Jakarta –
Pihak Yudha Arfandi turut menghadirkan saksi ahli telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, di dalam sidang kasus kematian Dante. Abimanyu menjelaskan telah melihat dan mencocokkan seluruh CCTV tempat kejadian perkara (TKP) kematian Dante.
“Saya mencocoki (masing-masing CCTV di segala arah), ingin semua data untuk tahu isi VR apa aja. Ada 16 kamera di area masing-masing tapi satu kamera mati,” kata Abimanyu dalam keterangannya di persidangan pada Kamis (12/9/2023).
Selain itu, Abimanyu menganalisis ada 18 kali gerakan Yudha melatih Dante di kolam renang, mulai dari kolam tengah hingga pindah ke arah pojok. Abimanyu juga mengungkapkan kamera CCTV nomor 5 yang tak pernah terpublikasi di mana terlihat tangan Yudha Arfandi ketika melatih Dante, ia menilai tak ada unsur kesengajaan dari Yudha.
“Nggak (mengubah penyebabnya Dante meninggal). Ini unsur kesengajaan atau kelalaian? Itu dasar kematian tadi kelihatan (jika dari kamera nomor 5),” lanjut Abimanyu.
Seusai sidang, Abimanyu menjelaskan tak ada gerakan Yudha Arfandi menenggelamkan Dante. Sehingga ia menilai tindakan Yudha adalah kelalaian setelah melihat kamera nomor 5 tersebut.
“Kelalaian dalam arti umpamanya dia memang berlebihan, dia kemudian-kemudian lalai untuk mengangkat si anak. Tetapi nggak ada gerakan yang menenggelamkan, itu nggak ada. Kalau mau percaya sama kamera samping. Tangannya itu ke samping. Kenapa? Kelihatan, kibas-kibasannya kelihatan. Jadi ini ada anak yang berenang gitu ya. Ini tangannya ke samping. Kita mau jaga keseimbangan dari samping,” papar Abimanyu.
Abimanyu juga menyinggung CCTV nomor 5 jarang terungkap. Ia menilai belakangan CCTV hanya memperlihatkan gerak-gerik Yudha dari belakang saja, yang tidak memperlihatkan posisi tangan Yudha, ia juga menilai ada yang dirahasiakan dari kamera nomor 5 tersebut.
“Tetapi kalau kamera samping tidak pernah mau diulas oleh siapa pun, ahli manapun baik oleh jaksa ataupun yang lain-lainnya, maka fakta ini, bukti ini tidak akan pernah keluar. Kalau saya, kenapa saya lihat dari situ? Ini ada kok. Dan ini harusnya bisa digunakan sebagai analisa. Nah, hal-hal yang kayak gitu yang akhirnya saya bilang kenapa ya kok sampai sekarang kamera nomor 5 ini kayak dirahasiakan, kayak pernah diungkap. Dan kenapa ya saya sebagai orang digital yang harusnya kursi saya adalah membuka data, membersihkan data frame by frame,” papar Abimanyu.
Selain itu, Abimanyu menilai durasi waktu CCTV sebetulnya lebih lama dari yang viral tersebut.
“Di sini dengan durasi waktu dari jam 16.45 sampai jam berapa. Dibilang hanya singkat gitu, nggak. Kalau percaya sama kamera nomor 5, itu mereka sudah latihan berenang dari jam 15.40 sekian. Sudah berenang. Baru kejadian satu jam berikutnya,” pungkasnya.
(fbr/wes)