Jakarta, Insertlive –
Kasus kematian dokter koas Aulia Aulia Risma Lestari yang diduga bunuh diri di kamar kosnya menjadi sorotan. Gadis yang tengah mengikuti pelatihan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) disebutkan meninggal dunia setelah menyuntikkan sendiri obat pelemas otot.
Dugaan bunuh diri yang dilakukan calon dokter spesialis semakin diperkuat dengan catatan buku harian (diary) milik Aulia.
Dia menuliskan keluh kesah terhadap seniornya dan sudah tak sanggup lagi menjalani hari-harinya. Aulia mengakui adanya beban fisik yang begitu besar. Ia berkali-kali menuliskan kata ‘sakit’ pada buku diary tersebut. Kasus tersebut menuai sorotan publik hingga setelah beberapa bulan kasus berjalan, polisi baru menetapkan tiga tersangka dalam kematian dokter Aulia tersebut.
Ketiga tersangka adalah dokter senior Aulia berinisial ZYA, staf keuangan Undip berinisial SM serta Taufik Eko selaku Kaprodi Anestesi FK Undip. Ketiga tersangka, menurut polisi, melakukan pemerasan pada dokter Aulia sehingga para pelaku dijerat pasal berlapis.
Pasal berlapis tersebut yakni pasal 368 ayat 1 KUHP tentang pemerasan dan kedua tindak pidana penipuan sebagaimana dimaksud Pasal 378 KUHP. Selain itu, ketiganya juga dijerat pasal 335 ayat 1 butir 1 KUHP yang telah diubah putusan MK 2013 terkait memaksa orang lain melakukan sesuatu.
Ketiga tersangka pun terancam hukum maksimal 9 tahun penjara. Di antara ketiga tersangka, sosok Taufik Eko sebagai Kaprodi Anestesi Undip menjadi sorotan. Dikutip dari data di situs dikti, Taufik Eko diketahui menyelesaikan sarjana kedokteran Undip tahun 2005 dan melanjutkan gelar dokter di kampus tersebut pada 2007.
Ia lantas menempuh pendidikan Magister Sains Undip dan selesai tahun 2021. Taufik Eko yang bekerja sebagai dosen tetap di Undip itu memiliki tiga gelar akademis sekaligus yakni dokter (dr); dokter spesialis anestesiologi (Sp.An); dan Magister Sains (M.Si).
Selain sebagai Kaprodi Anestesi, Taufik Eko juga menjabat sebagai Kaprodi di bidang Terapi Intensif FK Undip. Memiliki jabatan yang mentereng, data harta kekayaan Taufik Eko capai Rp9,7 miliar dengan rincian sebagai berikut:
A. Tanah dan Bangunan: Rp5.325.000.000
1. Tanah dan Bangunan Seluas 140 M2/70 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp500.000.000
2. Tanah Seluas 485 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp250.000.000
3. Tanah dan Bangunan Seluas 143 M2/56 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp600.000.000
4. Tanah dan Bangunan Seluas 142 M2/60 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp1.000.000.000
5. Tanah dan Bangunan Seluas 60 M2/100 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp450.000.000
6. Tanah Seluas 163 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp260.000.000
7. Tanah dan Bangunan Seluas 180 M2/100 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp1.500.000.000
8. Tanah dan Bangunan Seluas 78 M2/60 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp165.000.000
9. Tanah Seluas 200 M2 di Kab/Kota Semarang, Hasil Sendiri Rp600.000.000
B. Alat Transportasi dan Mesin: Rp100.000.000
1. Mobil, Suzuki Ertiga Mpv Tahun 2013, Hasil Sendiri Rp100.000.000
C. Harta Bergerak Lainnya: Rp433.700.000
D. Surat Berharga: Rp1.350.000.000
E. Kas dan Setara Kas: Rp1.995.200.000
F. Harta Lainnya: Rp520.000.000
G. Total Harta Kekayaan: Rp9.723.900.000
(dis/dis)
Tonton juga video berikut:
