Penulis: admin

  • Yudha Arfandi Dituntut Hukuman Mati, Ayah Emosional

    Yudha Arfandi Dituntut Hukuman Mati, Ayah Emosional




    Jakarta

    Yudha Arfandi, terdakwa kasus pembunuhan anak Tamara Tyasmara dan Angger Dimas, Dante, dituntut hukuman mati. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum ini menuai reaksi keras dari keluarga Yudha Arfandi.

    Tuntutan ini dibacakan pada sidang yang berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (23/9/2024). Ayah Yudha Arfandi, Budi Ahmad, terlihat emosional ketika menanggapi tuntutan JPU.

    “Lebay jaksanya! Itu doang,” tegas Budi Ahmad ditemui usai sidang Yudha Arfandi.


    Budi Ahmad kemudian memilih untuk tak menjawab pertanyaan wartawan. Ia pergi meninggalkan area Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan wajah yang sangat kesal.

    “Biarin aja, terserah Jaksa. Nggak ada harapan,” jawab ketus Budi Ahmad sambil berjalan.


    Adapun tuntutan yang dibacakan JPU untuk Yudha Arfandi, yakni:

    Keadaan yang memberatkan perbuatan terdakwa telah mengakibatkan matinya anak korban Raden Andante. Perbuatan terdakwa dilakukan secara sadis dan tidak manusiawi, terdakwa tidak mengakui dan menyesali perbuatannya yang dilakukan, terdakwa berbelit dalam memberikan keterangan di persidangan, perbuatan terdakwa telah menimbulkan penderitaan yang mendalam dan berkepanjangan bagi keluarga korban.

    Keadaan yang meringankan, tidak ada yang meringankan.

    Kami menuntut, menyatakan terdakwa Yudha Arfandi secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja merampas nyawa orang lain sebagaimana dalam dakwaan pertama primer Pasal 340 KUHP. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Yudha Arfandi dengan pidana mati dan menyatakan agar terdakwa tetap ditahan.

    (pus/nu2)



    Artikel aslinya

  • Yudha Arfandi Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Kematian Dante

    Yudha Arfandi Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Kematian Dante



    Yudha Arfandi Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Kematian Dante



    Artikel aslinya

  • Nikita Mirzani Tunggu Kondisi Mental Anak Stabil Sebelum Bicara Mendalam

    Nikita Mirzani Tunggu Kondisi Mental Anak Stabil Sebelum Bicara Mendalam




    Jakarta

    Setelah menjemput anaknya dari apartemen, bagaimana komunikasi Nikita Mirzani dengan putrinya? Sebelumnya Humas Polres Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi sempat mengatakan Nikita Mirzani sudah berkomunikasi dengan putrinya itu.

    Tapi untuk bicara dari hati ke hati, bintang film Comic 8 itu menunggu kondisi mental putrinya stabil terlebih dulu sebelum memulai komunikasi.


    “Kalau dari hati ke hati, tentu belum. Karena kan, kemarin emosinya masih belum bisa terkontrol,” kata Nikita Mirzani saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (23/9/2024).

    Untuk menstabilkan kondisi mentalnya, anak Nikita Mirzani masih didampingi oleh psikolog.


    “Emosinya belum stabil, masih butuh ditenangkan lagi. Makanya psikolog dan semuanya dari PPPA dan Komnas Anak datang buat cek keadaannya hari ini, apakah mau makan atau bagaimana,” tutur Nikita Mirzani.

    Aktris yang akrab disapa Nyai itu terus berkomunikasi dengan psikologi yang mendampinginya putri sulungnya.

    “Pokoknya saya komunikasi baik dengan orang yang jagain di sana, sekarang juga kan dia nggak bisa lihat TV, handphone dan nggak bisa ngapa-ngapain,” ujar Nikita Mirzani.

    Setelah kondisi mental anaknya stabil, barulah Nikita Mirzani akan membuka obrolan.

    “Dia tuh harus tenang, harus mengendalikan emosi dulu, kalau dari orang Rumah Aman sudah oke baru diadakan pertemuan,” pungkasnya.

    (ahs/wes)



    Artikel aslinya

  • Tak Ada Hal Meringankan dalam Tuntutan Mati Yudha Arfandi

    Tak Ada Hal Meringankan dalam Tuntutan Mati Yudha Arfandi



    Tak Ada Hal Meringankan dalam Tuntutan Mati Yudha Arfandi



    Artikel aslinya

  • Nikita Mirzani Ungkap Kondisi LM: Makin Baik, Sudah Tak di Lingkungan Setan

    Nikita Mirzani Ungkap Kondisi LM: Makin Baik, Sudah Tak di Lingkungan Setan



    Nikita Mirzani Ungkap Kondisi LM: Makin Baik, Sudah Tak di Lingkungan Setan



    Artikel aslinya

  • Gratis, Taman Pejatian di Jaksel Jadi Tempat Santai hingga Ruang Serbaguna

    Gratis, Taman Pejatian di Jaksel Jadi Tempat Santai hingga Ruang Serbaguna




    Jakarta

    Buat yang senang berburu taman di area Jakarta bisa coba datang ke taman yang berada di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Taman Pejatian memiliki beragam fasilitas yang bisa digunakan.

    Taman yang berada di pinggir Jalan Pasar Minggu itu selain bisa dinikmati oleh anak-anak karena terdapat wahana bermain, bisa juga bisa dinikmati muda-mudi untuk sejenak menikmati hari.

    Saat detikTravel berkunjung ke Taman Pejatian, Rabu (18/9/2024) taman tersebut memiliki dua bagian. Satu sisi terdapat area bermain anak dan fasilitas kebugaran, untuk sisi lainnya terdapat lapangan juga area bersantai.


    Taman Pejatian menjadi spot favorit warga sekitar untuk mengajak anak-anak mereka bermain, tentunya akses yang mudah dan tanpa dipungut biaya apapun. Tersedia wahana permainan anak seperti perosotan hingga wall climbing mini.

    Taman Pejatian, Pasar Minggu, JakselTaman Pejatian, Pasar Minggu, Jaksel (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

    Di taman ini juga terdapat ruang serba guna yang dapat digunakan oleh masyarakat. Jika ingin menggunakan ruangan itu masyarakat tinggal bersurat kepada petugas di sana.

    “Itu aula, biasanya ibu-ibu sekitar sini nih mau ada arisan datanglah ke sini minta izin,” ujar petugas keamanan, Medi kepada detikTravel.

    Penggunaan bangunan tersebut cukup bersurat dari RT dan RW setempat jika ingin menggunakan area tersebut. Dengan catatan kurang dari 30 orang, jika penggunaan lebih dari itu Medi mengatakan untuk bersurat terlebih dahulu ke Dinas Pertamanan DKI Jakarta.

    “Kalau masih di bawah 30 (orang) izin aja ke kita (petugas), tapi dengan catatan bawa surat dari RT-RW (misalnya daerah) sini. Tapi kalau di atas 30 bisa berizin dulu ke kantor,” kata dia.

    Tak ada batasan jam jika ingin menggunakan area tersebut asalkan tak ada yang akan menggunakannya lagi. Kemudian, spot lain yang bisa muda-mudi nikmati di sini adalah area rumput hijau dengan deretan bangku-bangku yang cocok buat bersantai.

    Taman Pejatian, Pasar Minggu, JakselTaman Pejatian, Pasar Minggu, Jaksel (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

    Shalfa dan beberapa temannya menjadikan taman ini untuk bersantai selepas pulang sekolah. Ia dan teman-temannya itu menghabiskan waktu di sini untuk sejenak beristirahat.

    “Ini baru pulang sekolah, (ke sini) karena tempatnya adem luas juga terus enak buat nyantai anginnya juga banyak,” ujarnya yang tengah duduk.

    Pagi dan sore hari adalah waktu yang cocok untuk berada di Taman Pejatian, karena matahari yang tidak terlalu terik. Untuk masyarakat yang ingin berolahraga pun Taman Pejatian juga punya fasilitasnya, terdapat jogging track yang bisa dijajal dan juga beberapa alat kebugaran lainnya.

    Terdapat juga lapangan multifungsi, bagi masyarakat yang berkunjung bisa mencoba semua fasilitas tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Taman Pejatian buka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.

    (fem/fem)



    Artikel aslinya

  • Luapan Emosi Ayah Yudha Arfandi Setelah Anaknya Dituntut Hukuman Mati

    Luapan Emosi Ayah Yudha Arfandi Setelah Anaknya Dituntut Hukuman Mati



    Luapan Emosi Ayah Yudha Arfandi Setelah Anaknya Dituntut Hukuman Mati



    Artikel aslinya

  • Raissa Ramadhani Kenang Tantangan Awal Berkarier di Musik: Butuh Fight Besar

    Raissa Ramadhani Kenang Tantangan Awal Berkarier di Musik: Butuh Fight Besar


    Di sisi lain, Raissa bersyukur memiliki tim yang solid, yang selalu mendukung setiap karyanya. Saat ini, Raissa terus berusaha memberikan karya terbaik bagi para pendengar.

    “Untungnya aku punya tim yang baik baik banget, tetap jadi diri sendiri, nggak usah mikirin mau kasih apa. Tapi maksimalkan apa yang ada di diri kamu, itu yang kamu kasih,” ungkapnya.

     

     



    Artikel Asli

  • Teman Dekat Anak Jadi Saksi Kunci Nikita Mirzani atas Laporan Kepada Vadel

    Teman Dekat Anak Jadi Saksi Kunci Nikita Mirzani atas Laporan Kepada Vadel




    Jakarta

    Aktris Nikita Mirzani datang ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk menjalani pemeriksaan tambahan terkait laporannya terhadap Vadel Badjideh.

    Selain itu, Nikita Mirzani juga membawa saksi-saksi kunci untuk diperiksa yang mengetahui betul kejadian yang dialami anaknya, LM. Namun, Identitas saksi-saksi tersebut dirahasiakan.

    “Hari ini ada saksi luar biasa sekali yang di luar perkiraan saya dia mau, dan dia yang banyak tahu bukan berkomunikasi via HP atau WhatsApp. Dia bersama sama dengan Lolly,” kata kuasa hukum Nikita Mirzani, Fahmi Bachmid, saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (23/9/2024).


    Bintang film Comic 8 itu tak mengenal saksi-saksi kunci tersebut. Namun, ia memastikan kalau saksi-saksi tersebut adalah teman anaknya.


    “Nggak ada yang gua kenal, mereka temannya Laura,” ujar Nikita Mirzani.

    Para saksi kunci memberikan keterangan berbeda-beda. Namun, semua kesaksian tersebut bisa dirangkai menjadi satu kronologi utuh terkait apa yang sebenarnya terjadi pada anak Nikita Mirzani.

    “Jadi ada beberapa kejadian dengan saksi sendiri sendiri ada kejadian bulan April, ada kejadian bulan Mei dan Juni, itu saksi bercerita sendiri sendiri. Ada satu saksi yang bercerita bulan April, ada yang bercerita bulan Juni. Semua cerita bersinkron,” terang Fahmi Bachmid.

    Membawa saksi-saksi kunci yang menguatkan laporannya, aktris yang akrab disapa Nyai itu bersikeras ingin menjebloskan Vadel Badjideh ke penjara.

    “Intinya (untuk Vadel Badjideh) dipenjara saja,” tegas Nikita Mirzani.

    (ahs/wes)



    Artikel aslinya

  • Heboh Foto Bharada E Kembali Bertugas Sebagai Polisi, Tuai Hujatan Netizen

    Heboh Foto Bharada E Kembali Bertugas Sebagai Polisi, Tuai Hujatan Netizen



    Jakarta, Insertlive

    Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau yang lebih dikenal sebagai Bharada E sudah resmi bebas bersyarat pada 4 Agustus 2023. Dalam unggahan di media sosial, beredar foto Bharada E kembali bertugas sebagai polisi.

    Bharada E yang berseragam polisi terlihat asyik foto-foto bersama rekan-rekannya yang bertugas menjaga di pertandingan antara Indonesia melawan Australia di Stadion Gelora Bung Karno.

    Tentu saja, foto Bharada E yang sudah kembali bertugas sebagai polisi itu langsung mengundang beragam respons dari pengguna media sosial. Banyak yang menanyakan perihal bagaimana Bharada E bisa kembali diterima menjadi anggota kepolisian usai terlibat kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J bersama Ferdy Sambo.


    Hanya di negara Endonesiah mantan tersangka bebas sebebas²nya. Menyala negaraku,” tulis @in***ak.

    Hebat ya, tukang bvnvh bisa pake seragam polisi yg identik sebagai penegak keadilan. How ironic,” tulis @di***ai.

    Bisaa ya setelah melakukan tembak menembak tidak di pecat??” tulis @ha***jo.

    [Gambas:Instagram]

    Sebelumnya, Bharada E memang tidak jadi dipecat dari anggota Polri. Hasil sidang kode etik Polri yang berlangsung pada Rabu (22/2) memutuskan Bharada E tetap menjadi anggota polisi.

    “Terduga pelanggar masih dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas Polri,” ucap Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

    Meski tetap menjadi polisi, Bharada E dikenakan sanksi demosi atau pemindahan jabatan menjadi lebih rendah selama satu tahun.

    “Sanksi bersifat etika, yaitu perilaku pelanggar dinyatakan perbuatan tercela,” ucap Brigjen Ahmad Ramadhan mengutip detikcom.

    “Sanksi administratif, yaitu mutasi bersifat demosi selama 1 tahun, selesai putusan sidang KKEP,” tambahnya.

    Namun, hal ini justru membuat ayah dari Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat, kecewa. Menurutnya Bharada E seharusnya dipecat dari keanggotaan Polri.

    Samuel Hutabarat melanjutkan bahwa pihak keluarga Brigadir J mendukung Bharada E sebagai justice collaborator karena ingin kasus pembunuhan anaknya terungkap, bukan untuk diterima lagi di Polri.

    “Dia (Bharada E) itu kami dukung karena sebagai justice collaborator, karena kami ingin kasus pembunuhan anak kami terungkap. Maka kami dukung LPSK melindunginya agar kasus terungkap, bukan dukung dia diterima lagi sebagai anggota Polri,” ujar Samuel, seperti dilansir detikSumut, Rabu (22/2).

    Tidak hanya itu, Samuel juga mengungkit kembali fakta bahwa Bharada E adalah orang yang menembak putranya dalam peristiwa pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambo itu.

    “Saya jelaskan, ya di sini saja. Saya mau bicara karena begini, ini anak saya ditembak oleh dia, karena dia bilang alasan diperintah. Jika diperintah, sebagai manusia dia tahu mana baik, mana buruknya, apalagi dia bukan robot. Kecuali dia robot, bisa disuruh-suruh apapun itu dari operatornya, lalu sudah menembak diterima lagi jadi Polri, itu kami kecewa,” jelasnya lagi.

    Samuel Hutabarat pun berharap Polri dengan tegas memecat Bharada E.

    “Kita ingin harusnya dia dipecat dari Polri agar itu bisa jadi pelajaran bagi polisi-polisi ataupun yang lain, jangan sampai mau disuruh hal yang buruk,” pungkasnya.

    (ikh/ikh)




    Tonton juga video berikut:








    Artikel aslinya