Jakarta –
Angelina Jolie dan Brad Pitt lagi-lagi jadi sorotan publik. Kali ini, Jolie menuduh mantan suaminya itu berusaha membuatnya menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA) senilai US$8,5 juta atau sekitar Rp1,37 triliun.
Menurut Jolie, perjanjian ini dimaksudkan agar dia tutup mulut soal dugaan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi selama mereka menikah.
Menurut laporan yang dipublikasikan oleh People, tim hukum Jolie menyatakan bahwa Pitt menolak untuk membeli saham Jolie di Château Miraval, kilang anggur yang dulu mereka miliki bersama, kecuali Jolie setuju untuk menandatangani NDA tersebut. NDA ini diklaim dirancang khusus untuk mencegah Jolie berbicara soal dugaan kekerasan yang terjadi.
Situasi semakin panas setelah pihak Jolie meminta Brad Pitt untuk mengungkapkan komunikasi pribadi yang terjadi, termasuk yang melibatkan penasihatnya, dalam beberapa tahun terakhir. Permintaan ini diajukan ke Pengadilan Tinggi Daerah Los Angeles. Namun, pengacara Pitt menanggapi bahwa permintaan ini terlalu luas dan bisa mengganggu proses hukum lain yang sedang berlangsung.
Sejak tahun 2022, Jolie dan Pitt memang terlibat perseteruan hukum yang panjang terkait Château Miraval. Pitt menggugat Jolie karena dianggap melanggar perjanjian terkait penjualan saham kilang anggur tersebut.
Selain itu, mereka juga masih terlibat dalam pertarungan hukum terpisah terkait hak asuh anak-anak mereka.
Dalam dokumen pengadilan, tim hukum Jolie menyatakan bahwa argumen Pitt soal privasi dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga sudah ketinggalan zaman. Mereka menegaskan bahwa Pitt tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk melindungi dirinya dari tuduhan tersebut.
Di sisi lain, tim hukum Pitt meminta agar mosi Jolie terkait pengungkapan komunikasi pribadi ditolak. Mereka berpendapat komunikasi pribadi tersebut tidak relevan dengan perselisihan bisnis mereka.
Selain itu, mereka menuduh Jolie ingin mengubah perselisihan bisnis ini menjadi gugatan ulang atas kasus perceraian mereka.
(dar/ass)