kembali ke Thailand karena kondisi kesehatan mentalnya dan ketidakmampuannya untuk menjalankan tugasnya. Tes narkoba tidak menemukan zat apa pun dalam tubuh pelancong.

Petugas tersebut mengatakan bahwa tidak ada tuntutan yang diajukan oleh Bandara Internasional Suvarnabhumi, yang memilih untuk tidak melakukan tindakan hukum, karena tidak ada kerugian yang terjadi. Petugas juga bersimpati terhadap kondisi kesehatan mental pria tersebut.

Jika penumpang itu didakwa, ia bisa menghadapi hukuman tujuh tahun penjara dan denda besar karena membahayakan penumpang dan pesawat, sesuai undang-undang setempat.

(fem/fem)