Penulis: admin

Florida –

Seorang turis wanita dari New York terluka saat berjemur di Pantai Daytona setelah dilindas truk pikap. Kini korban dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil.

Seorang turis wanita dari New York yang tak disebutkan namanya, berlibur di Pantai Daytona. Saat itu hari sedang cerah, ia berjemur sampai siang.

Sebuah truk pikap melintas di pinggir pantai, kendaraan tersebut keluar dari tempat parkir dekat pantai. Si pengemudi, wanita berusia 84 tahun, keluar tanpa melihat keadaan sekitar.

Korban sedang duduk di kursi pantai, di belakang kendaraan berjenis Chevrolet Colorado. Turis wanita itu langsung dilindas oleh pikap.

“Pengemudi langsung berbelok ke kanan menuju pintu keluar pantai, tetapi tidak melihat pengunjung pantai tersebut sebelum menabraknya dengan ban belakang kanan truk, yang kemudian melindas kepalanya,” kata Kantor Sheriff Volusia, dikutip dari New York Post pada Senin (10/2/2025).

Tidak menyadari bahwa saat mundur menabrak seseorang, pengemudi tersebut terus melaju hingga kemudian dihentikan oleh para saksi.

Kepolisian menyatakan saat ini, korban masih dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi stabil.

Polisi belum menyebutkan nama pengemudi, tetapi mencatat bahwa ia tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan, dan telah dipulangkan.

Siaran pers tidak menyebutkan tentang tingkat dan keparahan cedera wanita tersebut.

(bnl/fem)

Jakarta –

Staycation di hotel memiliki etiket sarapan tersendiri. Hindari menggunakan sandal, bathrobe, dan piyama demi kenyamanan tamu lain.

Dikutip dai LoyaltyLobby pada Selasa (11/2/2025), sebuah foto pernah viral menunjukkan seorang tamu hotel di Taipei menggunakan bathrobe dan sandal kamar saat sarapan di restoran hotel. Kejadian itu bukan yang pertama kali.

Kebanyakan hotel membuat letak restoran yang dapat diakses menuju ke kolam renang, sehingga tamu seringkali berenang sebelum sarapan. Usai olahraga, mereka langsung masuk ke restoran dalam keadaan basah, menggunakan sendal kamar dan bathrobe.

Etiket sarapan di hotel Foto: (Tangkapan layar)

Padahal ada etiket dasar yang harus tamu hotel pahami, tidak menggunakan sendal, bathrobe dan piyama saat sarapan. Alasannya, demi kenyamanan tamu hotel lainnya.

Terkadang, bukan hanya tamu hotel yang sarapan di sana. Hotel-hotel bintang lima dengan restoran yang mewah kerap dikunjungi oleh orang pebisnis bahkan pejabat.

Selain itu, kesehatan dan kebersihan juga menjadi alasan.

Bagian paling kotor dari kamar hotel adalah karpetnya. Pakar perhotelan Jacob Tomsky menjelaskan bahwa sendal hotel hanya digunakan di dalam kamar, saat berada di luar kamar kenakanlah sandal pribadi atau sepatu.

“Bagian paling kotor dari kamar hotel adalah karpetnya. Memang selalu divakum, namun nyaris tak pernah dicuci lebih mendalam, karena ada orang yang selalu menginap di kamar,” kata Jacob, seperti dilansir dari news.com.au

Jacob mengatakan kemungkinan lantai kamar hotel menyimpan komponen berbahaya seperti pecahan gelas dari tamu sebelumnya. Oleh sebab itu, hotel menyediakan sandal secara gratis untuk dipakai tamu di kamar.

Sandal hotel ini berguna untuk melindungi kaki tamu di kamar. Seperti dirangkum dari berbagai sumber, saat sandal itu dipakai ke luar kamar, kemungkinan besar sandal tersebut akan membawa kotoran dari luar ke dalam kamar.

Konsepnya sebenarnya mirip seperti ketika kita memakai sandal yang hanya untuk di dalam rumah, sedangkan kita menggunakan sandal lain atau sepatu untuk ke luar rumah.

Selain itu, sandal hotel yang tipis sebenarnya lebih pas digunakan agar tamu hotel tidak kedinginan ketika menginjak lantai kamar yang terkena pendingin ruangan. Malahan di luar negeri, menggunakan sandal hotel di luar kamar dapat dianggap sebagai hal yang tidak sopan.

Jadi, jangan lagi sarapan dengan menggunakan sandal hotel dan piyama ya, apalagi bathrobe!

(bnl/fem)

Jakarta –

Viral video ratusan wisatawan yang diduga berasal dari India menguasai sebagian Pantai Pattaya dan bikin resah. Tapi setelah ditelusuri turis-turis itu bukan berasal dari India.

Dalam video yang beredar, kelompok tersebut mendirikan tempat tidur sementara, mengonsumsi alkohol, dan membuang sampah sembarangan. Mengutip Pattaya Mail, Selasa (11/2/2025) tindakan itu memicu banyak pertanyaan tentang perilaku mereka dan dampaknya terhadap kebersihan serta citra pantai.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Pattaya, Poramet Ngampichet, menjelaskan bahwa Pattaya menyambut wisatawan dari berbagai negara untuk menikmati pantai yang terbuka bagi penduduk lokal maupun pengunjung internasional. Namun, ia menegaskan bahwa setiap aktivitas di pantai harus mengikuti aturan yang berlaku, untuk menjaga kebersihan serta menghormati pengunjung lainnya.

Pemerintah Kota Pattaya telah memberikan instruksi kepada pihak berwenang untuk memantau dan menjaga ketertiban. Dengan fokus utama pada kebersihan dan mencegah gangguan terhadap pengunjung lain.

Sementara itu, Presiden Asosiasi India Chonburi, Deo Kumar Singh, meluruskan bahwa orang-orang dalam video viral tersebut bukanlah warga negara India. Berdasarkan penyelidikannya, mereka adalah pekerja migran yang berasal dari negara-negara seperti Bangladesh, Myanmar, Nepal, dan Sri Lanka yang disangka sebagai warga India karena penampilan mereka yang mirip.

Mereka hanya menyiapkan tempat untuk beristirahat sementara di pantai dan berangkat ke Bangkok keesokan harinya.

Operator penyewaan payung pantai setempat juga menyatakan keprihatinan atas insiden tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa mereka belum pernah melihat wisatawan yang bermalam di pantai dengan cara seperti itu sebelumnya.

Meskipun wisatawan dari Eropa sering datang untuk berjemur di siang hari, pengaturan bermalam semacam itu dianggap tidak pantas. Para operator itu meminta pihak berwenang untuk menegakkan aturan yang lebih ketat guna menjaga reputasi pantai.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kumar Singh, menyatakan niatnya untuk bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam mengedukasi wisatawan India tentang peraturan yang berlaku di Thailand.

Rencana tersebut meliputi penyelenggaraan kampanye untuk mempromosikan perilaku yang baik, kebersihan, dan pentingnya kerja sama dengan masyarakat setempat.

(upd/fem)